Kegiatan Remedial Kegiatan Pengayaan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 265 BAB V Peran Serta Umat Katolik dalam Pembangunan Bangsa Indonesia Pada Bab-bab sebelumnya kita telah belajar tentang kemajemukan atau pluralitas masyarakat Indonesia. Kemajemukan agama dan kepercayaan, juga suku, budaya bahkan ras serta warna kulit merupakan ciri keindonesiaan kita. Meski berbeda- beda, kita adalah satu. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara yang mempertegas jati diri bangsa kita. Kesatuan dan persatuan kita dibangun diatas dasar Pancasila yang merupakan ilsafat hidup dan ideologi bangsa. Pada Bab V ini kita akan belajar tentang “Peran Serta Umat Katolik Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia”. Kita menyadari bahwa keanekaragaman bukanlah halangan, melainkan kekuatan untuk membangun bangsa dan negara tercinta. Untuk itu kita umat Katolik ikut serta menciptakan iklim persaudaraan dan kekeluargaan antarsesama anak bangsa. Untuk saling melayani dan dalam semangat gotong royong kita melayani kepentingan umum. Dengan semangat kebersamaan dalam pembangunan, kita menjadi tanda keselamatan dan turut mewujudkan kerajaan Allah di bumi ibu pertiwi. Untuk membangun kesadaran akan peran serta kita sebagai umat Katolik dalam pembangunan bangsa Indonesia yang adil dan sejahtera sesuai cita-cita negara Indonesia, maka pada bab ini akan dibahas berturut-turut beberapa pokok bahasan berikut. A. Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan B. Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara seperti yang dikehendaki Tuhan. C. Dasar Keterpanggilan Gereja dalam Membangun Bangsa dan Negara 266 Kelas XII SMA

A. Membangun Bangda dan Negara yang Dikehendaki Tuhan

Kompetensi Dasar 3.5 Memahami makna keterlibatan aktif umat Katolik dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. 4.5 Berperan aktif umat Katolik dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Indikator • Menganalisis situasi masyarakat Indonesia dewasa ini berdasarkan sebuah kasus perburuhan di Tangerang. • Menganalisis situasi masyarakat Indonesia dalam terang Kitab Suci Luk 4:18- 19 • Menjelaskan ajaran Gereja tentang usaha-usaha masyarakat untuk membangun masyarakat seperti yang dikehendaki Tuhan Evangelii Nuntiandi artikel 31 • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam usaha membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan dan cara mengatasinya; • Menjelaskan partisipasi-aktif apa yang dapat dilakukan untuk membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan. Bahan Kajian 1. Situasi masyarakat Indonesia dewasa ini. 2. Usaha-usaha membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan. 3. Hambatan-hambatan dalam membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan. 4. Partisipasi siswa dalam membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan. Sumber Belajar 1. Kitab Suci 2. Konferensi Waligereja Indonesia KWI. Iman Katolik. Kanisius: Yogyakarta, 1996. 3. A. Heuken SJ. Ensiklopedi Gereja. Cipta Loka Caraka: Jakarta, 1991. 4. Pengalaman siswa. Pendekatan Saintiik dan Kateketis Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 267 Metode DialogTanya Jawab, Diskusi, Informasi, dan Penugasan. Sarana 1. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 2. Buku Siswa Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti utuk SMA Kelas XII Waktu 3 × 45 menit. Pemikiran Dasar Ketika Soekarno dan Hatta serta para pendiri bangsa lainnya memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, cita-cita yang mereka tanamkan adalah Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, damai sejahtera bagi seluruh rakyatnya. Cita-cita tersebut dituangkan dalam dasar negara Pancasila, khususnya pada sila kelima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Apakah setelah puluhan tahun merdeka, apakah cita-cita pendiri bangsa ini sudah diwujudkan? Kepemimpinan nasional sudah silih berganti, berbagai kebijakan sistem politik dan ekonomi telah dilakukan, namun cita-cita adil, makmur, damai dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia belum kunjung tiba. Secara ekonomi, masih terdapat kesenjangan atau jurang antara yang kaya dan miskin. Secara politik masih terdapat diskriminasi antara mayoritas dan minoritas. Bahkan dalam praktiknya, bertumbuh subur perilaku korupsi politik dan politik korupsi untuk kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Dalam 10 tahun belakangan, sebagian besar kepala daerah, yaitu, bupati, walikota, gubernur harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi karena terlibat dalam kejahatan korupsi. Secara hukum, kita menyaksikan ketidakadilan terjadi di banyak lembaga hukum dan peradilan negara. Hukum hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas. Artinya bahwa hukum hanya berlaku bagi rakyat jelata, namun tidak berlaku bagi kaum penguasa atau pengusaha yang dapat membeli hukum di lembaga-lembaga hukum dan peradilan negara. Sebagai umat kristiani kita hendaknya berusaha dan berjuang untuk membangun bangsa dan negara dengan berpijak pada moralitas kristiani, mengutamakan kepentingan umum bonum commune, yaitu kesejahteraan yang merata bagi seluruh warga. Kita meneladani Yesus sebagai tokoh sentarl iman kita yang mewartakan kabar baik tentang Kerajaan Allah bdk. Luk 4: 18-19. Selama hidup-Nya, Yesus telah berusaha untuk mewujudkan misi-Nya itu. Melalui kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati ajaran Yesus dan ajaran Gereja-Nya serta berusaha ikut serta membangun bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan kehendak Tuhan.