Pendekatan Pembelajaran Kompetensi Inti dan

4 Kelas XII SMASMK KOMPETNSI INTI KOMPETNSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1. 1. Menghayati panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 1. 2. Menghayati nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus 1. 3. Menghayati kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 1. 4. Menghayati makna berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain 1. 5. Menghayati makna keterlibatan aktif umat Katolik dalam membangun bangsa dan negara Indonesia 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap 2. 1. Berperilaku tanggungjawab pada panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 2. 2. Berperilaku peduli pada nilai- nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 5 sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2. 3. Berperilaku cinta damai pada kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 2. 4. Berperilaku proaktif untuk berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain 2. 5. Berperilaku tanggungjawab sebagai umat Katolik dalam keterlibatan aktif membangun bangsa dan negara Indonesia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3. 1. Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 3. 2. Memahami nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus 3. 3. Memahami kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 3. 4. Memahami makna berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain 3. 5. Memahami makna keterlibatan aktif umat Katolik dalam membangun bangsa dan negara Indonesia 6 Kelas XII SMASMK 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4. 1. Melaksanakan panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 4. 2. Menerapkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan ajaran Yesus Kristus 4. 3. Mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 4. 4. Berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain 4. 5. Berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara Indonesia Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 7 BAB I Panggilan Hidup Sebagai Umat Allah Dalam kehidupan agama Katolik Kristiani, kata panggilan dikaitkan dengan Tuhan. Artinya bahwa Tuhanlah yang memanggil manusia agar manusia hidup sesuai kehendak-Nya. Panggilan hidup, baik religius maupun awam senantiasa menuntun seseorang untuk hidup secara bertanggungjawab. Panggilan hidup menunjukkan bahwa manusia memilki kehendak bebas menentukan apapun yang baik bagi dirinya secara otonom. Kitab Suci menjelaskan bahwa manusia dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus Kristus. Sebagai murid-murid Yesus, kita menjadi garam dan terang bagi sesama. Untuk memahami makna dan hakikat panggilan hidup sebagai umat Allah, maka pada kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati bahwa hidupnya sungguh bermakna. Peserta didik yang sudah beranjak dewasa diharapkan memahami tentang makna hidup keluarga, tradisi perkawinan Katolik, tantangan dan peluang untuk membangun keluarga yang ideal atau yang dicita-citakan, makna hidup membiara, serta profesi atau karya sebagai panggilan hidup. Untuk memahami makna panggilan hidup sebagai umat Allah, maka pada Bab I pertama ini, peserta didik akan menggeluti lima pokok-bahasan yaitu; A. Hidup Manusia yang Bermakna B. Panggilan Hidup Berkeluarga C. Perkawinan dalam Tradisi Katolik D. Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga yang Dicita-citakan E. Panggilan Hidup Membiara F. Panggilan KaryaProfesi

A. Hidup Manusia yang Bermakna

Kompetensi Dasar 3.1 Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut 8 Kelas XII SMASMK 4.1 Melaksanakan panggilan hidupnya sebagai umat Allah Gereja dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut Indikator • Menjelaskan makna hidup manusia menurut pengalaman hidup manusiawi dari sebuah kisah kesaksian “bangkit dari keterpurukan”. • Menjelaskan makna hidup manusia menurut ajaran Kitab Suci Matius 5:1 – 12 • Menuliskan releksi tentang hidup manusia yang bermakna Bahan Kajian 1. Pandangan masyarakat dan peserta didik sendiri tentang makna hidup manusia 2. Ajaran Kitab Suci tentang makna hidup manusia yang bermakna 3. Penghayatan akan makna hidup sebagai anugerah dan panggilan Tuhan Sumber Belajar 1. Kitab Suci Perjanjian lama dan Perjanjian Baru 2. Dokpen KWI penterj Dokumen Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta, 1993 3. KWI, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995 4. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Ende Flores, 1995 Pendekatan Saintiik dan kateketis Metode Cerita, tanya-jawab, diskusi, presentasi, informasi, releksi, aksipenugasan Sarana 1. Kitab Suci Alkitab 2. Buku Siswa SMASMK, Kelas XII, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3 x 45 menit Pengelolaan waktu untuk kegiatan pembelajaran subtema ini dapat disesuaikan dengan pengaturan jam pelajaran di sekolah masing-masing.