Ketidakadilan Menurut Kitab Suci 1 Menyimak cerita Kitab

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 93 kejahatan. 40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? 41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. 42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 43 Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. 44 Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.” 45 Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” 46 Tetapi Ia menjawab: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.

2 PendalamanDiskusi

a Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan- pertanyaan dari cerita Kitab Suci yang telah dibaca. b Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok membahas pertanyaan-pertanyaan, misalnya: • Nabi Amos mengungkapkan kata-kata keras kepada siapa? • Apa saja bentuk-bentuk ketidakadilan yang dikecam oleh nabi Amos? • Nabi Amos membela suatu kelompok. Sebut dan jelaskan mengapa nabi Amos membela mereka? • Apa pesan dari Injil Lukas 11: 42-46?

3 Peneguhan

Setelah peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, guru memberikan penjelasan: a Keserakahan rupanya senantiasa terjadi sepanjang hidup manusia. Dalam Kitab Suci lihat Amos 5:7-15 diceritakan tentang orang- orang yang serakah, yang mendatangkan kemelaratan bagi orang lain. b Situasi masyarakat atau bangsa Israel pada waktu nabi Amos tampil adalah kekayaan dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang merusak hidup mereka sendiri. Orang-orang berkuasa dan kaya menipu dan memeras orang-orang kecil. c Ketidakadilan juga terus berlangsung pada masa hidup Yesus. Terjadi penindasan terhadap orang-orang yang tidak berdaya. Bahkan pelakunya adalah termasuk kaum agamawan Yahudi yang 94 Kelas XII SMASMK seharusnya membela dan menegakkan keadilan sosial. Karena itulah Yesus mengecam keras para agamawan yang suka bersikap picik dan munaik lihat Lukas 11:42-46.

e. Upaya Memperjuangan Keadilan 1 Diskusi kelompok

Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok membahas pertanyaan: a Bagaimana negara kita menjamin keadilan bagi warganya? b Bagaimana Gereja memperjuangkan keadilan?

2 Melaporkan hasil diskusi

Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi .

3 Peneguhan

Guru memberikan penjelasan, setelah peserta didik menyampaikan laporan hasil diskusinya. a Keadilan adalah Dasar Masyarakat dan Negara Keadilan adalah keutamaan sosial yang paling mendasar. Sebab keadilan tidak hanya mengatur kehidupan orang per orang, melainkan kehidupan bersama antarmanusia. Keadilan adalah keutamaan khas manusiawi, karena dengan sadar dan sengaja yakni dengan menggunakan akal budi dan kehendak bebas manusia mengakui hak orang lain, bukan hanya karena takut atau beruntung. Keadilan adalah suatu prinsip menata dan membangun masyarakat. Prinsip ini tidak jarang harus melawan kekuatan lain yang juga menyusun masyarakat, misalnya masyarakat kekuasaan, masyarakat yang dibangun berdasar ideologi tertentu, dan sebagainya. Di mana tidak ada keadilan, maka masyarakat atau negara memiliki dasar yang goyah. b Pola Pendekatan untuk Menegakkan Keadilan Pola yang dapat digunakan untuk menegakkan keadilan adalah pola kooperatif. Pola ini melibatkan orang-orang yang tertindas untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan. Langkah-langkah yang harus diambil adalah: • Kita perlu mempelajari dengan baik masalah hak-hak dasar manusia, sehingga orang dapat menentukan mana yang perlu dilindungi dan mana yang perlu ditegaskan. Keadilan merupakan suatu kenyataan yang harus diperjuangkan untuk menghadapi situasi dunia yang tampak makin tidak menentu, di mana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 95 dasar manusia terjadi. Tidak seorang pun boleh dirampas hak- haknya, dan tidak ada orang yang boleh merampas hak orang lain, karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang luhur. • Keadilan hanya dapat diperjuangkan dengan memberdayakan mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Tidak cukup hanya dengan karya belas kasih. Para korban ketidakadilan sendiri harus disadarkan tentang situasi yang tidak adil ini dan kemudian bangkit bersama-sama melalui berbagai usaha kooperatif untuk memperbaiki nasibnya. Dengan cara demikian, suatu struktur dan sistem sosial yang tidak adil dapat diubah. • Cara bertindak yang tepat adalah dengan memberikan suatu kesaksian hidup melalui keterlibatan untuk mencapai suatu keadilan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita harus mulai dengan diri sendiri dan lingkungan kita, misalnya dalam lingkungan Jemaat Kristiani sendiri. • Usaha memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan dengan mereka yang diperlakukan tidak adil tidak boleh dilaksanakan dengan kekerasan. Keunggulan cinta kasih dalam sejarah menarik banyak orang untuk memilih dan bertindak tanpa kekerasan melawan ketidakadilan. Bekerja sama perlu diusahakan.

f. Releksi dan aksi

1 Releksi Guru meminta peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi tentang pentingnya menghayati makna keadilan dalam hidupnya.

2 Aksi

a Guru meminta peserta didik untuk mengamati kasus ketidakadilan yang paling menonjol di lingkungannya. Kemudian membuat rencana aksi yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan ketidakadilan tersebut. b Guru mengajak peserta didik untuk membuat sebuah niat tertulis tentang upayanya bersikap adil dalam hidupnya sehari-hari, di rumah, sekolah, serta dalam lingkungan masyarakat.

2. Memperjuangkan Kebenaran

a. Mengamati kasus

1 Guru mengajak peserta didik untuk mengamati dan mencatat perilaku- perilaku orang yang melakukan kebohongan. 2 Guru mengajak peserta didik untuk menyimak kisah berikut ini.