Hubungan antara Kerja dan Doa

66 Kelas XII SMASMK 2 Doa dan kerja memiliki keterkaitan yang sangat erat. Semakin kita bekerja maka seharusnya semakin kita berdoa. Karena: a Ketika kerja semakin banyak, dapat membuat orang semakin tenggelam dan terikat pada kerja. Maka doa sebagai releksi atas kerja harus ditingkatkan supaya kerja tetap murni dalam segala aspek. b Kalau kerja semakin banyak, tentu semakin dibutuhkan kekuatan dan dorongan. Doa dapat menjadi kekuatan bagi orang beriman. Doa dan kerja seharusnya merupakan ungkapan dan perwujudan iman seseorang.

c. Kerja dan Istirahat

1 Kerja dan istirahat merupakan dua hal yang saling melengkapi. Karena memerlukan istirahat, manusia seharusnya bekerja menurut irama alam seperti yang dilakukan oleh para petani dalam masyarakat pedesaan: peredaran hari dan pergantian musim menetapkan irama kerja dan istirahat. Namun di dunia industri irama semacam itu hancur: orang bekerja dalam irama mesin dan di bawah perintah orang lain. Tidak jarang orang kehilangan haknya untuk beristirahat demi target produksi. Dengan demikian kerja bukan merupakan bagian hidup manusia lagi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan di luar manusia. Dengan kata lain pekerjaan menjadi sarana produksi melulu dan dengan demikian merendahkan martabat manusia. 2 Perlu kita ingat pekerjaan itu bernilai karena manusia sendiri bernilai. Dalam situasi di mana manusia tidak dapat menikmati nilai kerjanya secara pribadi dan langsung, maka upah dan kedudukannya dalam masyarakatlah yang mengungkapkan nilai kerjanya. Dalam hal ini manusia dipandang dan diperlakukan sebagai alat produksi, bukan sebagai citra Allah, suatu hal yang merendahkan martabat manusia. 3 Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa Allah sendiri juga bekerja. Sebagai Pencipta, Ia bekerja enam hari lamanya dan beristirahat pada hari yang ketujuh Kej 1:1-2:3. Bahkan Ia tetap bekerja sampai hari ini Yoh 5:17. Sebagai citra Allah, manusia harus meneladani Dia, juga dalam bekerja. Semua orang harus bekerja apa pun kedudukan sosialnya atau jenis kelaminnya; “Enam hari lamanya engkau akan bekerja…..” Kej 23:12. Dengan bekerja sehari-hari manusia berpartisipasi dalam usaha Tuhan Pencipta; ia diajak untuk turut menyempurnakan diri sendiri dan dunia mengembangkan alam raya dengan kerjanya. Sekaligus dengan bekerja manusia memuliakan Allah dan mengabdi kepada-Nya sebagai tujuan akhirnya. 4 Dalam Kitab Suci dikatakan, bahwa Tuhan tidak hanya bekerja, tetapi juga beristirahat. Hari ketujuh merupakan hari istirahat, setelah enam hari sebelumnya Ia bekerja. Ia menyuruh manusia untuk beristirahat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 67 juga setelah bekerja: “…hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan suatu pekerjaan” Kel 20:10. Maka sebagai citra Allah manusia tidak dapat dipaksa untuk bekerja secara terus menerus. Ia juga harus diberi kesempatan untuk beristirahat. 5 Maka sebetulnya dalam irman Tuhan itu terkandung tiga kewajiban manusia; kewajiban bekerja, kewajiban beristirahat, dan kewajiban melindungi mereka yang harus bekerja dalam ketergantungan. Dengan demikian, hidup semua orang dilindungi. Jadi, jangan sampai kerja menjadi lebih penting daripada hidup dan hasil kerja dinilai lebih tinggi daripada manusia. Firman Tuhan mau membebaskan manusia dari penindasan manusia oleh pekerjaan dan perencanaannya sendiri. Tuhan menghendaki supaya manusia tetap tinggal sebagai “citra Allah” dan bukan alat produksi. Langkah Ketiga: Menghayati Arti dan Makna Kerja 1. Releksi Guru mengajak peserta didik untuk menuliskan sebuah releksi tentang kerja; bagaimana ia mempersiapkan masa depannya untuk bekerja kelak dengn memulainya dari bangku sekolah.

2. Aksi

a. Guru mengajak peserta didik untuk rajin belajar untuk mempersiapkan masa depannya untuk bekerja. b. Guru mengajak peserta didik untuk menghargai serta bersikap hormat, sopan dan santun pada guru serta semua karyawan di sekolahnya yang bekerja untuk melayani mereka setiap hari. Doa Penutup Allah Bapa yang penuh kasih, Kami bersyukur atas anugerah kemampuan, atau talenta yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga dengan talenta itu, kami dapat berkarya dalam hidup kami untuk kemajuan hidup kami serta kemajuan hidup masyarakat serta untuk memuliakan Engkau sepanjang segala masa. Amin.