Mengamati model toleransi antarumat beragama di Indonesia

238 Kelas XII SMA “Memang, kedua tempat ibadah ini disepakati berdiri dan diresmikan secara bersamaan, sebagai simbol kerukunan umat beragama di Jawa Timur, khususnya di Surabaya. Kenapa demikian, agar bangunannya sama-sama tinggi, sama-sama rendah, karena inilah wujud kebersamaan sebagai negara yang saling menghormati antarpemeluk agama,” terang Ketua Bidang Kerosulan Paroki Sakramen Mahakudus Josaphat Haryono, Sabtu 89. Bahkan, lanjut dia, tak jarang kami saling bahu membahu untuk membantu satu sama lain. “Misalnya ketika kita mengadakan acara Misakudus, karena jemaatnya bejibun dan tak ada lahan parkir, pihak Masjid Agung MAS bersedia meminjamkan lahan parkirnya. Dari GP Ansor juga ikut membantu dalam soal keamanan. Kalau dulu, saat peresmian, PDIP juga ikut membantu keamanannya,” kata dia bercerita. Sekadar informasi, sebagai pemekaran Paroki Yohanes Pemandi dan Paroki Gembala Yang Baik, paroki ini dibangun berkat kerja keras Romo Johanes Heijne SVD. Proses perizinan panjang dan berliku, tapi beres berkat kebijaksanaan Cak Narto. Dan dari sekian gereja dan masjid yang ada di Surabaya, hanya MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus yang berdiri bersebelahan. Kedua bangunan megah ini, hanya dipisah ruas jalan dengan lebar sekitar 10 meter. Ketika diresmikan presiden sekaligus ulama’ kontroversial itu, jemaat Paroki Sakramen Mahakudus meminta Gus Dur untuk memimpin doa. “Namun dijawab oleh Gus Dur, kalian itu yang lebih dekat dengan Tuhan, wong kalian itu manggilnya Bapak, jadi yang paling dekat dengan Tuhan itu ya kalian,” kata Josaphat menceritakan lelucon yang dilontarkan Gus Dur, sambil mengingat-ingat pidato salah satu tokoh NU tersebut. “Mungkin baru kali ini ada Presiden Republik Indonesia yang meresmikan gereja dan memberikan kata sambutan sangat menarik,” terangnya. Di tempat terpisah, di pelataran MAS, seorang jamaah mengatakan kalau di Surabaya kerukunan umat beragama masih tergolong kondusif dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Salah satu buktinya adalah keberadaan MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus yang bisa hidup berdampingan dengan saling menghormati satu sama lain. “Ini wujud dari ayat Lakum Diinukum Waliyadiin. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Jadi kita tak perlu saling bersitegang soal keyakinan masing-masing, asal kita sama-sama tidak saling mengganggu. Dan buktinya, sejak kedua tempat ibadah ini berdiri, kita sama-sama tidak terganggu dengan aktivitas beribadah kita masing-masing,” kata Ragil Priyonggo yang hendak menunaikan ibadah salat Zuhur di MAS. MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus, diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dan gereja dalam arti luas, MAS sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, kultural dan edukatif termasuk wisata religi, untuk membangun dunia Islam yang rahmatan lil alamien. Begitu juga dengan Paroki Sakramen Mahakudus yang sanggup menjadi pusat gereja dengan konsep yang sama. Secara lahiriyah, MAS dan Paroki Sakramen Mahakudus menjadi landmark kota Surabaya, dan secara Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 239 simbolik memperkaya peta dunia tentang keberagaman agama di Indonesia, yang tentunya mengangkat citra kota Surabaya di mancanegara. “Dari cerita yang saya dengar, kedua tempat ibadah ini, konsep bangunannya juga dikerjakan oleh tim dari Institut Teknologi 10 November Surabaya ITS,” pungkas Ragil. http:www.merdeka.comperistiwamas-amp-paroki-sakramen-wujud-lakum-diinukum-waliyadiin. html. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014

b. Diskusi

1 Guru memancing peserta didik untuk bertanya setelah membaca artikel tersebut. 2 Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang toleransi berdasarkan artikel tersebut dengan membahas beberapa pertanyaan. Misalnya: a Apa isi atau pesan berita koran itu? b Apa kesanmu tentang berita itu? c Apakah di tempat-tempat lain di Indonesia terdapat bangunan rumah-rumah ibadat yang berdiri berdampingan, dan apa tujuannya? d Mengapa di beberapa tempat di Indonesia masih terjadi kasus- kasus intoleransi umat beragama? e Apa ajaran Gereja tentang dialog antarumat beragama?

c. Peneguhan

Guru memberikan penjelasan sebagai penguatan atas jawaban peserta didik dari diskusi kelas yang telah dilaksanakan. Langkah Kedua: Mendalami Ajaran Gereja tentang Dialog antar-Umat Beragama

1. Ajaran Gereja Katolik tentang Dialog Antarumat Beragama

Guru mengajak peserta didik untuk menyimak ajaran Gereja berikut ini. “Gereja Katolik tidak menolak apapun yang benar dan suci di dalam agama- agama ini. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni “jalan, kebenaran dan hidup” Yoh 14:6; dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama- 240 Kelas XII SMA agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.” NA.2

2. PendalamanDiskusi