Menyimak cerita Hidup Manusia yang Bermakna

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 11 a. Apa yang membuat ibu itu sedih berkepanjangan? b. Apa yang membuatnya sadar? c. Apa yang dilakukannya kemudian? d. Apa pendapat kamu tentang kisah ini? e. Adakah pengalaman pribadimu atau pengalaman dari orang lain yang kamu dengar tentang pemaknaan hidup dalam suatu peristiwa kehidupan?

3. Peneguhan

Setelah peserta didik mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dilanjutkan dengan diskusi kelas atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, guru memberikan penjelasan, misalnya sebagai berikut: a. Pengalaman kehilangan anak ada hikmahnya bagi sang ibu. Ia bangkit dari keputusasaan yang mendera hidupnya setelah ditinggalkan suami tercinta. Ia merasa hidupnya tidak bermakna, tidak berharga, tidak berguna lagi. Namun setelah peristiwa anaknya hilang karena egoismenya itu, ia pun sadar, bersemangat kembali atas dasar kasihnya kepada anak-anaknya yang masih kecil, yang sangat membutuhkan sang ibu untuk menjaga, membesarkan, mendidik mereka dengan penuh cinta sampai mereka dewasa. Bunda Maria dijadikan teladan hidupnya untuk merawat hidup keluarganya. b. Di sinilah sang ibu menemukan makna hidup sebenarnya. Ia ingin bekerja keras untuk kebahagiaan keluarganya. Ia mau menjadi saluran berkat bagi anak-anaknya yang sedang bertumbuh dan berkembang. Langkah Kedua: Menggali Ajaran Kitab Suci tentang Makna Hidup Manusia.

1. Menelusuri Ajaran Kitab Suci

a. Setelah peserta didik memahami makna hidup dari cerita “bangkit dari keterpurukan”, guru mengajak peserta didik untuk menemukan mengeksplorasi ajaran Kitab Suci Alkitab tentang makna hidup manusia. Ada beberapa teks dalam Kitab Suci yang dapat dirujuk misalnya Ayub 2:4; Markus 8:37; Matius 5:1-12. b. Pada kegiatan pembelajaran ini guru mengajak peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci berikut ini. Delapan Sabda Bahagia Yesus Matius 5:1 – 12 1 “Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya. 3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan