ANALISIS PROSIDING 2nd ACISE 2015

Semarang, 7 Oktober 2015 257 Grail Research. 2009. The Green Revolution. Grail Research, LCC. Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia Yogyakarta. Hashemi, Seyed. Karimi, Amir. Tavana, Majid. 2014. An Integrated Green Supplier Selection Approach with Analityc Network Process and Improved Grey Relational Analysis. International Journal Production Economic. International Trading Center ITC. 2000. Developing Supply Strategies. USA: ITC. Kadarsah, Suryadi, Ali Ramdani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Kainuma, Y., Tawara N. 2006. A Multiple Attribute Utility Theory Approach to Lean and Green Supply Chain Management. International Journal of Production Economics. 101 1: 99-108. Knight, Louise, Tu, Yi-Hsi dan Preston, Jude. 2014. Integrating Skill Profilling and Purchasing Portfolio Management: An Opportunity for Building Purchasing Capability. International Journal Production Economics. 147 2014 271-283 Kuo, R.J., Wang, Y.C. Tien, F. C., 2010. Integration of Artificial Neural Network and MADA methods for Green Supplier Selection. Journal of Cleaner Production. 18:1161-1170. Kurniawati, Dewi., Yuliando, Henry., Widodo, Kuncoro. 2013. Kriteria Pemilihan Pemasok Menggunakan Analytical Network Process. Jurnal Teknik Industri ISSN 151, 24-32. La Londe, Bernard J. and James M. Masters. 1994 Emerging Logistics Strategies: Blueprints for the Next Century. International Journal of Physical Distribution and Logistics Management. 247. 35- 47. Lambert, Douglas M., James R. Stock, and Lisa M. Ellram. 1998 Fundamentals of Logistics Management . Boston, MA: IrwinMcGraw-Hill, Chapter 14. Lee, A. H. I., Kang H. Y., Chang C. T. 2009. A Green Supplier Selection Model for high-tech Industry . Expert system with application. Noci, G. 1997. Designing ‘green’ Vendor Rating System for the Assesment of Supplier’s Enviromental Performance. European Journal of Purchasing Supply Management, 32: 103 – 114. Padhi, S.S., Wagner, S., dan Aggarwal, Vijay. 2012. Positioning of Comodities Using the Kraljic Portfolio Matrikx. Journal of Purchasing supply Management. 18 1-8 Penfield, P. 2007. Sustaunability can be Competitive Advantage. Whitman School of Management. Prostean, Gabriela. Badea Andra. Vasar Cristian dan Octavian Prostean. 2014. Risk Variabel in Wind Power Supply Chain. Procedia – Social and Behavioral Science. 124 2014: 124-132. Pujawan I. Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Pujawan, I N. dan Mahendrawati. 2010. Supply Chain Management, Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya. Saaty, T. L. 1977. The Analytic Hierarchy Process. McGraw Hill: Colombus. Saaty, T. L. 1996. Decision Making with the AHP. International Journal of Service Science. Vol 1. 83- 98. Samadhan, Deshmukh. Sunnapwar, Viviek. 2013. Validation of Performance Measures for Green Supplier Selection in Indian Industries. International Journal of Modern Engineering Research IJMER. 33: 1617 – 1622. Sarkis J. 2003. A Strategic Decision Framework for Green Supply Chain Management Literature. Eluivire Ltd. Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP Analytical Hierarchy Process, http:syaifullah08.files.wordpress.com201002pengenalan-analyticalhierarchy-process.pdf, download tanggal 6 Februari 2015 Suliantoro, Heri , Nugroho, Susatyo dan Juanita, Fany. 2013. Penerapan Model Kraljic’s Matrix Purchasing Portfolio pada Strategi Pembelian Bahan Baku Studi Kasus PT Nyoya Meneer Semarang. Prosiding Seminar Nasional Industrial Engineering National Conferencee IENACO – 2014. Suprapto, Johannes. 1991. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Rieke Cipta. Tabucanon, Mario T. 1988. Multiple Criteria Decision Making in Industry. Devision of Industrial Engineering and Management Asian Institute of Technology Bangkok Thailand: Elsevier Science Publisher. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hlm. 877. Vachon, S., Klassen, R. D. 2006. Green Perfect Partnership in the Supply Chain: The case of the package printing industry. Journal of Cleaner Production, 14 6-7: 661-671. Semarang, 7 Oktober 2015 258 ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI METODE AGREGASI UNTUK MEMBANGUN INDEKS KOMPOSIT Ratna Purwaningsih, Sherly Ayu Wardani, Naniek Utami Handayani Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Semarang 50239 Telp 024 7460052 E-mail: sherlywardaniiigmail.com ABSTRAK Indikator yang telah dikompositkan indeks komposit digunakan untuk mengetahui performansi dalam berbagai bidang maupun wilayah. Indeks komposit menjadi sebuah alat yang sangat berguna dalam menganalisis suatu kebijakan. Indeks komposit juga sangat berguna dalam membandingkan performansi branchmaking performance antar negara ataupun wilayah. Dalam penyusunan indeks komposit diperlukan berbagai indikator baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Indikator yang digunakan dalam membangun indeks komposit harus diagregasikan. Agregasi dapat dilakukan dengan pendekatan linier, geometris dan multi atribute. Pendekatan agregasi yang berbeda menghasilkan indeks komposit yang berbeda. Penelitian ini melakukan perbandingan pendekatan agregasi dalam membangun indeks komposit melalui penelusuran pustaka dan focus group discussion. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa metode agregasi linear yang paling banyak digunakan karena paling sederhana, agregasi geometri dapat memberi hasil penilaian yang lebih sensitif dan agregasi dengan pendekatan Multi atribut digunakan untuk menggabungkan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pada akhir pembahasan diberikan contoh penggunaan agregasi linear pada penilaian keberlanjutan pengelolaan perikanan. Kata Kunci : indeks komposit, perbandingan metode agregasi, indikator

1. PENDAHULUAN

Mengkompositkan indikator indeks komposit menjadi sebuah pendekatan yang inovatif dalam mengevaluasi beberapa bidang seperti pembangunan berkelanjutan atau sustainable development Atkinson dkk, 1997 dalam Singh dkk, 2009. Menghitung nilai agregat merupakan teknik yang digunakan untuk membangun indikasi. Indikasi ini berguna dalam mengevaluasi aspek yang sedang diukur. Indikator dan komposit indikator dikenal sebagai alat yang sangat berguna dalam pembuatan kebijakan dan alat komunikasi publik. Misalnya dalam mengumpulkan informasi performansi negara di bidang pembangunan lingkungan, ekonomi, sosial atau teknologi Singh dkk, 2009. Indikator yang telah dikompositkan dikenal dengan istilah indeks komposit. Indeks komposit telah digunakan dalam berbagai bidang seperti Technology Achievement Index TAI , Total Contribution Coeficient TCC yang digunakan untuk mengukur kapabilitas bidang teknologi, composite environmental index untuk mengukur performa lingkungan atau sustainability, well-being index untuk mengukur kualitas hidup dibidang sosial dan lain sebagainya. Indeks komposit menggambarkan fenomena dan trend dari indikator yang disederhanakan, selain itu indeks komposit juga menggambarkan analisis dan informasi yang kompleks. Penyusunan indeks komposit memerlukan indikator yang sesuai dengan fenomena yang diukur dan metodologi yang tepat Bossel, 2001 dalam Singh dkk, 2009. Agregasi merupakan salah satu langkah dalam membangun indeks komposit. Terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam membangun indeks komposit yaitu agregasi secara linier, agregasi secara geometris dan agregasi menggunakan pendekatan multi attribute OECD, 2008. Setiap agregasi memiliki tujuan yang berbeda dalam mengkompositkan indikator sehingga penentuan metode agregasi akan mempengaruhi keluaran dari indeks komposit. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara agregasi menggunakan pendekatan linier, geometris dan pendekatan multi-attribut serta contoh aplikasi indeks komposit dalam berbagai bidang.

2. INDEKS KOMPOSIT

Indeks komposit adalah kumpulan indikator dan sub indikator yang tidak memiliki unit pengukuran, setiap indeks komposit dapat dianggap sebagai model, yang penyusunannya mengikuti serangkaian langkah agar indeks yang dihasilkan menjadi berguna dan berlaku umum. Indikator yang menjadi bagian dalam penyusunan indeks komposit dapat ditentukan berdasarkan teori yang