Faktor Pendorong Terwujudnya Teknologi Bersih melalui GM

Semarang, 7 Oktober 2015 115 Sumber: Cho dkk 2013 Langkah penyelesaian FAHP adalah sebagai berikut Cho dkk 2013: 1. Menyusun kerangka hirarki untuk perbandingan berpasangan. 2. Menghitung nilai consistency ratio CR perbandingan berpasangan. 3. Mengubah skala penilaian menjadi Triangular Fuzzy Number TFN seperti pada Tabel 2. Agregasi dari keputusan grup Diasumsikan terdapat M responden dan tiap responden memberikan penilaian. Maka nilai matriks dapat digabungkan dengan matriks melalui metode rata-rata geometrik dengan rumus: 1 4. Menghitung nilai bobot fuzzy Nilai karakteristik vektor dari matriks fuzzy dinamakan nilai bobot dari elemen. Perhitungan dilakukan dengan metode column vector geometric mean methode yang diungkapkan oleh Buckley 1985. Berikut adalah rumus yang digunakan: 2 3 Dimana adalah kolom i, baris ke j dari matriks i, j = 1, 2,..., n ; adalah nilai rata-rata vektor kolom dari bilangan fuzzy i = 1, 2, ..., n ; adalah bobot ke i dari karakteristik kriteria. 5. Defuzzifikasi Karena triangular fuzzy number TFN terdiri dari tiga nilai, maka bilangan fuzzy tersebut harus didefuzzifikasi terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai tunggal. Metode center of area COA digunakan untuk menghitung niali best non-fuzzy performance BNP. Jika nilai dari menunjukkan nilai BNP dari kriteria ke i, maka BNP dihitung dengan rumus: 4 6. Perhitungan bobot Bobot dari karakteristikkriteria adalah nilai standarisasi dari STD- , berikut rumus yang digunakan: 5

d. Metoda Delphi

Teknik evaluasi Delphi merupakan salah satu alat dari teknik evaluasi yang digunakan dalam teknik evaluasi dengan pendekatan keputusan teoritis. Sedangkan teori keputusan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggung- jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan. Metode Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di Rand Corporation, California pada tahun 1960-an. Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks Chang, 1993. Teori Delphi ini sangat baik untuk memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu akan dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah pengaruh besar satu anggota terhadap anggota yang lainnya, dan Masing – masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan social psikologi. Menurut Chang 1993, prosedur Delphi mempunyai ciri – ciri yaitu : 1. Mengabaikan nama Semarang, 7 Oktober 2015 116 2. Iterasi dan feedback yang terkontrol 3. Respon kelompok secara statistik Langkah – langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah Dermawan,2004: 1. Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak diselesaikan. 2. Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi, para ahli, mulai dipilih. 3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik didalam maupun luar organisasi, yang di anggap mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang dihadapi. 4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim, menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir. 5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman kepada partisipasi teknik ini. 6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas atau memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan terakhir dalam periode waktu tertentu. 7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna mencapai kesepakatan untuk menentukan satu alternatif solusi atau tindakan terbaik.

3. METODOLOGI PENELITIAN

a. Alur Penelitian

Alur dari penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini. Berdasarkan studi literatur didapatkan faktor-faktor pendorong terwujudnya GM bagi UKM melalui adopsi teknologi bersih. Faktor- faktor pendorong tesebut kemudian divalidasi kepada sejumlah pemilik UKM batik skala kecil dan menengah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam hal ini, melalui pengisian kuesioner yang memiliki lima point skala Likert dan wawancara, sejumlah pemilik UKM skala kecil dan menengah diminta untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mendorong UKM batik yang dikelolanya menerapkan teknologi bersih. Gambar 2. Alur Penelitian Melakukan pembobotan terhadap faktor-faktor pendorong terwujudnya GM adalah langkah selanjutnya setelah aktor-faktor pendorong terwujudnya GM teridentifikasi melalui pengisian kuesioner dan wawancara kepada sejumlah pemilik UKM batik. Pembobotan ini dilakukan dengan metode Fuzzy AHP dimana setiap faktor pendorong dibandingkan tingkat kepentingannya dengan menggunakan