Semarang, 7 Oktober 2015
437
Tabel 3 Data Circadian Rhythm
Respon-den ke- Circadian Rhythm
Awal September Akhir November
1 Bawah normal
Bawah Normal 2
Tidak berpola Tidak Normal
3 Bawah normal
Bawah normal 4
Normal Normal
5 Bawah normal
Bawah normal 6
Tidak normal Tidak normal
7 Tidak normal
Tidak normal 8
Bawah normal Bawah normal
9 Tidak normal
Bawah Normal 10
Tidak normal Tidak normal
11 Tidak normal
Tidak normal 12
Tidak normal Tidak normal
13 Tidak normal
Tidak normal 14
Tidak normal Tidak normal
15 Tidak normal
Tidak normal
c. Hasil Pengukuran Tingkat Kelelahan Secara Subjektif
Pengumpulan data kelelahan supir menggunakan kuesioner SOFI ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk semua supir Travel MPX. Satu kali pengumpulan data dilakukan selama satu hari. Dalam satu hari
pengambilan data responden yang bersangkutan akan mengisi kuesioner sebanyak tiga kali, yaitu pada kondisi K1, K2, dan K3. Kondisi K1 merupakan waktu sesaat sebelum responden memulai rute. Kondisi
K2 merupakan waktu dimana responden menyelesaikan rute 1. Kondisi K3 merupakan saat dimana responden menyelesaikan rute keduanya. Dibuatlah grafik hasil pengumpulan tiga data SOFI tersebut,
Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 akan menunjukkan hasil pengumpulan data SOFI berdasarkan 5 faktor SOFI.
Gambar 1 Data SOFI Bulan September
Gambar 2 Data SOFI Bulan Oktober
Semarang, 7 Oktober 2015
438 Berdasarkan ketiga grafik tersebut dapat dilihat bahwa ketiga data menunjukkan adanya
peningkatan kelima faktor SOFI dari kondisi K1, ke kondisi K2, dan kondisi K3. Hal tersebut menunjukan supir semakin merasakan faktor setelah melakukan satu rute perjalanan dan dua rute
perjalanan. Pada grafik pun dapat dilihat bahwa pekerjaan mengemudi merupakan pekerjaan yang lebih menguras enegi, motovasi, dan menimbulkan kantuk. Hal tersebut dikarenakan ketiga faktor memiliki
nilai yang lebih tinggi pada semua kondisi.
Gambar 3 Data SOFI Bulan November
d. Data Denyut Jantung
Pengukuran denyut jantung pada penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali. Data denyut jantung diambil setiap jamnya saat supir sedang melakukan aktivitas mengemudi dan data denyut jantung saat
pekerja beristirahat merupakan data denyut jantung saat pekerja bangun tidur. Tabel 4 akan menunjukan hasil perhitungan e-cost ke-15 supir.
Tabel 4 Hasil Perhitungan E-cost
Responden ke-
E-cost kcalmin
Katagori Responden
ke- E-cost
kcalmin Katagori
1 1,084
light work 9
0,122 light work
1,486 light work
0,17 light work
1,262 light work
0,764 light work
2 3,155
medium work 10
1,742 light work
2,896 medium work
1,917 light work
1,72 light work
1,873 light work
3 2,363
light work 11
2,698 medium work
1,705 light work
2,396 light work
2,07 light work
1,959 light work
4 3,067
medium work 12
2,722 medium work
2,92 medium work
2,897 medium work
2,138 light work
2,885 medium work
5 1,761
light work 13
1,842 light work
1,379 light work
1,901 light work
1,339 light work
0,801 light work
6 0,142
light work 14
3,239 medium work
0,003 light work
1,941 light work
0,027 light work
2,925 medium work
7 1,536
light work 15
4,263 medium work
1,555 light work
3,822 medium work
1,176 light work
4,193 medium work
8 2,205
light work 2,755
medium work 2,694
medium work
Semarang, 7 Oktober 2015
439 Berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung semua supir yang ada dapat dilihat bahwa
pekerjaan mengemudi hanya tergolong pekerjaan yang ringan dan medium. Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan nilai e-cost. Dalam arti lain pekerjaan mengemdi merupakan pekerjaan yang tidak
menyebabkan supir merasakan kelelahan fisik. Karena secara fisik tubuh supir tidak menunjukan kelelahan saat melakukan pekerjaannya.
e. Uji Signifikansi
Dilakukan uji signifikansi terhadap data SOFI pada kondisi K1, K2, dan K3 untuk melihat peningkatan kelelahan yang signifikan. Sebelum dilakukan uji signifikansi, dilakukan dahulu uji
kenormalan data agar dapat diketahui uji signifikansi yang tepat untuk digunakan. Uji normal yang dilakukandengan nilai α sebesar 5. Hasil uji normal ditunjukkan Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Normal
Atribut Hasil
K1 Normal
K2 Normal
K2 Normal
Data berdistribusi normal, maka akan digunakan uji 2 sample t. Uji signifikansi dilakukan dengan nilai α sebesar 5. Hipotesa awal yang digunakan sebagai berikut.
H
o
: µ
data1
= µ
data2
H
1
: µ
data1
≠ µ
data2
Hasil perhitungan uji signifikansi ditunjukkan Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Uji Signifikansi
Atribut Kesimpulan
K1-K2 Tolak H
o
K1-K3 Tolak H
o
K2-K3 Tolak H
o
Semua H
o
ditolak, dan hal tersebut menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dari semua data. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data K1 dan K2 berbeda signifikan, data K1 dan K3
berbeda signifikan, begitupun data K3 dan K2 berbeda signifikan atau terjadinya peningkatan kelelahan yang signifikan antara kondisi-konsdisi tersebut.
4. USULAN PERBAIKAN
Usulan perbaikan dirancang dengan tujuan untuk meminimasi kemungkinan supir merasa kelelahan. Perancangan usulan yang dilakukan berupa perbaikan pola jadwal kerja supir Travel MPX.
Terdapat dua pola jadwal kerja yang dirancang pada penelitian ini. Satu jadwal kerja merupakan jadwal yang dapat diterapkan dengan jumlah supir 15 orang dan jadwal lainnya merupakan jadwal kerja yang
diterapkan jika ada penambahan jumlah supir sebanyak 3 sampai 5 orang. Gambar 4 akan menunjukan pola jadwal kerja usulan.
Usulan Perbaikan 2
Shift Pagi Shift Malam
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Po la
Ja d
w a
l Ke
rj a
Hari Usulan
Perbaikan 1 Istira
hat Shift Pagi
Shift Malam Istirahat
11 12 13
Gambar 4 Usulan perbaikan pola jadwal kerja
Semarang, 7 Oktober 2015
440 Usulan perbaikan jadwal kerja ini berupa penggunaan shift kerja pada supir Travel MPX. Shift
kerja tersebut akan terbagi menjadi dua, yaitu shift pagi dan shift malam. Dengan adanya shift ini maka dalam satu hari paling lama supir akan bekerja selama 12 jam dan penjadwalan dua rute perjalanan akan
dilakukan pada satu shift. Selain itu dengan adanya shift kerja ini supir dapat mengatur jam tidur dan bangunya setiap hari. Melihat bahwa hasil pengumpulan dan pengolahan data menunjukkan bahwa
hampir semua supir memiliki masalah pada kualitas tidur dan circadian rhythm, maka waktu tidur yang lebih teratur diharapkan dapat memulihkan kualitas tidur dan circadian rhythm supir yang bermasalah
tersebut.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan pengumupulan dan pengolahan data yang telah dikumpulkan, dapat disimpulkan: 1. Supir Travel MPX memiliki masalah dengan kualitas tidur dan circadian rhythm. Kedua hal
tersebut dapat menjadi penyebab supir merasakan kelelahan. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kelelahan secara subjektif dapat dikatakan pekerjaan mengemudi Supir Travel MPX
termasuk pekerjaan yang melelahkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung menyatakan bahwa pekerjaan Supir Travel MPX termasuk pekerjaan yang tidak terlalu
melelahkan. Dengan demikian dapat disimpulkan pekerjaan Supir Travel MPX lebih menyebabkan kelelahan mental ketimbang kelelahan fisik.
2. Usulan jadwal kerja usulan yang dirancang akan membagi supir kedalam dua shift kerja. Dengan jumlah supir yang dimiliki sekarang, maka seorang supir akan bekerja pada shift pagi selama
enam hari, libur selama satu hari, dan akan kembali bekerja pada shift malam selama enam hari. Jika ada penambahan supir sekitar tiga sampai lima orang supir, maka seorang supir akan
bekerja pada shift pagi selama lima hari, libur selama dua hari, dan akan kembali bekerja pada shift
malam selama lima hari.
DAFTAR PUSTAKA Lubis, H., Wahid, J., Dian, R., 2005, Perseosi perilaku perjalanan terhadap pelayanan angkutan
umum di kota medan. Jurnal Arsitektur “ATRIUM”, 23, 12-23
Peden, M., Scurfield, R., Sleet, D., Mohan, D., Hyder, A. A., Jarawan, E., Mathers, C., 2004, World report on road traffic injury prevention.
Geneva : World Health Organization Prabaswara, S., 2013, Studi Kelelahan Dalam Aktivitas Mengemudi Berdurasi Panjang, Institit
Teknologi Bandung, Bandung WHO World Health Organization, 2012, ’10 facts on youth road safety’, diakses 20 Juli
2014, http:www.who.intfeaturesfactfilesyouth_roadsafetyenindex.html
Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., Becker, S. E. G. 2004. An Introduction to Human Factors Engineering.
Edisi Kedua. New Jersey : Pearson Prentice Hall
Williamson, A., Lombardi, D. A., Folkard, S., Stutts, J., Courtney, T. K., Connor, J. L, 2011,
‘The link between fatigue and safety’, Accident Analysis and Prevention, 43, 498-515.
Semarang, 7 Oktober 2015
441
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN ENERGI UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DI PERUSAHAAN X
Stefanus Rainer, Carles Sitompul
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141
Telp. 022 2032655 E-mail: stefanusrainergmail.com
ABSTRAK Perusahaan X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang travel dengan jurusan Bandung
– Jakarta dan berlokasi di Kota Bandung. Biaya bahan bakar solar merupakan salah satu komponen
biaya yang signifikan dalam perusahaan ini, dimana persentase biaya bahan bakar adalah 25 dari total biaya bulanan. Angka ini cukup besar, karena pada umumnya biaya bahan bakar transportasi
pada suatu perusahaan berada pada rentang 15 - 20. Perusahaan X juga sejauh ini belum fokus terhadap penghematan bahan bakar, perusahaan X lebih berfokus pada keamanan dan kenyamanan
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor
– faktor apa saja yang berperan secara signifikan terhadap tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X. Metode yang digunakan untuk
identifikasi faktor adalah dengan melakukan studi literatur dan observasi secara langsung ke lapangan. Setelah mendapatkan faktor
– faktor yang diduga berpengaruh, kemudian faktor – faktor tersebut diuji dengan factor analysis. Seteah itu dibuatlah model manajemen energi untuk perusahaan X, dimana model
tersebut nantinya akan diuji dengan multiple linear regresion analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor
– faktor yang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X adalah faktor teknologi kecepatan, beban, dan perawatan, faktor manusia pengetahuan sopir dan faktor
lingkungan kemacetan. Dari hasil tersebut dibuat usulan – usulan aplikatif yang dapat meminimasi
tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X, seperti memberikan rancangan pelatihan untukpara sopir agar lebih peduli terhadap penghematan bahan bakar.
Kata Kunci:
analisis faktor, energi, manajemen ,minyak, regresi linear berganda, transportasi
1. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi masyarakat di jaman sekarang ini. Aktivitas masyarakat yang semakin padat dan rumit menuntut mereka untuk melakukan mobilitas dengan
frekuensi yang tinggi dan cepat tentunya. Hal ini diimbangi dengan semakin banyaknya metode transportasi yang tersedia, seperti pesawat, kendaraan umum atau pribadi, dan sebagainya. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan sarana transportasi pun akan terus meningkat. Di Indonesia pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tiap tahunnya terus meningkat. Menurut BPS Badan
Pusat Statistik, pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia kurang lebih sebesar 12 tiap tahunnya. Berbagai jenis metode transportasi yang digunakan di Indonesia sebagian besar menggunakan bahan
bakar minyak BBM.
Minyak bumi merupakan sumber energi non – renewable, sehingga apabila dieksploitasi terus
menerus tentunya energi ini bisa habis. Selain itu proses pengambilan, pengolahan, dan penggunaan minyak bumi juga tidak ramah lingkungan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti
pemanasan global, naiknya permukaan air laut, punahnya kekayaan hayati, dan sebagainya. Selain itu, sampai saat ini pemerintah masih mengeluarkan dana yang cukup besar untuk subsidi bahan bakar
minyak. Tercatat APBN subsidi untuk bahan bakar minyak tahun 2015 mencapai 291,1 triliun meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 246,5 triliun. Energi merupakan komponen yang cukup
besar dalam APBN Indonesia tahun 2015, yaitu sekitar 18 dari keseluruhan.
Perusahaan X merupakan perusahaan travel pool to pool yang menawarkan jasa transportasi dari Bandung ke Jakarta atau sebaliknya. Terdapat beberapa produk yang ditawarkan oleh travel ini.
1. Pool to Pool Terdapat tiga buah pool di Bandung dan enam buah pool di Jakarta 2. Airport Shuttle Layanan transportasi dari Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta
3. Citi Premium Rent Layanan penyewaan mobil, di mana terdapat beberapa jenis mobil yang dapat dipilih konsumen
4. Express Delivery Layanan ekspedisi barang untuk Bandung – Jakarta dan sebaliknya
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang tranportasi, biaya energi tentunya menjadi salah satu komponen biaya yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 rata
– rata biaya BBM yang
Semarang, 7 Oktober 2015
442 dikeluarkan perusahaan X per bulan sekitar satu milyar rupiah atau sekitar 25 - 30 dari biaya total.
Angka ini dapat dikatakan cukup besar, jika dibandingkan dengan biaya transportasi rata – rata yaitu
sekitar 15 - 25. Manajemen energi merupakan hal yang belum populer di perusahaan ini. Dengan menerapkan
manajemen energi pada Perusahaan X diharapkan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar minyak dapat ditekan lagi, sehingga profit perusahaan pun akan meningkat dan perusahaan lebih ramah terhadap
lingkungan. Menurut Gvozdenac 2008, penghematan yang dilakukan dapat berasal dari kebiasaan atau sikap dari pekerja faktor manusia atau dapat juga berasal dari hal
– hal yang bersifat teknis faktor teknologi, seperti mengganti part pada kendaraan yang dapat meminimasi penggunaan bahan bakar,
material, dan desain. Faktor manusia mencakup hal – hal yang berkaitan dengan manusia seperti
behaviour para pekerja, regulasi atau aturan yang berlaku baik untuk konsumen maupun karyawan. 2.
IDENTIFIKASI FAKTOR
Langkah pertama untuk membuat model konseptual manajemen energi di perusahaan ini adalah mencari faktor
– faktor apa saja yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat konsumsi solar di perusahaan X. Proses identifikasi faktor dilakukan dengan dua cara, yaitu studi literatur dan wawancara.
Trambovel, L.G. 2011 menjelaskan bahwa tingkat konsumsi bahan bakar berkaitan dengan kecepatan, berat beban dan kendaraan itu sendiri, efisiensi kendaraan rata
– rata seberapa jauh jarak yang dapat ditempuh kendaraan dengan satu liter bahan bakar. Hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan
berikut ini.
Dimana : K_ee=economic efficiency
m_io=mass of loaded vehicles kg Vme=mean speed of vehicles km h
W=power of vehicles t km 2 h l Gf=hourly fuel consumption l h
Rotasi per menit merupakan salah satu faktor yang cukup besar dampaknya terhadap tingkat
konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian yang dia lakukan menunjukan bahwa semakin besar RPM maka tingkat konsumsi bahan bakar meningkat, akan tetapi hubungannya tidak linear. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Fuel Consumption vs RPM
Perusahaan ban multinasional Goodyear 2005 juga pernah merilis suatu artikel khusus yang berhubungan dengan fuel management. Di dalamnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi bahan bakar, seperti kecepatan, bentuk kendaraan, jenis ban, tekanan ban, kecepatan, berat beban kendaraan, dan faktor lingkungan angin, permukaan jalan yang dilewati, dan sebagainya.
Selain faktor – faktor teknis, menurut Organ 2013, sikap peduli terhadap penghematan energi
merupakan sifat yang hanya bisa dicapai oleh beberapa golongan masyarakat saja. Dalam publikasinya, Organ 2013 menyatakan bahwa orang yang kebutuhan hidup mendasarnya pangan, sandang, dan