Semarang, 7 Oktober 2015
216 perkebunan kelapa sawit, diperoleh 8 isian kuesioner. Dari perhitungan jumlah sampel dari total populasi
548 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menjadi anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit di Indonesia GAPKI dengan menggunakan software sample size 2.0 dengan metode simple random
sampling diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang harus diperoleh adalah 64 responden. Berdasarkan
laporan survey yang telah dilakukan, diperoleh hasil 82 responden, sehingga jumlah sampel minimal dapat dipenuhi. Data-data perusahaan yang menjadi reponden dalam kajian ini disajikan dalam lampiran
1. Dalam bagian III kuesioner, terdapat 128 pertanyaan yang semuanya mengacu pada 128
indikator dalam Permentan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil ISPO. Pilihan jawaban pada pertanyaan
bagian ini yaitu tersedia, sedang dalam proses permohonan atau penyusunan dan tidak tersedia. Analisis dala
m pertanyaan ini yaitu setiap pertanyaan yang dijawab dengan “tersedia” diberikan poin 5, “sedang dalam proses permohonan atau penyusunan” diberikan nilai 3 dan “tidak tersedia” diberikan nilai 1.
Apabila pertanyaan dijawab dengan jawaban ganda atau tidak di isi, maka tidak mendapat nilai atau skor.
Gambar 6. Presentase isian kuesioner
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, 50 responden mengembalikan kuesioner dan 50 responden tidak mengembalikan kuesioner.
Berdasarkan 8 kuesioner yang telah dikembalikan, dapat di analisa seperti pada tabel 4.1, sebagai berikut:
Tabel 6. Analisa uji coba kuesioner No
Pertanyaan Presentase
1. Pertanyaan terkait SNI 5 pertanyaan
75,00 2.
Pertanyaan terkait Lembaga Sertifikasi LPK 10 pertanyaan 81,25
3. Pertanyaan Terkait dengan Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
128 pertanyaan 99,61
RATA - RATA 85,29
Berdasarkan tabel 6, pertanyaan terkait dengan SNI dapat dijawab oleh responden dengan presentase 75, pertanyaan terkait dengan LPK sebesar 81,25 dan pertanyaan terkait dengan sistem
ISPO sesuai Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 sebesar 99,61, sehingga diperoleh nilai rata-rata presentase kuesioner mampu dijawab oleh responden sebesar 85,29. Dengan presentase sebesar
85,29, maka dapat disimpulkan kuesioner layak untuk disampaikan ke responden untuk mendapatkan data primer melalui survey lapangan.
Semarang, 7 Oktober 2015
217
4.3 Kesiapan Standar Nasional Indonesia SNI dalam Mendukung Penerapan Sitem ISPO
Standar Nasional Indonesia dapat mendukung pelaksanaan ISPO di Indonesia untuk membantu melancarkan perdagangan kelapa sawit, mewujudkan persaingan usaha kelapa sawit dan derivatnya
secara sehat dan dapat memberikan perlindungan kepada konsumen, perilaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Dalam Permentan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm Oil ISPO terdapat 128 indikator dalam
penerapan ISPO. Berikut disajikan kesiapan Standar Nasional Indonesia SNI dalam mendukung penerapan sistem ISPO di Indonesia, sebagai berikut:
Tabel 7. Standar Nasional Indonesia SNI dalam Mendukung Penerapan ISPO No
Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI
1. Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat
erfpahct; SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan. ISO 26000
Clause 4 Seven principles of Social Responsibility: Respect for the rule of law
Clause 6 Seven core subjects: Fair operating practices
2. Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, IzinPersetujuan
Prinsip. 3. Telah memiliki hak atas tanahdalam proses,
sertifikat yang sesuai, seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi hak barat erfpahct.
4. Dokumen kerjasama
perusahaan dengan
masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20 dari total
areal kebun yang diusahakan; ISO 26000
Clause 4 Seven principles of Social Responsibility: Ethical behaviour
Clause 6: Seven core subjects: Community involvement development
5. Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat
6. Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh
pemerintah daerah setempat. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan ISO 26000
Clause 4 Seven principles of Social Responsibility: Respect for the rule of law
Clause 6 Seven core subjects: Fair operating practices
7. Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
8. Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau
memerlukan Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
9. Rekaman perolehan hak atas tanah 10. Peta lokasi kebun topografi jenis tanah.
11. Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah pengusaha perkebunan dengan
pengusaha pertambangan
tentang besarnya
kompensasi SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan ISO 26000
Clause 4 Seven principles of Social Responsibility: Respect for the rule of law
Clause 6 Seven core subjects: Fair operating practices
12. Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk mengembalikan tanah bekas tambang
seperti kondisi semula tanah lapisanbawah di bawah dan lapisan atas berada di atas tanpa
menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan
13. Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang terdokumentasi.
SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan
ISO 26000 Clause 4 Seven principles of Social
Responsibility: Respect for the rule of law Clause 6 Seven core subjects: Fair operating
practices 14. Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan.
15. Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati. 16. Tersedia rekaman progres musyawarah untuk
penyelesaian sengketa disimpan. 17. Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk
SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu