METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Semarang, 7 Oktober 2015 392 3 Menggambar realisasi perjalanan KA sesuai laporan yang diterima dari PPKA beserta sebab- sebabnya 3.2 Membuat laporan perjalanan kereta api yang nantinya dilaporkan kepada atasan tentang perjalanan kereta api apabila ada hambatan atau kekusutan perka 3.3 Berkoordinasi dengan PPKA mengenai perjalanan kereta api 3.1.1 Membaca lembar kerja dimana letak persilangan yang telah ditentukan 3.1.2 Menginformasikan kepada masinis dimana akan terjadi persilangan untuk kemudahan pembuatan laporan 3.2.2 Melakukan pemantauan kecepatan terhadap masinis yang bertugas 3.2.1 Melakukan panggilan ke masinis 3.2.3 Menekan tombol emergency yang terhubung di kereta. 4 SOP DARURAT 4.1 Mengendalikan kekusutan Perka 4.1.1 Mencari informasi penyebab kekusutan perka perjalanan kereta api kepada PPKA dan Masinis 4.1.3 Memutuskan tindakan yang harus dilakukan dengan tepat dan cepat. 4.2 Koordinasi dengan dinas Jalan dan Bangungan, untuk penetapan pemasangan Taspat 4.2.1 Megambil informasi dari lapangan petugas jalan yang nantinya akan diambil keputusan yang tepat oleh PK Terjadi kekusutan Perka? ya Tidak 4 3 3.1 Menyiapkan lembar kerja perjalanan KA 4.1.2 Menganalisis informasi kekusutan dari PPKAMasinis Gambar 3 Hierarchy Task Analysislanjutan Semarang, 7 Oktober 2015 393 Tabel 4.1 Perhitungan Human Error Probability Error Producing Conditions EPCs Total HEART Effect fi Assessed Proportion of Affect pi Assessed Effect fi- 1pi 16. Kurangnya pengalaman operator 3 0.3 0.9 24. Ketidakandalan dari peralatan 1.6 0.1 0.16 16. Kurangnya pengalaman operator 3 0.3 0.9 25. Kebutuhan untuk membuat penilaian yang pasti yang di luar batas kemampuan operator 1.6 0.3 0.48 36. melewatkan kegiatan karena intervensi dari orang lain 1.06 0.3 0.318 24. Ketidakandalan dari peralatan 1.6 0.2 0.32 36. melewatkan kegiatan karena intervensi dari orang lain 1.06 0.1 0.106 36. melewatkan kegiatan karena intervensi dari orang lain 1.06 0.3 0.318 35. terganggu siklus tidur normal 1.05 0.3 0.315 Metode HEART menghitung nilai keluaran berupa probabilitas seorang operator pengendali kereta melakukan kesalahan. Nilai probabilitas tersebut sekaligus menggambarkan tingkat keandalan operator pengendali kereta. Langkah metode HEART adalah : 1. Menentukan tipe task dari kemungkinan error yang terjadi yang diperoleh dari tabel HEART Generic Categories. Dalam penelitian ini tugas pengendali kereta api termasuk ke dalam kategori C pekerjaan tugas kompleks yang membutuhkan tingginya tingkat pemahaman dan keterampilan dengan nominal un-reliability sebesar 0.16 2. Menentukan kondisi yang menimbulkan kesalahan Error Producing Conditions EPCs yang diperoleh dari tabel HEART Error Producing Conditions. 3. Menentukan Asumsi Proporsi Kesalahan Assessed Proportion of Affect APOA yang bernilai bekisar 0 sampai 1. 4. Menentukan assessed effect 5. Menghitung nilai HEP dan keandalan Reliability R. Putri, 2012 Nilai HEP Human Error Probability yang diperoleh operator pengendali kereta yaitu : HEP = = 0.16 x 0.04 x 1.12 x 1.6 x1.06x 1.6x 1.18x 1.018x 1.12x 1.006x 1.018 x 1.015 = 0.027 Setelah nilai HEP diperoleh, kemudian menentukan keandalan dari operator pengendali kereta. Sehingga dapat diketahui tingkat keandalan dari suatu pekerjaan dengan perhitungan keandalan R = 1- HEP, dengan klasifikasi keandalan termasuk kategori tinggi apabila R 0.5 dan keandalan termasuk dalam kategori rendah apabila R ≤ 0.5. Dan besar nilai keandalan operator pengendali kereta pada saat menentukan strategi persilangan kereta yaitu : R reliability = 1 – HEP = 1 – 0.027 = 0.972 Analisis Keandalan Manusia Human Reliability Assessment pada Operator Pengendali Kereta Nilai besaran Human Error Probability yang didapat dari pengamatan adalah sebesar 0.027, sehingga kehandalan yang didapat sebesar 0.972. Nilai tersebut menandakan bahwa probabilitas kesalahan yang dilakukan oleh pengendali kereta relatif rendah dan kehandalan atau performa kerja pengendali kereta setelah adanya jalur lintasan ganda ini masuk kedalam kategori tinggi. Dari pengamatan yang dilakukan, pekerjaan yang dilakukan dengan paling sedikit kesalahan adalah pekerjaan menerima informasi dari PK Daop yang bersebelahan dan memberikan informasi mengenai perka kepada masinis PPKA. Poin tugas ini sangat jarang terjadi kesalahan karena pengendali kereta sudah terbiasa Semarang, 7 Oktober 2015 394 merespon secara cepat panggilan dari pihak lain. Sedangkan pekerjaan dengan kontribusi kesalahan yang relatif besar ada pada pemberian instruksi, koordinasi maupun keputusan terkait perjalanan kereta. Kesalahan yang dilakukan rata-rata sebenyak 3 kali dalam satu kali pengamatan dikarenakan kompleksitas dan banyaknya tugas yang harus dilakukan dalam satu waktu. Besar kecilnya nilai HEP melalui pengukuran dengan menggunakan metode HEART sangat ditentukan oleh pemilihan generic task yang menentukan karakteristik umum dari setiap pekerjaan serta Error Producing Condition yang dipilih. Keandalan operator yang tinggi merupakan wujud dari kepatuhan operator dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Nilai human error yang dihasilkan rendah karena pengendali kereta memiliki moral kerja yang tinggi sehingga error yang mungkin terjadi dapat dihindari ataupun diminimalisir sedini mungkin. Pembangunan jalur ganda kereta api ini tidak secara langsung berimbas terhadap kehandalan operator. Tetapi dengan adanya pembangunan double trackbeban tugas pengendali kereta menjadi berkurang sehingga performa kerja operator meningkat dan didapat nilai keandalan yang tinggi.

4. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :  Jalur ganda lintasan kereta api double track dapat meminimasi probabilitas human error yang dilakukan pengendali kereta. Adanya jalur ganda lintasan kereta api ini meringankan beban tugas dari pengendali kereta yang berupa penentuan letak persilangan. Performa kerja pengendali kereta meningkat dengan indikasi tereduksinya jumlah kesalahan yang dibuat. Adanya jalur ganda lintasan kereta api ini juga membuat andil keterlambatan kedatangan kereta menjadi berkurang  Dari hasil perhitungan nilai keandalan menggunakan metode HEART Human Error Assessment and Reduction Technique didapat nilai HEP Human Error Probability sebesar 0.027 sehingga nilai keandalan Reliability R pengendali kereta sebesar 0.972. Nilai tersebut menunjukkan bahwa keandalan pengendali kereta tinggi. DAFTAR PUSTAKA Bell, Julie Holroyd, Justin. 2009. Review of Human Reliabilty Assesment Methods Health and Safety Laboratory. Kirwan, Barry. 1995. The validation of three human reliability quantification techniques-THERP, HEART, and JHEDI: Part I – Technique Description and Validation Issues Kirwan, B and L.K Ainsworth, 1992 ,A Guide To Task Analysis. United Kingdom : Taylor and Francis Inc. Harahap, Farid Akbar. 2012. Reliability Assesment sebagai Upaya Pengurangan Human Error dalam Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja . Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Universitas Indonesia. Semarang, 7 Oktober 2015 395 ANALISIS PRODUKSI GULA RAFINASI DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. DUTA SUGAR INTERNATIONAL DSI Heru Winarno dan Farid Wajdi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Serang Raya, Banten E-mail : heruwinarno42yahoo.co.id ABSTRAK PT. DSI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan gula rafinasi. Bahan baku yang tersedia adalah dalam bentuk raw sugar kemudian diolah menjadi gula rafinasi kualitas R1 dan R2. Permasalahan yang dihadapi adalah produksi gula rafinasi jenis R1 yang fluktuatif pada output produksi setiap harinya dari target minimal 400 tonhari. Sedangkan data menunjukan beberapa hari terdapat output kurang dari 400 ton. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan output produksi menggunakan metode six sigma yang terdiri dari Define Phase, Measure Phase, Analyze Phase. Dalam Define Phase yang dilakukan adalah mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan: a mendefinisikan proses kunci dengan perancangan diagram SIPOC b mendefinisikan pernyataan tujuan proyek six sigma dengan membuat draft pernyataan tujuan, pada Measure Phase dilakukan dengan: a menetapkan karakteristik Kualitas CTQ kunci b pengukuran baseline kinerja pada tingkat output, pada Analyze Phase dilakukan dengan: a menentukan stabilitas dan kapabilitas proses b mengidentifikasi sumber-sumber dan akar permasalahan. Hasil pengolahan data menyimpulkan bahwa perusahaan berada pada tingkat kualitas sigma 2,47 dengan DPMO 166023, sedangkan indeks kapabilitas proses Cpm = 0,32 dan Cpmk = 0,32 Rata-rata industri Indonesia masih berada pada tingkat sekitar 2- 3 Sigma dengan DPMO ≥ 100000 Gaspersz, 2002: 164. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berada pada tingkat kualitas sigma rata-rata industri Indonesia dan masih memungkinkan proses produksi perlu diperbaiki supaya produkoutput gula rafinasi R1 yang dihasilkan lebih kompetitif . Kata Kunci: Indeks kapabilitas, Peningkatan kualitas,

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi gula rafinasi jenis R1 pada bulan April 2014 mengalami fluktuasi pada output hasil produksi setiap harinya. Perusahaan membuat kebijakan pada output Gula rafinasi yaitu R1 minimal 400 tonhari dan untuk Gula Rafinasi R2 maksimal 600 tonhari. Dengan kata lain perbandingan output produksi gula rafinasi 40:60, untuk gula rafinasi R1 dan R2 dari output produksi yang dihasilkan. Output produksi gula rafinasi R1. Pada tanggal 12, 13, 14, 15, 16 dan 28 output kurang dari 400 ton, karena kualitas gula rafinasi R1 yang dihasilkan masih terdapat kegagalan dalam menghasilkan gula rafinasi R1 seperti warna gula kurang maksimal, bentuk kristal tidak standar, tingkat kelembaban kurang tepat.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi Six Sigma pada proses produksi di PT. Duta Sugar International, yaitu : 1. Mengetahui level sigma. 2. Mengetahui kinerja output gula rafinasi kualitas R1 yang dihasilkan oleh PT. Duta Sugar International. 3. Memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi masalah kualitas produk gula rafinasi R1.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda-beda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan, dan sebagainya. Sedangkan definisi strategik dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan Gaspersz, 2000: 4. Semarang, 7 Oktober 2015 396 Evan dan Lindsay 2007: 1 3 mengemukakan bahwaμ “kualitas adalah hasiloutput yang diinginkan dari proses operasi, atau dengan kepatuhan terhadap spesifikasi conformance to specification .”

2.2 Six Sigma

6σ Six Sigma dikembangkan di Motorola pada akhir tahun 1980-an sebagai sebuah cara untuk memberikan suatu fokus yang jelas pada perbaikan dan membantu mengakselerasi tingkat perubahan dalam lingkungan kompetitif yang sangat berat. Konsep, alat dan sistem Six Sigma telah dikembangkan dan diperluas sepanjang tahun, dan yang paling baru melalui contoh yang dibuat oleh GE General Electric dan Allied Signal. Hal ini membantu untuk terus-menerus meningkatkan kembali minat dan melipatgandakan usaha pada proses dan perbaikan kualitas Pande, P.S.,2002: 83. Six Sigma dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Six Sigma adalah cara mengukur proses, tujuan mendekati sempurna, disajikan dengan 3,4 DPMO Defect Per Million Opportunities dan merupakan sebuah pendekatan untuk mengubah budaya organisasi Pande, P.S., 2002: 81. McGraw- Hill 2005μ ix mengemukakan bahwaμ “Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan produktivitas profitabilitas, penerapan metodik dari alat penyelesaian statistik untuk mengidentifikasi dan mengukur pemborosan, dan menunjukan langkah- langkah untuk perbaikan.” Dengan kata lain Six Sigma adalah sebuah konteks yang didalamnya dapat mengintegrasikan banyak praktik terbaik serta konsep manajemen yang berharga tapi seringkali tidak berkaitan, mencangkup pemikiran sistem, perbaikan terus-menerus knowledge management, mass custimization dan manajemen berbasis aktivitas activity based management Pande, P.S.,2002: 82.

3. METODOLOGI

Metodologi standar Six Sigma terdiri dari lima fase: Define, Measure, Analize, Improve dan Control DMAIC, metodologi ini tidak kaku dan pendekatannya bervariasi Hill, McGraw. 2005:24. 3.1.1 Define Define pendefinisian, penetapan atau perumusan merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini perlu mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan: a Mendefinisikan Proses Kunci Beserta Pelanggan dari Proyek Six Sigma – dengan Perancangan Diagram SIPOC b Mendefinisikan Pernyataan Tujuan Proyek 3.1.2 Measure Measure pengukuran merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six Sigma berfokus pada bagaimana cara mengukur proses internal yang mempengaruhi CTQ. Hal yang harus dilakukan dalam tahap measure yaitu: a Menetapkan karakteristik kualitas CTQ kunci b Pengukuran baseline kinerja pada tingkat output Probabilitas cacat dalam DPMO untuk satu batas spesifikasi Gasperz, 2002: 124 adalah:   1000000             S X LSL z P DPMO 3.1.3 Analyze a Menentukan Stabilitas dan kapabilitas Proses Rumus yang digunakan Gasperesz, 2002: 214 adalah:   Maks S T LCL    5 , 1 X SL sigma nilai S Maks          _ 1 2 1          S X X C C pk pmk