Define a Perancangan Diagram SIPOC

Semarang, 7 Oktober 2015 399  Indeks kapabilitas Proses C pmk : pk pmk pk pmk C C S X X C C           2 1 32 , 551 , 331 25 , 107 517 , 110 3 25 , 507 400 3        pk pk C S X SL C  Indeks kapabilitas Proses C pm : 2 2 6 2 S X X X LSL C pm     2 3 S X LSL   2 517 , 110 3 25 , 507 400   32 , 551 , 331 25 , 107   b Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Masalah Kualitas. Terdapat di Gambar 3.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan pada produksi Gula Rafinasi R1 di departemen proses PT. DSI, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1 Perusahaan berada pada tingkat kualitas sigma 2,47-Sigma dengan DPMO 166023. Rata-rata industri Indonesia masih berada pada tingkat sekitar 2-3 Sigma dengan DPMO ≥100000 Gaspersz, 2002μ 164. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berada pada tingkat kualitas sigma rata-rata industri Indonesia dan masih memungkinkan proses produksi perlu diperbaiki supaya produkoutput gula rafinasi R1 yang dihasilkan lebih kompetitif. 2 Indeks kapabilitas proses C pm = 0,32 dan C pmk = 0,32 3 Proses produksi gula rafinasi R1- dikatakan “belum stabil” karena dari beberapa output periode april 2014 yang diamati melampaui control limit yang diharuskan yaitu LCL = 442,9 dan nilai Cpm dan Cpmk menunjukan tidak ada indeks kapabilitas proses yang nilainya lebih dari 1 Status industri dianggapdinilai “tidak mampu” untuk mencapai target kualitas pada tingkat kegagalan nol Gaspersz, 2002: 209, maka kapabilitas proses perlu ditingkatkan.

5.2 Saran 1. Sebagai usulan perbaikan dari masalah output gula rafinasi R1 400 tonhari yaitu:

a Machines: Pada stasiun decolorisasi-menambahan IER Coloumn untuk meningkatkan quality, pada stasiun evaporasi-memindahan TSK A mol ke TSK B produk untuk meningkatkan quantity, pada stasiun kristalisasi-dilakukan Relining lapisan stanless pada receiver dan vacuum pan yang berfungsi untuk menstabilkan tingkat titik didih dan titik uap pada thick liquor sehingga perubahan fase dari cair menjadi kristal akan mebentuk kristal yang lebih sempurna yaitu 0,85 Semarang, 7 Oktober 2015 400 MA, dan pada stasiun curing-mengganti dryer dan cooler dengan static fluidesed bed fibrasi untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu bahan. b Matrials: memberikan penangan khusus pada penyimpanan raw sugar agar mutu raw sugar tetap terjaga. c Media: Operator diwajibkan memakai alat pelindung diri APD berupa masker tebal untuk mereduksi bauaroma, dan pihak perusahaan memperbanyak pendingin ruangan agar sirkulasi udara lancar. d Method: Jadwal perbaikan mesin dan cleaning hooper ditentukan dengan tepat. e Manpower: dibutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, menempelkan lembar SOP pada setiap lini proses produksi, melakukan inspeksi dengan lembar ceklist. 2. Agar lebih efektif Sebaiknya data yang digunakan pada output produksi gula rafinasi adalah 1 tahun dengan 12 periode 12 DPMO periode dan 12 Sigma periode sehingga kapabilitas proses yang didapat per tahun. Output Gula Rafinasi R1 400 ton Machines Stasiun Curing, moisture 0,005 ,bb Dyer Cooler, masih centrifugal Stasiun Kristalisasi, kristal 0,85 MA Vacuum pan dan recaiver tdk ada lapisan khusus Stasiun Evaporasi, cairan gula sedikit TSK karbonotor lambat Stasiun Decolorisasi, color 45 IU Coloum IER kapasitasnya sedikit Materials Bahan baku Raw Sugar terjadi susut Penanganan raw sugar Manpower Methode Turunya Jadwal Produksi kadang mendadak Cleaning Hopper Media Kondisi Ruangan Kurang baik Pendingin Ruangan Sering mati Lingkungan kerja tidak nyaman Uap malter Bekerja tidak sesuai SOP Kurang teliti Tidak ditempel pd setiap lini proses Pengecekan mesin kurang intensif Gambar 3 Fishbone Diagram DAFTAR PUSTAKA Daniyanto. 2010. Afinasi. [Online]. Tersedia: http:daniyanto.blogspot.com201010gula-rafinasi.html [22-September-2014] Evan, R. James dan Linsay, M. William. 2007. Pengantar Six Sigma. Jakarta: Salemba Empat. Gasperz, Vincent. 2000. Manajemen Kualitas. Jakarta: Gramedia Pustaka-Utama. Semarang, 7 Oktober 2015 401 Gasperz, Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma- Terintegrasi Dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Gasperz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Services-Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Haizer, Jay dan Render barry 2005. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba-Empat. Hill, McGraw. 2005. Edisi Dwi Bahasa Six Sigma For Managers 24 Acuan- untuk memahami dan Menerapkan Prinsip-Prinsip Six Sigma di perusahaan . Jakarta: Media Global Edukasi. Kunii, D. dan Levenspiel, O. 1977 Fluidization Engineering, Original Edition, Robert E. New York: Krieger Publishing Co. Laboratorium Lingkungan Hidup 2013. Laporan Hasil Pengujian – Udara Lingkungan Kerja. Jakarta: PT. Unilab Perdana. Pande, P.S., et al. 2002. Edisi Bahasa Indonesia - The Six Sigma Way - Bagaimana GE, Motorola, Dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka . Yogyakarta: Andi. Periode Triwulan 4. 2013. Laporan Rencana Pengolahan dan Rencana-Pemantauan Lingkungan. Bojonegara : PT. Duta Sugar International. Prof. Dr. Ir. Mansyuri. 2005. Struktur Konsumsi Gula Indonesia. Dalam Jurnal Majalah Pangan [Online], Vol4414, pp.37. Tersedia: http:www.google.co.id?gws_rd=crei=_8nlU_y6JNK78gX6woDAAwq=Jurnal+Majalah+Panga n+No:44XIVJanuari+2005+tentang+struktur+konsumsi+Gula+Indonesia:safe=activesafeui=on [17 Maret 2014] Sutalaksana, Iftikar Z. et al. 2006 Teknik Perancangan Sistem Kerja Second ed.. Bandung: ITB.