REGRESI LINEAR BERGANDA PROSIDING 2nd ACISE 2015

Semarang, 7 Oktober 2015 446 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel – variabel yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar solar di perusahaan X adalah pengetahuan sopir tentang penghematan energi, rata – rata kecepatan, beban kendaraan, perawatan kendaraan, dan kemacetan. 2. Kecepatan optimum kendaraan adalah sekitar 90 kmjam. 3. Semakin luas pengetahuan seorang sopir dalam penghematan energi, maka tingkat konsumsi bahan bakarnya cenderung semakin rendah. Begitu juga dengan perawatan, semakin sering kendaraan diarawat, maka kondisinya akan selalu prima dan tingkat konsumsi bahan bakarnya akan rendah. Berbeda dengan yang sebelumnya, semakin rendah beban kendaraan maka semakin rendah tingkat konsumsi bahan bakar. Variabel yang terakhir adalah kemacetan faktor lingkungan, semakin rendah tingkat kemacetan maka semakin rendah pula tingkat konsumsi bahan bakar suatu kendaraan.

8. USULAN

Terdapat empat buat usulan yang diusulkan untuk perusahaan X. Usulan ini tentunya terkait dengan model manajemen energi yang telah diuji menggunakan multiple regresion linear.

1. Training, Monitoring dan Assessment. Untuk menanamkan hal ini di benak para sopir, cara yang

diusulkan adalah dengan menambahkan materi – materi tentang penghematan energi pada aktivitas training sopir. Saat ini perusahaan X selalu melakukan pelatihan secara rutin 6 bulan sekali untuk para sopir, akan tetapi isi dari pelatihan tersebut lebih terfokus pada safety. Pelatihan dapat diberikan dengan membentuk forum diskusi kecil yang terdiri dari 15 sampai 20 orang per jurusan. Dalam forum tersebut, trainer dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif karena jumlah peserta yang tidak terlalu banyak. Pelatihan tanpa adanya kontrol dan penilaian rasanya kurang efektif. Maka dari itu monitoring sangat dibutuhkan untuk memastikan pelatihan mempunyai dampak yang signifikan. Perusahaan disarankan untuk membentuk satu buah tim yang bertugas untuk memantau dan mengarahkan para sopir untuk terus meningkatkan kemampuan mengendarai mereka. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penilaian. Tabel di atas merupakan contoh usulan form penilaian untuk para sopir. Ketua regu dari tiap jurusan dapat menjadi assessor, tentunya ketua regu tersebut harus diberikan pelatihan sebelumnya agar dapat memberikan penilaian dengan baik. Penilaian ini dapat dilakukan dalam rentang periode tertentu, misalnya enam bulan sekali. Ketua regu akan ikut duduk seperti penumpang dalam kendaraan dan menilai kinerja sopir. 2. Display. Usulan berikutnya adalah menempelkan display – display yang berhubungan dengan penghematan energi di area kerja sopir, seperti di finger print machine untuk presensi, ruang tunggu sopir, kantin sopir, dash board kendaraan, dan sebagainya. Penempelan display ini bertujuan untuk mengingatkan mereka akan pentingnya penghematan energi dan mengingatkan mereka untuk selalu menghemat energi.Usulan ini jika dilihat sekilas mungkin tidak mempunyai dampak yang signifikan. Akan tetapi jika seluruh usulan dilakukan secara simultan, maka pemberian display ini akan mempunyai dampak yang cukup signifikan, karena display beperan sebagai pengingat. Berikut contoh – contoh display yang dapat ditempelkan pada area – area kerja sopir Perusahaan X. Gambar 4 Contoh Display Semarang, 7 Oktober 2015 447

3. Pemberian Label untuk Barang Bawaan Penumpang. Semakin kecil beban kendaraan, maka

semakin rendah tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan tersebut begitu juga sebaliknya. Usulan yang satu ini berfokus pada bagaimana cara untuk meminimasi beban kendaraan agar tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan semakin rendah. Beban kendaraan dapat berasal dari komponen – komponen kendaraan itu sendiri, penumpang, dan barang bawaan penumpang. Dari ketiga sumber beban tersebut yang paling mudah untuk diminimasi tentunya barang bawaan penumpang. Seperti yang telah dijelaskan pada bab I, perusahaan telah memiliki regulasi mengenai barang bawaan penumpang, hanya saja hal ini tidak terealisasi dengan baik. Pada kenyataannya aturan ini seperti tidak ada. Maka dari itu, perusahaan dianjurkan untuk menambahkan sedikit prosedur pada saat penumpang check in sebelum keberangkatan. Pada saat penumpang check in, mereka diharuskan memperlihatkan barang bawaan yang mereka bawa. Petugas dari Perusahaan X harus memeriksa barang bawaan tersebut. Hal yang diperiksa adalah jumlah dan dimensi barang satu tas besar yang dapat disimpan di bagasi dan satu tas kecil yang dibawa bersama dengan penumpang dengan dimensi tidak melebihi 56cm x 36cm x 23cm serta berat bawaan. Saat ini perusahaan tidak mempunyai batasan untuk berat bagasi penumpang. Perusahaan X dianjurkan untuk menetapkan batas berat bagasi penumpang, misalnya 15 kg. Jika barang bawaan penumpang lebih berat dari 15kg, maka akan dikenakan biaya tambahan. Barang bawaan yang telah diperiksa nantinya akan diberi stikcer atau label yang menandakan bahwa barang tersebut telah lolos proses pemeriksaan. Pada saat barang akan masuk ke dalam kendaraan, sopir bertugas untuk memeriksa barang penumpang. Barang bawaan yang boleh dimasukan ke dalam kendaraan hanya barang yang telah memiliki label saja. Usulan ini sebenarnya sangat sederhana dan sangat mudah untuk diterapkan, karena tidak membutuhkan sumber daya manusia tambahan. Perusahaan hanya perlu menyediakan timbangan dan label saja. Sistem ini hampir sama dengan sistem bagasi yang diterapkan dalam transportasi udara, akan tetapi lebih sederhana. Dengan menerapkan sistem ini, diharapkan beban kendaraan dapat diminimasi, sehingga tingkat konsumsi bahan bakar akan semakin rendah.

4. Pembelian Eco Driving Simulator. Usulan yang terakhir adalah pembelian eco driving simulator.

Eco driving simulator merupakan sebuah alat simulasi yang dapat mengajari kita bagaimana cara mengemudi yang ramah lingkungan dan dapat menurunkan tingkat konsumsi energi sebesar 20 - 30 tergantung dari cara mengendarai kita. Jika pada pelatihan hanya dijelaskan secara teoritis bagaimana cara mengendarai yang ramah lingkungan, alat ini memberikan kesempatan bagi para sopir untuk mengaplikasikannya. Hampir seluruh eco driving simulator mempunyai tiga tahapan sebagai berikut. Pengemudi diminta untuk berkendara secara normal sesuai dengan gaya mereka. tahap ini biasanya memakan waktu 6 menit. Pemberian instruksi tentang eco driving. Pengemudi diminta untuk berkendara lagi, akan tetapi dengan gaya yang berbeda sesuai dengan instruksi. Evaluasi. Pada tahap akhir evaluasi, simulator tersebut akan menghasilkan data - data yang menunjukan perfomansi pengemudi. Dari hal tersebut, dapat dilihat perbedaan antara hasil dari tahap pertama dan tahap ketiga. Harga dari eco driving simulator diperkirakan sekitar 520 juta rupiah 40.000 USD. Angka tersebut sangat besar jika dilihat sekilas. Penelitian – penelitian telah menunjukan bahwa dengan mengubah cara mengemudi, dapat menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar hingga 5 - 33 tergantung dari keberhasilan pengemudi dalam mengaplikasikan pengetahuannya. Perusahaan X mempunyai tiga buah pool di Bandung dan tujuh buah pool di Jakarta. Dalam satu hari diperkirakan terdapat 300 perjalanan yang dilakukan oleh perusahaan X. Satu kali perjalanan diperkirakan menghabiskan 37,5 liter solar hasil rata – rata. Jika penghematan yang dapat dilakukan 10 3,75 liter, maka biaya yang dapat dihemat dalam satu kali perjalanan adalah Rp 27.375,00. Jika satu hari diasumsikan terdapat 300 perjalanan dan dalam satu bulan terdapat 30 hari kerja, maka jumlah biaya yang dapat diminimasi sekitar 250 juta rupiah. Selain itu, perusahaan juga tentunya dapat melakukan cicilan atau leasing untuk memiliki produk ini, sehingga biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan sebenarnya tidak terlalu besar.