Data Denyut Jantung HASIL PENGUMPULAN DATA

Semarang, 7 Oktober 2015 440 Usulan perbaikan jadwal kerja ini berupa penggunaan shift kerja pada supir Travel MPX. Shift kerja tersebut akan terbagi menjadi dua, yaitu shift pagi dan shift malam. Dengan adanya shift ini maka dalam satu hari paling lama supir akan bekerja selama 12 jam dan penjadwalan dua rute perjalanan akan dilakukan pada satu shift. Selain itu dengan adanya shift kerja ini supir dapat mengatur jam tidur dan bangunya setiap hari. Melihat bahwa hasil pengumpulan dan pengolahan data menunjukkan bahwa hampir semua supir memiliki masalah pada kualitas tidur dan circadian rhythm, maka waktu tidur yang lebih teratur diharapkan dapat memulihkan kualitas tidur dan circadian rhythm supir yang bermasalah tersebut.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pengumupulan dan pengolahan data yang telah dikumpulkan, dapat disimpulkan: 1. Supir Travel MPX memiliki masalah dengan kualitas tidur dan circadian rhythm. Kedua hal tersebut dapat menjadi penyebab supir merasakan kelelahan. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kelelahan secara subjektif dapat dikatakan pekerjaan mengemudi Supir Travel MPX termasuk pekerjaan yang melelahkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung menyatakan bahwa pekerjaan Supir Travel MPX termasuk pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan. Dengan demikian dapat disimpulkan pekerjaan Supir Travel MPX lebih menyebabkan kelelahan mental ketimbang kelelahan fisik. 2. Usulan jadwal kerja usulan yang dirancang akan membagi supir kedalam dua shift kerja. Dengan jumlah supir yang dimiliki sekarang, maka seorang supir akan bekerja pada shift pagi selama enam hari, libur selama satu hari, dan akan kembali bekerja pada shift malam selama enam hari. Jika ada penambahan supir sekitar tiga sampai lima orang supir, maka seorang supir akan bekerja pada shift pagi selama lima hari, libur selama dua hari, dan akan kembali bekerja pada shift malam selama lima hari. DAFTAR PUSTAKA Lubis, H., Wahid, J., Dian, R., 2005, Perseosi perilaku perjalanan terhadap pelayanan angkutan umum di kota medan. Jurnal Arsitektur “ATRIUM”, 23, 12-23 Peden, M., Scurfield, R., Sleet, D., Mohan, D., Hyder, A. A., Jarawan, E., Mathers, C., 2004, World report on road traffic injury prevention. Geneva : World Health Organization Prabaswara, S., 2013, Studi Kelelahan Dalam Aktivitas Mengemudi Berdurasi Panjang, Institit Teknologi Bandung, Bandung WHO World Health Organization, 2012, ’10 facts on youth road safety’, diakses 20 Juli 2014, http:www.who.intfeaturesfactfilesyouth_roadsafetyenindex.html Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., Becker, S. E. G. 2004. An Introduction to Human Factors Engineering. Edisi Kedua. New Jersey : Pearson Prentice Hall Williamson, A., Lombardi, D. A., Folkard, S., Stutts, J., Courtney, T. K., Connor, J. L, 2011, ‘The link between fatigue and safety’, Accident Analysis and Prevention, 43, 498-515. Semarang, 7 Oktober 2015 441 PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN ENERGI UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DI PERUSAHAAN X Stefanus Rainer, Carles Sitompul Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Telp. 022 2032655 E-mail: stefanusrainergmail.com ABSTRAK Perusahaan X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang travel dengan jurusan Bandung – Jakarta dan berlokasi di Kota Bandung. Biaya bahan bakar solar merupakan salah satu komponen biaya yang signifikan dalam perusahaan ini, dimana persentase biaya bahan bakar adalah 25 dari total biaya bulanan. Angka ini cukup besar, karena pada umumnya biaya bahan bakar transportasi pada suatu perusahaan berada pada rentang 15 - 20. Perusahaan X juga sejauh ini belum fokus terhadap penghematan bahan bakar, perusahaan X lebih berfokus pada keamanan dan kenyamanan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor – faktor apa saja yang berperan secara signifikan terhadap tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X. Metode yang digunakan untuk identifikasi faktor adalah dengan melakukan studi literatur dan observasi secara langsung ke lapangan. Setelah mendapatkan faktor – faktor yang diduga berpengaruh, kemudian faktor – faktor tersebut diuji dengan factor analysis. Seteah itu dibuatlah model manajemen energi untuk perusahaan X, dimana model tersebut nantinya akan diuji dengan multiple linear regresion analysis. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X adalah faktor teknologi kecepatan, beban, dan perawatan, faktor manusia pengetahuan sopir dan faktor lingkungan kemacetan. Dari hasil tersebut dibuat usulan – usulan aplikatif yang dapat meminimasi tingkat konsumsi bahan bakar di perusahaan X, seperti memberikan rancangan pelatihan untukpara sopir agar lebih peduli terhadap penghematan bahan bakar. Kata Kunci: analisis faktor, energi, manajemen ,minyak, regresi linear berganda, transportasi

1. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi masyarakat di jaman sekarang ini. Aktivitas masyarakat yang semakin padat dan rumit menuntut mereka untuk melakukan mobilitas dengan frekuensi yang tinggi dan cepat tentunya. Hal ini diimbangi dengan semakin banyaknya metode transportasi yang tersedia, seperti pesawat, kendaraan umum atau pribadi, dan sebagainya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan sarana transportasi pun akan terus meningkat. Di Indonesia pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tiap tahunnya terus meningkat. Menurut BPS Badan Pusat Statistik, pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia kurang lebih sebesar 12 tiap tahunnya. Berbagai jenis metode transportasi yang digunakan di Indonesia sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak BBM. Minyak bumi merupakan sumber energi non – renewable, sehingga apabila dieksploitasi terus menerus tentunya energi ini bisa habis. Selain itu proses pengambilan, pengolahan, dan penggunaan minyak bumi juga tidak ramah lingkungan, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pemanasan global, naiknya permukaan air laut, punahnya kekayaan hayati, dan sebagainya. Selain itu, sampai saat ini pemerintah masih mengeluarkan dana yang cukup besar untuk subsidi bahan bakar minyak. Tercatat APBN subsidi untuk bahan bakar minyak tahun 2015 mencapai 291,1 triliun meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 246,5 triliun. Energi merupakan komponen yang cukup besar dalam APBN Indonesia tahun 2015, yaitu sekitar 18 dari keseluruhan. Perusahaan X merupakan perusahaan travel pool to pool yang menawarkan jasa transportasi dari Bandung ke Jakarta atau sebaliknya. Terdapat beberapa produk yang ditawarkan oleh travel ini. 1. Pool to Pool Terdapat tiga buah pool di Bandung dan enam buah pool di Jakarta 2. Airport Shuttle Layanan transportasi dari Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta 3. Citi Premium Rent Layanan penyewaan mobil, di mana terdapat beberapa jenis mobil yang dapat dipilih konsumen 4. Express Delivery Layanan ekspedisi barang untuk Bandung – Jakarta dan sebaliknya Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang tranportasi, biaya energi tentunya menjadi salah satu komponen biaya yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 rata – rata biaya BBM yang