Hasil Indentifikasi dan Pembobotan atas Faktor-faktor Pendorong untuk Memfasilitasi
Semarang, 7 Oktober 2015
119 industri batik. Pemerintah dapat memberikan informasi kepada industri batik mengenai teknologi
bersih apa saja yang dapat diterapkan pada proses produksi batik. 2. Melakukan pendataan industri konveksi atau industri rumah tangga yang membutuhkan bahan
atau kain perca dari industri batik. Pendataan industri konveksi atau industri rumah tangga penting dilakukan untuk mengetahui
jumlah industri konveksi yang membutuhkan kain perca dari industri batik. Dengan adanya pendataan industri konveksi dan industri batik, diharapkan pendistribusian kain perca dapat
berjalan sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengadakan sosialisasi terhadap industri batik dan industri konveksi yang bertemakan rantai pasok, agar keduanya mempunyai wawasan bahwa dalam melakukan kegiatan rantai pasok kain
perca akan menghasilkan hubungan mutualisme. Bagi UKM wawasan mengenai rantai pasok masih kurang, khususnya industri kecil. Untuk
meningkatkan wawasan dan informasi pemilik industri batik, maka sosialisasi penting untuk dilakukan agar industri batik mengerti keuntungan-keuntungan apa saja yang didapatkan dari
kegiatan rantai pasok.
4. Memberikan fasilitas kepada industri batik dan industri konveksi dalam menjalin kemitraan antara industri batik dan industri konveksi sehingga rantai pasok antara keduanya dapat berjalan
secara optimal. Dengan adanya kemitraan antara industri batik dan industri konveksi, maka akan terjalin
hubungan mutualisme antara industri batik dan industri konveksi. Kemitraan yang terjalin antara kedua industri akan mendapatkan keuntungan, industri batik mendapatkan keuntungan dari proses
penjualan kain perca dan industri konveksi mendapatkan keuntungan dari segi pasokan kain perca yang selalu konsisten sesuai dengan kebutuhan.
5. Memberikan fasilitas dan dukungan kepada industri batik dan industri konveksi dalam pembuatan jaringan rantai pasok dengan cara melakukan pemetaan industri konveksi dan industri batik
sehingga rantai pasok dapat berjalan secara optimal. Pemetaan industri konveksi dan industri batik bertujuan untuk membuat alur rantai pasok,
sehingga pendistribusian kain perca dapat berjalan sesuai dengan jalur pendistribusian yang telah dibuat pada setiap wilayah dengan memperhitungkan jarak.
6. Memberikan dukungan dan wawasan kepada industri batik untuk mewujudkan rantai pasok air limbah dengan cara melakukan sosialisasi mengenai cara pembuatan dan pengelolaan IPAL.
IPAL merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi pencemaran air di lingkungan sekitar UKM Batik Kota Pekalongan. Mengingat pentingnya peran IPAL dalam
mengurangi pencemaran lingkungan, maka industri batik harus dibekali dengan pengetahuan mengenai pentingnya IPAL untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar UKM Batik Kota
Pekalongan. Berdasarkan survey yang dilakukan pada UKM Batik Kota Pekalongan, diketahui bahwa setiap kawasan batik memiliki IPAL terpadu. Namun, menurut Staf Ahli Walikota dan
mantan Ketua Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, maksimal 2 industri batik memiliki satu IPAL sederhana atau IPAL gravitasi yang terbuat dari pipa besar dengan lapisan batu-batuan
dan tanaman untuk menyaring air sisa proses produksi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan kimia pada air limbah sebelum dialirkan ke IPAL terpadu. Dengan adanya sosialisasi
mengenai cara pembuatan dan pengelolaan IPAL diharapkan dapat membantu industri batik dalam pembuatan IPAL sederhana atau IPAL gravitasi sehingga penggunaan IPAL dapat berjalan
secara optimal.
7. Melakukan perhitungan kebutuhan IPAL untuk masing-masing kampung batik, agar rantai pasok air limbah dapat dilakukan disemua sentra batik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anandriyo dan Indah 2013, diketahui bahwa kebutuhan IPAL pada UKM Batik Kota Pekalongan pada masing-masing kecamatan adalah 29,
128, 52 dan 40 IPAL untuk Pekalongan Selatan, Barat, Timur dan Utara. Penelitian ini diharapkan dapat ditinjau ulang oleh pemerintah atau dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan perhitungan kebutuhan IPAL.
8. Mengadakan sosialisasi kepada industri batik dan kelompok petani Kota Pekalongan mengenai irigasi yang bersumber dari IPAL untuk tercapainya rantai pasok air limbah industri batik yang
dapat mendorong terwujudnya GM. Air limbah yang dihasilkan dari IPAL diindikasi telah bebas dari bahan kimia, hal ini diketahui
dari uji kelayakan air dengan menggunakan habitat ikan hias. Apabila ikan tersebut dapat bertahan hidup pada air yang dihasilkan IPAL, maka dapat dikatakan air limbah dapat dialirkan
ke lingkungan. Agar air tetap dapat bermanfaat bagi lingkungan, air limbah hasil IPAL dapat
Semarang, 7 Oktober 2015
120 dialirkan ke lahan sawah sebagai proses irigasi. Salah satu cara yan dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk ikut serta dalam mewujudkan GM pada UKM Batik adalah melakukan kegiatan sosialisasi mengenai supply chain air limbah bagi industri batik dan kelompok petani.
9. Memberikan fasilitas untuk mengoptimalkan rantai pasok air limbah dengan cara membuat pemetaan jalur irigasi dari masing-masing IPAL ke lahan sawah sekitarnya.
Pemetaan jalur irigasi dari masing-masing IPAL ke lahan sawah bertujuan agar pendistribusian air limbah dapat berjalan sesuai dengan jalur pendistribusian yang telah dibuat pada setiap
wilayah dengan memperhitungkan jarak.
10. Meningkatkan kesadaran industri batik tentang pentingnya pengelolaan limbah khususnya pada kebutuhan rantai pasok sehingga limbah yang dihasilkan oleh industri batik dapat digunakan
kembali oleh lingkungan sekitar. Selain peran pemerintah, terwujudnya GM juga membutuhkan peran dari pemilik UKM Batik.
Dalam pelaksanaan sebuah strategi dibutuhkan komitmen dari pemerintah yang berperan dalam membina UKM Batik dan komitmen dari UKM Batik untuk menjalankan kegiatan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar. Menurut Kepala Seksi UMKM Disperindag Kota Pekalongan, tanpa adanya kesadaran mengenai pentingnya pengelolaan limbah
dari industri batik, maka strategi atau rencana tindak yang dilakukan oleh pemerintah akan sia-sia. Dibutuhkan sebuah kerjasama antara pemerintah dan industri batik untuk mewujudkan
lingkungan Kota Pekalongan yang bebas pencemaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembekalan kepada industri batik mengenai wawasan pencemaran lingkungan dan kiat-kiat
dalam menanggulanginya.
11. Melakukan penggalakan regulasi yang sudah ada dengan cara sosialisasi peraturan daerah mengenai pencemaran lingkungan, sehingga kegiatan rantai pasok akan diterapkan oleh semua
industri batik sebagai salah satu upaya dalam pencegahann pencemaran lingkungan dan mewujudkan GM
Melakukan sosialisasi mengenai peraturan daerah merupakan salah satu cara untuk mengingatkan kembali kepada industri batik bahwa peraturan yang ada haruslah ditaati dan segala tindakan yang
dilakukan industri batik harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.