Kesiapan Standar Nasional Indonesia SNI dalam Mendukung Penerapan Sitem ISPO
Semarang, 7 Oktober 2015
219
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
34. Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar perkebunan. SNI 19-1419-1989 : Air dan air buangan, Cara
uji kadar nickel SNI 19-1421-1989 : Air dan air buangan, Cara
uji kadar tembaga SNI 19-1656-1989 : Air dan air buangan,
Cara uji kadar fenol SNI 19-1659-1989 : Air dan air buangan,
Cara uji kadar klorida SNI 19-1660-1989 : Air dan air buangan,
Cara uji kadar minyak dan lemak SNI 19-1662-1989: Air dan air buangan, Cara
uji kadar nitrit SNI 19-1663-1989: Air dan air buangan, Cara
uji kadar sulfat SNI 19-2601-1992 : Air dan air buangan,
Cara uji kadar arsen SNI 06-4569-1998: Cara uji poli kloro bifenil
PCB dalam air dan air buangan SNI 19-2875-1992: Air limbah, Cara uji
kebutuhan oksigen biokimia SNI 06-6854-2002 : Metode pengujian kadar
besi Fe dalam air secara kolorimetri dengan thiocyanat
SNI 06-6855-2002: Metode pengujian kadar mangan Mn dalam air secara kolorimetri
dengan persulfat SNI 06-6856-2002: Metode pengujian kadar
nitrat dalam air secara kolorimetri dengan pereaksi Nessler
SNI 06-6857-2002: Metode pengujian kadar nitrit dalam air secara kolorimetri dengan
pereaksi Gries Romeyer SNI 06-6858-2002: Metode pengujian kadar
bakteri koli total dalam air dengan saringan membrane
SNI 06-6859-2002: Metode pengujian angka rasa dalam air
SNI 06-6860-2002: Metode pengujian angka bau dalam air
SNI 06-6875-2002 : Cara uji kadar sulfida dalam air dengan iodometri
SNI 06-6876-2002 : Cara uji kadar amoniak dalam air dengan elektroda selektif ion
35. Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit.
36. Tersedia SOP perbenihan. 37. Tersedia rekaman asal benih yang digunakan.
38. Tersedia rekamandokumentasi
pelaksanaan perbenihan.
39. Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak memenuhi persyaratan.
40. Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa
Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut. 41. Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman;
Semarang, 7 Oktober 2015
220
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
42. Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan
yang berlaku. 43. Rekaman
pelaksanaan penanaman
tanaman terdokumentasi.
44. Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun
Kelapa Sawit. 45. Tersedia
rekamandokumen pelaksanaan
pemeliharaan tanaman. 46. Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT.
SNI 7313:2008 : Batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian
SNI 7466:2008 : Alat pembasmi hama tikus tipe sumbat
SNI 02-2887-1992 : Pestisida BPMC bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC
SNI 02-2888-1992 : Pestisida karbofuran bentuk butiran Granule, G
SNI 02-2889-1992 : Pestisida klorpirifos bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC
SNI 02-2890-1992 : Pestisida MIPC bentuk bubuk yang dapat disuspensikan WP
SNI 02-3124-1992 : Pestisida bentuk bubuk yang dapat disuspensikan Wettable powder,
WP, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3125-1992 : Pestisida bentuk butiran
Granule, G, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3126-1992 : Pestiside bentuk debu
Dust, D, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3127-1992 : Pestisida bentuk pekatan
dalam minyak Oil Concentrate, OC, Cara uji fisiko kimia
SNI 02-3128-1992 : Pestisida bentuk pekatan yang dapat larut dalam air Water
soluble concentrate, WSC, Cara uji fisiko kimia
SNI 06-6990.1-2004 : Air - Bagian 1: Cara uji pestisida organoklorin secara ekstraksi
menggunakan pelarut n-heksan dengan kromatografi gas-spektrofotometer massa
KG-SM SNI 06-6991.1-2004 : Tanah - Bagian 1: Cara
uji pestisida organoklorin secara ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dengan
kromatografi gas-spektrofotometer massa KG-SM
SNI 06-6992.1-2004 : Sedimen - Bagian 1: Cara uji pestisida organoklorin secara
ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dengan kromatografi gas-spektrofotometer
massa KG-SM SNI 7331: 2007 : Ketentuan gudang komoditi
pertanian 47. Tersedia SOP penanganan limbah pestisida.
48. Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT;
49. Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens pengendali hayati parasitoid,
predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan.
50. Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT.
51. Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan. 52. Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan.
53. Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS.
Semarang, 7 Oktober 2015
221
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
54. Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 55. Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi
TBS 56. Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai
dan tidak sesuai dengan persyaratan. 57. Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan
baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO.
SNI 02-1186-1989 : Alat sterilisasi buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja
SNI 13-6337-2000 : Pengujian kemampuan Ca-bentonit untuk menjernihkan minyak sawit
mentah CPO SNI 02-1187-1989 : Mesin perontok buah
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1464-1989 : Mesin kempa ulir
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1188-1989 : Mesin pemecah biji
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja. SNI 02-0959-1989: Mesin pemeras minyak
buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1189-1989 : Mesin pemisah air dan
kotoran minyak kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja.
SNI 02-1465-1989 : Mesin pemisah inti terhadap tempurung kelapa sawit, Cara uji
unjuk kerja SNI 02-1466-1989 : Mesin pemisah kelapa
sawit dari lumpur minyak, Cara uji unjuk kerja
SNI 02-1467-1989 : Mesin pemisah sabut dari ampas kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja.
58. Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil olahan.
59. Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan.
60. Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan udara.
61. Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair.
62. Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient
63. Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah
kepada instansi
yang berwenang
terdokumentasi. 64. Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari
instansi terkait 65. Tersedia instruksi kerja SOP mengenai
pengelolaan limbah B3; SNI 13-6565.2-2001 Kurikulum pelatihan
tenaga teknik khusus migas bidang sistem management lingkungan - Bagian 2: Petugas
pengendali limbah padat dan limbah bahan berbahaya dan beracun B3 industri migas
SNI 7184.4:2010 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 4: cara uji
laju korosi dari limbah cair dan semi padat dengan metode Coupon
SNI 7184.3:2011 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji
titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 66. Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas
dan lain lain dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku;
67. Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 68. Tersedia surat izin penyimpanan danatau
pemanfaatan limbah B3 dari instansi terkait
69. Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber tidak bergerak sesuai dengan
pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait;
SNI 05-1629-1989 Getaran mekanis dari mesin-mesin tertentu dengan ketinggian poros
56 mm dan lebih mengenai pengukuran, penilaian dan batas kekuatan getaran
Semarang, 7 Oktober 2015
222
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
70. Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi
yang terkait; SNI 16-7063-2004 Nilai ambang batas iklim
kerja panas, kebisingan, getaran tangan- lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat
kerja 71. Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak
bergerak terdokumentasi. 72. Tersedia SOP pemanfaatan limbah.
SNI 7184.4:2010 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 4: cara uji
laju korosi dari limbah cair dan semi padat dengan metode Coupon
SNI 7184.3:2011 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji
titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 73. Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk
Land Application LA dari instansi terkait.
74. Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair.
75. Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; SNI 19-2875-1992, Air limbah, Cara uji kebutuhan oksigen biokimia
SNI 06-4571-1998, Cara uji kebutuhan oksigen kimia COD air limbah secara
permanganometri SNI 19-6036-1999, Cara uji hidrogen
peroksida H2O2 dalam air limbah SNI 03-6368-2000, Spesifikasi pipa beton
untuk saluran air limbah, saluran air hujan dan gorong-gorong
SNI 13-4182-1996, Tata pengukuran derajat keasaman tanah
SNI 13-6793-2002, Metode pengujian kadar air, kadar abu dan bahan organik dari tanah
gambut dan tanah organik lainnya SNI
03-6795-2002, Metode
pengujian menentukan tanah ekspansif
SNI 03-6787-2002, Metode pengujian pH tanah dengan alat pH meter
76. Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land
Aplication. SNI 19-2877-1992, Gas buang, Cara uji kadar
hidrogen sianida SNI 19-2879-1992, Cara uji hidrokarbon C1
sampai C5 di udara
77. Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair ke badan air.
78. Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut.
79. Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 80. Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha
perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha.
81. Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan
3.000 ha 82. Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan
hasil AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.
83. Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran
SNI 03-1736-2000 —Tata Cara Perencanaan
Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
Dan Gedung. SNI 06-2862-1992 , Bahan kimia untuk
pemadam kebakaran SNI 03-3987-1995, Tata cara perencanaan,
84. Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran.
85. Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran;
86. Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
Semarang, 7 Oktober 2015
223
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
87. Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran
dan pelaporannya. pemasangan pemadam api ringan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
SNI 03-1745-2000 —Tata Cara Perencanaan
Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. SNI 03-1746-2000
—Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Ke Luar Untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-3985-2000 —Tata Cara Perencanaan,
Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-3989-2000
—Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6382-2000,
Spesifikasi hidran
kebakaran tabung basah SNI 03-6570-2001
—Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
SNI 03-6571-2001 — Sistem Pengendalian
Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-6574-2001
—Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Dan Sistem
Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung. SNI 09-7053-2004
—Kendaraan Dan Peralatan Pemadam Kebakaran
– Pompa 88. Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan
fauna di lingkungan perkebunan; SNI 19-5009.9-2001, Istilah dan definisi yang
berkaitan dengan penangkaran satwa liar berasaskan konservasi hayati
89. Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya
usaha perkebunan. 90. Tersedia Rekaman sosialisasi.
91. Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi
SNI 13-4688-1998, Penyusunan peta sumber daya mineral, batubara dan gambut
92. Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
93. Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
94. Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; SNI ISO 14064-2:2009, Gas rumah kaca -
Bagian 2 : Spesifikasi dengan panduan levelproyek untuk kuantifikasi dan pelaporan
dari pengurangan emisi atau pertukaran gas rumah kaca
95. Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK; 96. Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land
use trajectory ;
97. Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK; 98. Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi.
99. Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
SNI 03-6370-2000, Tata cara evaluasi batuan yang digunakan untuk pengendalian erosi
SNI 02-6679-2002, Pengelompokan dan terminologi bahan penyubur tanaman
SNI 04-3890.2.7-2002 , Klasifikasi kondisi lingkungan - Bagian 2-7 : Kondisi lingkungan
yang ada di alam - Flora dan fauna 100. Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi
penyebaran sungai. 101. Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan
dengan potensi erosi tinggi.
Semarang, 7 Oktober 2015
224
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
102. Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang berwenang.
SNI 19-1961-1990 Peraturan khusus keselamatan dan kesehatan kerja
SNI 19-3994-1995 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada pertolongan pertama
pada kecelakaan SNI 19-0229-1987 Pekerjaan di dalam
ruangan tertutup, Keselamatan kerja SNI 19-7055-2004 Kurikulum pelatihan
hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengurus dan anggota panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja P2K3 perusahaan SNI 19-7056-2004 Kurikulum pelatihan
hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengelola makanan tenaga kerja di tempat kerja
SNI 19-7057-2004 Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi dokter
perusahaan SNI 19-1716-1989 Statistik kecelakaan
SNI 19-1958-1990 Pedoman alat pelindung diri
SNI 13-3620-1994 Cara pemakaian perkakas tangan dengan aman
SNI 19-1723-1989 Penyakit akibat kerja, Daftar
SNI 03-6574-2001 Tata cara perancangan pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem
peringatan bahaya pada bangunan gedung SNI 19-6602-2001 Kartu tanda bahaya untuk
pengamanan SNI 7327.1:2009 Pelindung jari kaki toe cap
sepatu pengaman safety shoes - Bagian 1: Metode pengujian beban jatuh bebas
SNI 12-1547-2005 Sepatu bot PVC tahan kimia
SNI 0111:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisir
SNI 7037:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sistem Goodyear welt
SNI 7079:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sol poliuretan dan termoplastik
poliuretan sistem cetak injeksi SNI 19-1957-1990 Kesehatan kerja,
Pedoman pengawasan SNI 19-6602-2001 Kartu tanda bahaya untuk
pengamanan SNI 19-1960-1990 Gizi kerja
103. Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan prasarananya.
104. Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 105. Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya.
106. Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi
untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu
107. Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan.
108. Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah,
sarana pendidikan dan sarana olahraga 109. Tersedia
kebijakan perusahaan
untuk mengikutsertakan
karyawan dalam
program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai
Semarang, 7 Oktober 2015
225
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
dengan ketentuan yang berlaku. 110. Tersedia program pelatihan untuk peningkatan
kemampuan karyawan. 111. Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan
dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja.
112. Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi
untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu
113. Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan
yang sama untuk mendapat kesempatan kerja.
114. Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115. Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan
keluhan pekerja. 116. Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja.
117. Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja.
SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan
SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk
sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu
118. Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja.
119. Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun
intern serikat. 120. Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan
koperasi; SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi
untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen
mutu 121. Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
122. Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat setempat. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi
untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu
123. Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
124. Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli.
SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan
SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan
manajemen mutu 125. Memiliki program untuk mempertahankan kearifan
lokal. 126. Tersedia Rekaman realisasi program bersama
masyarakat adat penduduk asli. 127. Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk
pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll. ISO 26000 Guidance on social responsibility
128. Tersedia rekaman
hasil penerapan
perbaikanpeningkatan yang dilakukan. SNI ISO 9001:2008
Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen
lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan
SNI 19-14004-2005 Sistem manajemen lingkungan - Panduan umum tentang prinsip,
sistem dan teknik pendukung ISO 18000 Occupation, Health and Safety
Semarang, 7 Oktober 2015
226 Berdasarkan tabel 7, terdapat 106 Standar Nasional Indonesia SNI yang berkaitan dengan 128
indikator dalam sistem ISPO. Terkait dengan penerapan sistem ISPO ada 106 Standar Nasional Indonesia SNI yang dapat mendukung penerapan sistem ISPO. Dari analisa data ke 128 indikator sistem ISPO,
sebagian besar berhubungan dengan standar manajemen yang meliputi SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu
– Persyaratan, SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan, ISO 18000 Occupation, Health and Safety, ISO 26000 Guidance on social
responsibility; dan standar lainnya. Sehingga apabila perusahaan perkebunan kelapa sawit telah menerapkan sistem manajemen tersebut, maka sebagian besar persyaratan dalam sistem ISPO dapat
terpenuhi.
Tabel 8. Rekapan Kuesioner Bagian III No
Responden Kriteria
Skoring Total
Skor Kriteria
I Kriteria
II Kriteria
III 5
3 1
1 PT. Bukit Mas Sawit Subur
30 2
96 150
6 96
252 2
PT. Agro Muko 116
3 6
580 9
6 595
3 PT. Tolan Tiga Indonesia
119 4
2 595
12 2
609 4
PT. Tasik Raja 65
13 50
325 39
50 414
5 PT. United Kingdom Plantation
61 13
54 305
39 54
398 6
PT. Damai Nusa Sekawan 46
42 16
230 126
16 372
7 PT. Nubika Jaya
69 34
15 345
102 15
462 8
PT. Smart Tbk. 112
15 560
15 575
9 Pusat Penelitian Kelapa Sawit
86 39
430 39
469 10 PT. Barumun Raya Padang Langkat
53 11
64 265
33 64
362 11 PT. Gersindo Minang Plantation
105 2
21 525
6 21
552 12 PT. AMP Plantation
109 4
15 545
12 15
572 13 PT. Kerry Sawit Indonesia
106 6
16 530
18 16
564 14 PT. Perkebunan Milano Pinang Awan
110 1
17 550
3 17
570 15 PT. Mustika Sembuluh
113 3
12 565
9 12
586 16 PT. Sumber Tani Agung
101 9
16 505
27 16
548 17 PT. Jaya Selamat Abadi Raya
96 11
17 480
33 17
530 18 PT. Inti Selaras Perkasa
15 8
6 75
24 6
105 19 PT. Prima Tunas Kharisma
14 5
6 70
15 6
91 20 PT. Sentosa Sukses Utama
10 3
6 50
9 6
65 21 PT. Gawi Makmur Kalimantan
20 9
5 100
27 5
132 22 PT. Cahaya Anugerah Plantation
61 14
53 305
42 53
400 23 PT. Putra Bongan Jaya
92 32
460 32
492 24 PT. Sasana Yudha Bhakti
104 17
520 17
537 25 PT. Rea kaltim Plantation
114 6
570 6
576 26 PT. Cipta Davia mandiri
84 9
420 9
429 27 PT. Kutai Mitra Sejati
93 30
465 30
495 28 PT. Perkebunan kaltim utama I
76 52
380 156
536 29 PT. Agro Bast Borneo Kencana
87 23
17 435
69 17
521 30 PT. Agro Jaya Tirta Kencana
101 8
18 505
24 18
547 31 PT. Alamraya Kencana Mas
110 11
4 550
33 4
587 32 PT. Sawindo Kencana
121 4
3 605
12 3
620
Semarang, 7 Oktober 2015
227 33 PT. Fajar Baizury Brothers
37 6
2 185
18 2
205 34 PT. Usaha Semesta Jaya
21 3
105 9
114 35 Wilmar International Plantation
128 640
640 36 PT. PN VI Persero
98 18
490 18
508 37 PT. Agrowiyana
107 535
535 38 PT. Dasa Anugrah Sejati
107 10
9 535
30 9
574 39 PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian
113 565
565 40 PT. Inti Indosawit Subur Tungkal Ulu
119 6
3 595
18 3
616 41 Megasawindo Perkasa
79 24
24 395
72 24
491 42 PT. Jamika Raya
106 2
20 530
6 20
556 43 PT. Brahma Bina Bakti
105 6
11 525
18 11
554 44 PT. Petaling Mandraguna
119 9
595 9
604 45 PT. Anugerah Pola Nusa
36 1
80 180
3 80
263 46 PT. Tidar Kerinci Agung
98 12
490 12
502 47 PT. Bakrie Pasaman plantation
113 9
6 565
27 6
598 48 PT. Transco Pratama
50 33
45 250
99 45
394 49 PT. Incasi Raya
50 33
45 250
99 45
394 50 PT. Sumatera jaya Agro Lestari
44 42
42 220
126 42
388 51 PT. Bina pratama sakatojaya
44 42
42 220
126 42
388 52 PT. Pasaman marama Sejahtera
44 42
42 220
126 42
388 53 PT. Bintara Tani Nusantara
44 40
44 220
120 44
384 54 PT. Sumber Andalas utama
50 33
45 250
99 45
394 55 PT. Selogo Makmur Plantation
52 32
44 260
96 44
400 56 PT. Kalimantan Sanggar Pusaka
110 550
550 57 PT. Sinar Dinamika Kapuas
110 550
550 58 PT. Bonti Permai Jayaraya
110 550
550 59 PT. Kencana Graha Permai
112 12
4 560
36 4
600 60 PT. Mitra Aneka Rezeki
80 28
20 400
84 20
504 61 PT. Aburahmi
17 52
59 85
156 59
300 62 PT. Wanakarya Mulya Kahuripan
90 37
450 37
487 63 PT. Pulau Hijau Asri
41 22
205 22
227 64 PT. Banyu Kahuripan Indonesia
90 37
450 37
487 65 PT. Cipta Futura
108 8
540 8
548 66 PT. Tunggal Perkasa Plantation
108 11
540 11
551 67 PT. Eka Dura Indonesia
108 9
11 540
27 11
578 68 PT. Guna Dodos
85 1
42 425
3 42
470 69 PT. Rimba Sawit Kusuma
85 1
42 425
3 42
470 70 PT. Pesawoan Raya
86 1
41 430
3 41
474 71 PT. Ivomas Tunggal
123 5
615 5
620 72 PT. Buana Wiralestari
123 5
615 5
620 73 PT. Ramajaya Pramukti
123 5
615 5
620 74 PT. Panca Surya Agrindo
115 3
1 575
9 1
585 75 PT. Ciliandra Perkasa
89 17
3 445
51 3
499
Semarang, 7 Oktober 2015
228 76 PT. Muriniwood Indah Industry
96 8
8 480
24 8
512 77 PT. Perdana Intisawit Perkasa
99 8
495 24
519 78 PT. Subur Arum Makmur
89 11
12 445
33 12
490 79 PT. Arindo Trisejahtera
87 15
7 435
45 7
487 80 PT. Surya Inti Sari Raya
89 15
3 445
45 3
493 81 PT. Pria Tama Riau
51 17
27 255
51 27
333 82 PT. Meridan Sejati Surya Plantation
112 2
4 560
6 4
570
Average 472
Paling tinggi 640
Paling rendah 65
Presentase Kesiapan Pelaku Usaha dalam Penerapan ISPO
73.77
Berdasarkan tabel 8, presentase kesiapan pelaku usaha dalam penerapan ISPO sebesar 73,77 . Presentase ini diperoleh dari skor rata-rata average dibagi skor maksimal yang bisa didapatkan oleh
responden 5 x 128 = 640 poin.
Tabel 9. Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO 128 Indikator Sistem ISPO
Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang
Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO
Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan
1 Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali
kebun-kebun konversi hak barat erfpahct; 4
2 Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P,
SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip. 1
3 Telah memiliki hak atas tanahdalam proses, sertifikat yang sesuai,
seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi hak barat erfpahct.
4 4
Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20 dari total
areal kebun yang diusahakan; 21
5 Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat
18 6
Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.
17 7
Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
3 8
Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan Perubahan Peruntukan
dan Fungsi Kawasan Hutan 20
9 Rekaman perolehan hak atas tanah
6 10 Peta lokasi kebun topografi jenis tanah.
2 11
Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah pengusaha perkebunan dengan pengusaha pertambangan tentang
besarnya kompensasi 48
12 Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk
mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas tanpa
menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan 51
Semarang, 7 Oktober 2015
229
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
13 Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang
terdokumentasi. 16
14 Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan. 25
15 Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati. 19
16 Tersedia rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa
disimpan. 18
17 Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk badan hukum
berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham.
18 Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi untuk memproduksi minyak
sawit lestari. 2
19 Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil
perkebunan. 2
20 Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi setiap
unit dan pelaksana. 21
Memiliki perencanaan untuk menjamin berlangsungnya usaha perkebunan.
22 Memiliki sistem manajemen Keuangan Perusahaan dan keamanan
ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka panjang. 1
23 Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM. 2
24 Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan HGU, HGB, HP,
dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun, pabrik, kantor, perumahan karyawan, dan sarana pendukung lainnya.
7 25 Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit.
15 26 Tersedianya mekanisme pemberian informasi;
2 27 Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait;
6 28
Daftar jenis informasidata yang dapat diperoleh oleh pemangku kepentingan lainnya;
11 29 Rekaman permintaan informasi oleh pemangku kepentingan lainnya;
14 30 Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi
14
Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolaha Kelapa Sawit
31 Tersedia SOP pembukaan lahan 1
32 Tersedia rekaman pembukaan lahan 8
33 Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber air. 13
34 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12
35 Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit. 17
36 Tersedia SOP perbenihan. 3
37 Tersedia rekaman asal benih yang digunakan. 5
38 Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9
39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak
memenuhi persyaratan. 15
40 Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut.
6
Semarang, 7 Oktober 2015
230
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
41 Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman; 2
42 Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut
dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. 20
43 Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2
44 Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman
Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit. 1
45 Tersedia rekamandokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman. 4
46 Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6
47 Tersedia SOP penanganan limbah pestisida. 9
48 Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT; 3
49 Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens
pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan.
3 50 Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT.
4 51 Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan.
52 Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan. 2
53 Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS. 54 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS;
3 55 Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS
2 56
Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan persyaratan.
3 57
Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas
CPO. 10
58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil
olahan. 16
59 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17
60 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan
udara. 16
61 Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair. 23
62 Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient 20
63 Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada instansi
yang berwenang terdokumentasi. 16
64 Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari instansi terkait 25
65 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah B3; 7
66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain
dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12
67 Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11
68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah B3
dari instansi terkait 12
69 Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber
tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait;
16 70
Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait;
18
Semarang, 7 Oktober 2015
231
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
71 Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak
terdokumentasi. 25
72 Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14
73 Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application
LA dari instansi terkait. 26
74 Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
75 Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; 23
76 Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi
yang melakukan LA Land Aplication. 27
77 Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair
ke badan air. 39
78 Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya
ke laut. 47
79 Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 24
80 Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa
sawit yang mengelola lahan 3.000 ha. 9
81 Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa
sawit yang mengelola lahan 3.000 ha 10
82 Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil
AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.
6 83 Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2 84 Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran.
5 85
Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran;
4 86 Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
4 87
Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya.
7 88
Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di lingkungan perkebunan;
17 89
Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan.
29 90 Tersedia Rekaman sosialisasi.
24 91
Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi
29 92
Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 93
Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 94 Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK;
35 95 Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK;
40 96 Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use trajectory;
32 97 Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK;
36 98 Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi.
43 99
Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
23
Semarang, 7 Oktober 2015
232
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
100 Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai. 6
101 Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan potensi
erosi tinggi. 34
Tanggung Jawab Terhadap Pekerja
102 Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang
berwenang. 12
103 Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan
prasarananya. 12
104 Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1
105 Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya. 14
106 Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. 1
107 Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan. 108
Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana
olahraga 1
109 Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan karyawan
dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
110 Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan
karyawan. 5
111 Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan
dan peningkatan kemampuan pekerja. 7
112 Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 2
113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan yang
sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3
114 Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115 Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan pekerja.
1 116 Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja.
14 117
Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja.
9 118 Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja.
12 119
Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat.
15 120 Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi;
7 121 Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
19
Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas
122 Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan
kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat.
6 123
Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
9 124
Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli.
14 125 Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal.
20 126
Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat penduduk asli.
17
Semarang, 7 Oktober 2015
233
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat
127 Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal,
penggunaan kontraktor lokal, dll. 10
Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan
128 Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang
dilakukan. 12
Tabel 10. Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO Berdasarkan 7 Prinsip ISPO
No 7 Prinsip ISPO
Jumlah Indikator
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
1 Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan
30 12
2 Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan
Pengolaha Kelapa Sawit 44
10 3
Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan 27
23 4
Tanggung Jawab Terhadap Pekerja 20
7 5
Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas 5
13 6
Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat 1
10 7
Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan 1
12 Berdasarkan tabel 8 dan 9, jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum dapat
memenuhi indikator dalam sistem ISPO paling banyak pada indikator ketiga yaitu pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rata-rata 23 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum bisa
memenuhi 27 indikator pada prinsip pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Sedangkan berdasarkan indikator, urutan indikator ISPO yang belum dapat dipenuhi oleh
perusahaan perkebunan kelapa sawit disajikan pada tabel 3, sebagagi berikut:
Tabel 11. Urutan Indikator yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit No.
Indikator 128 Indikator Sistem ISPO
Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang
Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO
12 Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk
mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas
tanpa menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan
51
11 Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah
pengusaha perkebunan dengan pengusaha pertambangan tentang besarnya kompensasi
48 78
Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut.
47 98
Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi. 43
95 Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK;
40
Semarang, 7 Oktober 2015
234
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
77 Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan
limbah cair ke badan air. 39
97 Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK;
36 94
Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; 35
101 Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan
potensi erosi tinggi. 34
96 Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use
trajectory ;
32 89
Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan.
29 91
Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi
29 92
Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 93
Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 76
Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land Aplication.
27 73
Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application
LA dari instansi terkait. 26
14 Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan.
25 64
Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari instansi terkait 25
71 Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak
terdokumentasi. 25
79 Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4.
24 90
Tersedia Rekaman sosialisasi. 24
61 Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair.
23 74
Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23
75 Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah;
23 99
Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
23 4
Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah
20 dari total areal kebun yang diusahakan; 21
8 Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan
Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
20 42
Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
20 62
Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient
20 125
Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal. 20
15 Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati.
19
Semarang, 7 Oktober 2015
235
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
121 Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
19 5
Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat
18 16
Tersedia rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa disimpan.
18 70
Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait;
18 6
Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah
setempat. 17
35 Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit.
17 59
Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17
88 Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di
lingkungan perkebunan; 17
126 Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat
penduduk asli. 17
13 Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang
terdokumentasi. 16
58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil
olahan. 16
60 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah
cair dan udara. 16
63 Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada
instansi yang berwenang terdokumentasi. 16
69 Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan
sumber tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait;
16 25
Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit. 15
39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak
memenuhi persyaratan. 15
119 Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara
perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat. 15
29 Rekaman permintaan informasi oleh pemangku kepentingan
lainnya; 14
30 Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi
14 72
Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14
105 Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya.
14 116
Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja. 14
124 Memiliki
program untuk
peningkatan kesejahteraan
masyarakat adat penduduk asli. 14
33 Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber
air. 13
34 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12
Semarang, 7 Oktober 2015
236
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain
dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12
68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah
B3 dari instansi terkait 12
102 Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang
berwenang. 12
103 Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana
dan prasarananya. 12
118 Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja.
12 128
Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang dilakukan.
12 28
Daftar jenis informasidata yang dapat diperoleh oleh pemangku kepentingan lainnya;
11 67
Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11
57 Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan baik untuk
proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO.
10 81
Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha
10 127
Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll.
10 38
Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9
47 Tersedia SOP penanganan limbah pestisida.
9 80
Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha.
9 117
Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja.
9 123
Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
9 32
Tersedia rekaman pembukaan lahan 8
24 Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan HGU,
HGB, HP, dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun, pabrik, kantor, perumahan karyawan, dan sarana
pendukung lainnya. 7
65 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah
B3; 7
87 Tersedia
Rekaman pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya.
7 111
Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja.
7 120
Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi; 7
9 Rekaman perolehan hak atas tanah
6 27
Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait; 6
Semarang, 7 Oktober 2015
237
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
40 Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman
Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut.
6 46
Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6
82 Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil
AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.
6 100
Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai.
6 122
Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat setempat. 6
37 Tersedia rekaman asal benih yang digunakan.
5 84
Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran.
5 110
Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan karyawan.
5 1
Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat erfpahct;
4 3
Telah memiliki hak atas tanahdalam proses, sertifikat yang sesuai, seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi
hak barat erfpahct. 4
45 Tersedia
rekamandokumen pelaksanaan
pemeliharaan tanaman.
4 50
Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT. 4
85 Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan
kebakaran; 4
86 Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
4 7
Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
3 36
Tersedia SOP perbenihan. 3
48 Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian
OPT; 3
49 Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan
agens pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan.
3 54
Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 3
56 Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak
sesuai dengan persyaratan. 3
113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan
yang sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3
10 Peta lokasi kebun topografi jenis tanah.
2 18
Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi untuk memproduksi minyak sawit lestari.
2
Semarang, 7 Oktober 2015
238
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
19 Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil
perkebunan. 2
23 Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM.
2 26
Tersedianya mekanisme pemberian informasi; 2
41 Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman;
2 43
Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2
52 Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan.
2 55
Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS 2
83 Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2 112
Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
2 2
Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip.
1 22
Memiliki sistem manajemen Keuangan Perusahaan dan keamanan ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka
panjang. 1
31 Tersedia SOP pembukaan lahan
1 44
Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit.
1 104
Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1
106 Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum.
1 108
Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan
sarana olahraga 1
115 Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan
pekerja. 1
17 Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk badan
hukum berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham.
20 Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi
setiap unit dan pelaksana. 21
Memiliki perencanaan untuk menjamin berlangsungnya usaha perkebunan.
51 Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan.
53 Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS.
107 Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan.
109 Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan
karyawan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
114 Tersedia Rekaman daftar karyawan.