Kesiapan Standar Nasional Indonesia SNI dalam Mendukung Penerapan Sitem ISPO

Semarang, 7 Oktober 2015 219 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 34. Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. SNI 19-1419-1989 : Air dan air buangan, Cara uji kadar nickel SNI 19-1421-1989 : Air dan air buangan, Cara uji kadar tembaga SNI 19-1656-1989 : Air dan air buangan, Cara uji kadar fenol SNI 19-1659-1989 : Air dan air buangan, Cara uji kadar klorida SNI 19-1660-1989 : Air dan air buangan, Cara uji kadar minyak dan lemak SNI 19-1662-1989: Air dan air buangan, Cara uji kadar nitrit SNI 19-1663-1989: Air dan air buangan, Cara uji kadar sulfat SNI 19-2601-1992 : Air dan air buangan, Cara uji kadar arsen SNI 06-4569-1998: Cara uji poli kloro bifenil PCB dalam air dan air buangan SNI 19-2875-1992: Air limbah, Cara uji kebutuhan oksigen biokimia SNI 06-6854-2002 : Metode pengujian kadar besi Fe dalam air secara kolorimetri dengan thiocyanat SNI 06-6855-2002: Metode pengujian kadar mangan Mn dalam air secara kolorimetri dengan persulfat SNI 06-6856-2002: Metode pengujian kadar nitrat dalam air secara kolorimetri dengan pereaksi Nessler SNI 06-6857-2002: Metode pengujian kadar nitrit dalam air secara kolorimetri dengan pereaksi Gries Romeyer SNI 06-6858-2002: Metode pengujian kadar bakteri koli total dalam air dengan saringan membrane SNI 06-6859-2002: Metode pengujian angka rasa dalam air SNI 06-6860-2002: Metode pengujian angka bau dalam air SNI 06-6875-2002 : Cara uji kadar sulfida dalam air dengan iodometri SNI 06-6876-2002 : Cara uji kadar amoniak dalam air dengan elektroda selektif ion 35. Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit. 36. Tersedia SOP perbenihan. 37. Tersedia rekaman asal benih yang digunakan. 38. Tersedia rekamandokumentasi pelaksanaan perbenihan. 39. Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak memenuhi persyaratan. 40. Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut. 41. Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman; Semarang, 7 Oktober 2015 220 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 42. Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. 43. Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 44. Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit. 45. Tersedia rekamandokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman. 46. Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. SNI 7313:2008 : Batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian SNI 7466:2008 : Alat pembasmi hama tikus tipe sumbat SNI 02-2887-1992 : Pestisida BPMC bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC SNI 02-2888-1992 : Pestisida karbofuran bentuk butiran Granule, G SNI 02-2889-1992 : Pestisida klorpirifos bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC SNI 02-2890-1992 : Pestisida MIPC bentuk bubuk yang dapat disuspensikan WP SNI 02-3124-1992 : Pestisida bentuk bubuk yang dapat disuspensikan Wettable powder, WP, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3125-1992 : Pestisida bentuk butiran Granule, G, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3126-1992 : Pestiside bentuk debu Dust, D, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3127-1992 : Pestisida bentuk pekatan dalam minyak Oil Concentrate, OC, Cara uji fisiko kimia SNI 02-3128-1992 : Pestisida bentuk pekatan yang dapat larut dalam air Water soluble concentrate, WSC, Cara uji fisiko kimia SNI 06-6990.1-2004 : Air - Bagian 1: Cara uji pestisida organoklorin secara ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dengan kromatografi gas-spektrofotometer massa KG-SM SNI 06-6991.1-2004 : Tanah - Bagian 1: Cara uji pestisida organoklorin secara ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dengan kromatografi gas-spektrofotometer massa KG-SM SNI 06-6992.1-2004 : Sedimen - Bagian 1: Cara uji pestisida organoklorin secara ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dengan kromatografi gas-spektrofotometer massa KG-SM SNI 7331: 2007 : Ketentuan gudang komoditi pertanian 47. Tersedia SOP penanganan limbah pestisida. 48. Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT; 49. Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan. 50. Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT. 51. Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan. 52. Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan. 53. Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS. Semarang, 7 Oktober 2015 221 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 54. Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 55. Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS 56. Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan persyaratan. 57. Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO. SNI 02-1186-1989 : Alat sterilisasi buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 13-6337-2000 : Pengujian kemampuan Ca-bentonit untuk menjernihkan minyak sawit mentah CPO SNI 02-1187-1989 : Mesin perontok buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1464-1989 : Mesin kempa ulir kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1188-1989 : Mesin pemecah biji kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja. SNI 02-0959-1989: Mesin pemeras minyak buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1189-1989 : Mesin pemisah air dan kotoran minyak kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja. SNI 02-1465-1989 : Mesin pemisah inti terhadap tempurung kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1466-1989 : Mesin pemisah kelapa sawit dari lumpur minyak, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1467-1989 : Mesin pemisah sabut dari ampas kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja. 58. Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil olahan. 59. Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 60. Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan udara. 61. Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair. 62. Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient 63. Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada instansi yang berwenang terdokumentasi. 64. Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari instansi terkait 65. Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah B3; SNI 13-6565.2-2001 Kurikulum pelatihan tenaga teknik khusus migas bidang sistem management lingkungan - Bagian 2: Petugas pengendali limbah padat dan limbah bahan berbahaya dan beracun B3 industri migas SNI 7184.4:2010 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 4: cara uji laju korosi dari limbah cair dan semi padat dengan metode Coupon SNI 7184.3:2011 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 66. Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 67. Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 68. Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah B3 dari instansi terkait 69. Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait; SNI 05-1629-1989 Getaran mekanis dari mesin-mesin tertentu dengan ketinggian poros 56 mm dan lebih mengenai pengukuran, penilaian dan batas kekuatan getaran Semarang, 7 Oktober 2015 222 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 70. Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait; SNI 16-7063-2004 Nilai ambang batas iklim kerja panas, kebisingan, getaran tangan- lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja 71. Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak terdokumentasi. 72. Tersedia SOP pemanfaatan limbah. SNI 7184.4:2010 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 4: cara uji laju korosi dari limbah cair dan semi padat dengan metode Coupon SNI 7184.3:2011 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 73. Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application LA dari instansi terkait. 74. Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 75. Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; SNI 19-2875-1992, Air limbah, Cara uji kebutuhan oksigen biokimia SNI 06-4571-1998, Cara uji kebutuhan oksigen kimia COD air limbah secara permanganometri SNI 19-6036-1999, Cara uji hidrogen peroksida H2O2 dalam air limbah SNI 03-6368-2000, Spesifikasi pipa beton untuk saluran air limbah, saluran air hujan dan gorong-gorong SNI 13-4182-1996, Tata pengukuran derajat keasaman tanah SNI 13-6793-2002, Metode pengujian kadar air, kadar abu dan bahan organik dari tanah gambut dan tanah organik lainnya SNI 03-6795-2002, Metode pengujian menentukan tanah ekspansif SNI 03-6787-2002, Metode pengujian pH tanah dengan alat pH meter 76. Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land Aplication. SNI 19-2877-1992, Gas buang, Cara uji kadar hidrogen sianida SNI 19-2879-1992, Cara uji hidrokarbon C1 sampai C5 di udara 77. Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair ke badan air. 78. Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut. 79. Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 80. Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha. 81. Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha 82. Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang. 83. Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran SNI 03-1736-2000 —Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. SNI 06-2862-1992 , Bahan kimia untuk pemadam kebakaran SNI 03-3987-1995, Tata cara perencanaan, 84. Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran. 85. Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran; 86. Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat; Semarang, 7 Oktober 2015 223 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 87. Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya. pemasangan pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung SNI 03-1745-2000 —Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak Dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. SNI 03-1746-2000 —Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Ke Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-3985-2000 —Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-3989-2000 —Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-6382-2000, Spesifikasi hidran kebakaran tabung basah SNI 03-6570-2001 —Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran. SNI 03-6571-2001 — Sistem Pengendalian Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03-6574-2001 —Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Dan Sistem Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung. SNI 09-7053-2004 —Kendaraan Dan Peralatan Pemadam Kebakaran – Pompa 88. Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di lingkungan perkebunan; SNI 19-5009.9-2001, Istilah dan definisi yang berkaitan dengan penangkaran satwa liar berasaskan konservasi hayati 89. Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan. 90. Tersedia Rekaman sosialisasi. 91. Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi SNI 13-4688-1998, Penyusunan peta sumber daya mineral, batubara dan gambut 92. Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 93. Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 94. Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; SNI ISO 14064-2:2009, Gas rumah kaca - Bagian 2 : Spesifikasi dengan panduan levelproyek untuk kuantifikasi dan pelaporan dari pengurangan emisi atau pertukaran gas rumah kaca 95. Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK; 96. Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use trajectory ; 97. Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK; 98. Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi. 99. Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai. SNI 03-6370-2000, Tata cara evaluasi batuan yang digunakan untuk pengendalian erosi SNI 02-6679-2002, Pengelompokan dan terminologi bahan penyubur tanaman SNI 04-3890.2.7-2002 , Klasifikasi kondisi lingkungan - Bagian 2-7 : Kondisi lingkungan yang ada di alam - Flora dan fauna 100. Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai. 101. Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi. Semarang, 7 Oktober 2015 224 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI 102. Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang berwenang. SNI 19-1961-1990 Peraturan khusus keselamatan dan kesehatan kerja SNI 19-3994-1995 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja pada pertolongan pertama pada kecelakaan SNI 19-0229-1987 Pekerjaan di dalam ruangan tertutup, Keselamatan kerja SNI 19-7055-2004 Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengurus dan anggota panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja P2K3 perusahaan SNI 19-7056-2004 Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengelola makanan tenaga kerja di tempat kerja SNI 19-7057-2004 Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi dokter perusahaan SNI 19-1716-1989 Statistik kecelakaan SNI 19-1958-1990 Pedoman alat pelindung diri SNI 13-3620-1994 Cara pemakaian perkakas tangan dengan aman SNI 19-1723-1989 Penyakit akibat kerja, Daftar SNI 03-6574-2001 Tata cara perancangan pencahayaan darurat, tanda arah dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung SNI 19-6602-2001 Kartu tanda bahaya untuk pengamanan SNI 7327.1:2009 Pelindung jari kaki toe cap sepatu pengaman safety shoes - Bagian 1: Metode pengujian beban jatuh bebas SNI 12-1547-2005 Sepatu bot PVC tahan kimia SNI 0111:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sol karet cetak vulkanisir SNI 7037:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sistem Goodyear welt SNI 7079:2009 Sepatu pengaman dari kulit dengan sol poliuretan dan termoplastik poliuretan sistem cetak injeksi SNI 19-1957-1990 Kesehatan kerja, Pedoman pengawasan SNI 19-6602-2001 Kartu tanda bahaya untuk pengamanan SNI 19-1960-1990 Gizi kerja 103. Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan prasarananya. 104. Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 105. Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya. 106. Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 107. Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan. 108. Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana olahraga 109. Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan karyawan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai Semarang, 7 Oktober 2015 225 No Indikator ISPO Standar Nasional Indonesia SNI dengan ketentuan yang berlaku. 110. Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan karyawan. 111. Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja. 112. Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 113. Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan yang sama untuk mendapat kesempatan kerja. 114. Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115. Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan pekerja. 116. Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja. 117. Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 118. Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja. 119. Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat. 120. Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi; SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 121. Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan 122. Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 123. Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan. 124. Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan SNI ISO 9004:2009 Pengelolaan organisasi untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu 125. Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal. 126. Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat penduduk asli. 127. Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll. ISO 26000 Guidance on social responsibility 128. Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang dilakukan. SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan SNI 19-14004-2005 Sistem manajemen lingkungan - Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung ISO 18000 Occupation, Health and Safety Semarang, 7 Oktober 2015 226 Berdasarkan tabel 7, terdapat 106 Standar Nasional Indonesia SNI yang berkaitan dengan 128 indikator dalam sistem ISPO. Terkait dengan penerapan sistem ISPO ada 106 Standar Nasional Indonesia SNI yang dapat mendukung penerapan sistem ISPO. Dari analisa data ke 128 indikator sistem ISPO, sebagian besar berhubungan dengan standar manajemen yang meliputi SNI ISO 9001:2008 Sistem manajemen mutu – Persyaratan, SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan, ISO 18000 Occupation, Health and Safety, ISO 26000 Guidance on social responsibility; dan standar lainnya. Sehingga apabila perusahaan perkebunan kelapa sawit telah menerapkan sistem manajemen tersebut, maka sebagian besar persyaratan dalam sistem ISPO dapat terpenuhi. Tabel 8. Rekapan Kuesioner Bagian III No Responden Kriteria Skoring Total Skor Kriteria I Kriteria II Kriteria III 5 3 1 1 PT. Bukit Mas Sawit Subur 30 2 96 150 6 96 252 2 PT. Agro Muko 116 3 6 580 9 6 595 3 PT. Tolan Tiga Indonesia 119 4 2 595 12 2 609 4 PT. Tasik Raja 65 13 50 325 39 50 414 5 PT. United Kingdom Plantation 61 13 54 305 39 54 398 6 PT. Damai Nusa Sekawan 46 42 16 230 126 16 372 7 PT. Nubika Jaya 69 34 15 345 102 15 462 8 PT. Smart Tbk. 112 15 560 15 575 9 Pusat Penelitian Kelapa Sawit 86 39 430 39 469 10 PT. Barumun Raya Padang Langkat 53 11 64 265 33 64 362 11 PT. Gersindo Minang Plantation 105 2 21 525 6 21 552 12 PT. AMP Plantation 109 4 15 545 12 15 572 13 PT. Kerry Sawit Indonesia 106 6 16 530 18 16 564 14 PT. Perkebunan Milano Pinang Awan 110 1 17 550 3 17 570 15 PT. Mustika Sembuluh 113 3 12 565 9 12 586 16 PT. Sumber Tani Agung 101 9 16 505 27 16 548 17 PT. Jaya Selamat Abadi Raya 96 11 17 480 33 17 530 18 PT. Inti Selaras Perkasa 15 8 6 75 24 6 105 19 PT. Prima Tunas Kharisma 14 5 6 70 15 6 91 20 PT. Sentosa Sukses Utama 10 3 6 50 9 6 65 21 PT. Gawi Makmur Kalimantan 20 9 5 100 27 5 132 22 PT. Cahaya Anugerah Plantation 61 14 53 305 42 53 400 23 PT. Putra Bongan Jaya 92 32 460 32 492 24 PT. Sasana Yudha Bhakti 104 17 520 17 537 25 PT. Rea kaltim Plantation 114 6 570 6 576 26 PT. Cipta Davia mandiri 84 9 420 9 429 27 PT. Kutai Mitra Sejati 93 30 465 30 495 28 PT. Perkebunan kaltim utama I 76 52 380 156 536 29 PT. Agro Bast Borneo Kencana 87 23 17 435 69 17 521 30 PT. Agro Jaya Tirta Kencana 101 8 18 505 24 18 547 31 PT. Alamraya Kencana Mas 110 11 4 550 33 4 587 32 PT. Sawindo Kencana 121 4 3 605 12 3 620 Semarang, 7 Oktober 2015 227 33 PT. Fajar Baizury Brothers 37 6 2 185 18 2 205 34 PT. Usaha Semesta Jaya 21 3 105 9 114 35 Wilmar International Plantation 128 640 640 36 PT. PN VI Persero 98 18 490 18 508 37 PT. Agrowiyana 107 535 535 38 PT. Dasa Anugrah Sejati 107 10 9 535 30 9 574 39 PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian 113 565 565 40 PT. Inti Indosawit Subur Tungkal Ulu 119 6 3 595 18 3 616 41 Megasawindo Perkasa 79 24 24 395 72 24 491 42 PT. Jamika Raya 106 2 20 530 6 20 556 43 PT. Brahma Bina Bakti 105 6 11 525 18 11 554 44 PT. Petaling Mandraguna 119 9 595 9 604 45 PT. Anugerah Pola Nusa 36 1 80 180 3 80 263 46 PT. Tidar Kerinci Agung 98 12 490 12 502 47 PT. Bakrie Pasaman plantation 113 9 6 565 27 6 598 48 PT. Transco Pratama 50 33 45 250 99 45 394 49 PT. Incasi Raya 50 33 45 250 99 45 394 50 PT. Sumatera jaya Agro Lestari 44 42 42 220 126 42 388 51 PT. Bina pratama sakatojaya 44 42 42 220 126 42 388 52 PT. Pasaman marama Sejahtera 44 42 42 220 126 42 388 53 PT. Bintara Tani Nusantara 44 40 44 220 120 44 384 54 PT. Sumber Andalas utama 50 33 45 250 99 45 394 55 PT. Selogo Makmur Plantation 52 32 44 260 96 44 400 56 PT. Kalimantan Sanggar Pusaka 110 550 550 57 PT. Sinar Dinamika Kapuas 110 550 550 58 PT. Bonti Permai Jayaraya 110 550 550 59 PT. Kencana Graha Permai 112 12 4 560 36 4 600 60 PT. Mitra Aneka Rezeki 80 28 20 400 84 20 504 61 PT. Aburahmi 17 52 59 85 156 59 300 62 PT. Wanakarya Mulya Kahuripan 90 37 450 37 487 63 PT. Pulau Hijau Asri 41 22 205 22 227 64 PT. Banyu Kahuripan Indonesia 90 37 450 37 487 65 PT. Cipta Futura 108 8 540 8 548 66 PT. Tunggal Perkasa Plantation 108 11 540 11 551 67 PT. Eka Dura Indonesia 108 9 11 540 27 11 578 68 PT. Guna Dodos 85 1 42 425 3 42 470 69 PT. Rimba Sawit Kusuma 85 1 42 425 3 42 470 70 PT. Pesawoan Raya 86 1 41 430 3 41 474 71 PT. Ivomas Tunggal 123 5 615 5 620 72 PT. Buana Wiralestari 123 5 615 5 620 73 PT. Ramajaya Pramukti 123 5 615 5 620 74 PT. Panca Surya Agrindo 115 3 1 575 9 1 585 75 PT. Ciliandra Perkasa 89 17 3 445 51 3 499 Semarang, 7 Oktober 2015 228 76 PT. Muriniwood Indah Industry 96 8 8 480 24 8 512 77 PT. Perdana Intisawit Perkasa 99 8 495 24 519 78 PT. Subur Arum Makmur 89 11 12 445 33 12 490 79 PT. Arindo Trisejahtera 87 15 7 435 45 7 487 80 PT. Surya Inti Sari Raya 89 15 3 445 45 3 493 81 PT. Pria Tama Riau 51 17 27 255 51 27 333 82 PT. Meridan Sejati Surya Plantation 112 2 4 560 6 4 570 Average 472 Paling tinggi 640 Paling rendah 65 Presentase Kesiapan Pelaku Usaha dalam Penerapan ISPO 73.77 Berdasarkan tabel 8, presentase kesiapan pelaku usaha dalam penerapan ISPO sebesar 73,77 . Presentase ini diperoleh dari skor rata-rata average dibagi skor maksimal yang bisa didapatkan oleh responden 5 x 128 = 640 poin. Tabel 9. Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan 1 Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat erfpahct; 4 2 Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip. 1 3 Telah memiliki hak atas tanahdalam proses, sertifikat yang sesuai, seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi hak barat erfpahct. 4 4 Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20 dari total areal kebun yang diusahakan; 21 5 Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat 18 6 Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat. 17 7 Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang 3 8 Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan 20 9 Rekaman perolehan hak atas tanah 6 10 Peta lokasi kebun topografi jenis tanah. 2 11 Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah pengusaha perkebunan dengan pengusaha pertambangan tentang besarnya kompensasi 48 12 Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas tanpa menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan 51 Semarang, 7 Oktober 2015 229 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 13 Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang terdokumentasi. 16 14 Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan. 25 15 Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati. 19 16 Tersedia rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa disimpan. 18 17 Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk badan hukum berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham. 18 Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi untuk memproduksi minyak sawit lestari. 2 19 Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil perkebunan. 2 20 Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi setiap unit dan pelaksana. 21 Memiliki perencanaan untuk menjamin berlangsungnya usaha perkebunan. 22 Memiliki sistem manajemen Keuangan Perusahaan dan keamanan ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka panjang. 1 23 Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM. 2 24 Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan HGU, HGB, HP, dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun, pabrik, kantor, perumahan karyawan, dan sarana pendukung lainnya. 7 25 Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit. 15 26 Tersedianya mekanisme pemberian informasi; 2 27 Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait; 6 28 Daftar jenis informasidata yang dapat diperoleh oleh pemangku kepentingan lainnya; 11 29 Rekaman permintaan informasi oleh pemangku kepentingan lainnya; 14 30 Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi 14 Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolaha Kelapa Sawit 31 Tersedia SOP pembukaan lahan 1 32 Tersedia rekaman pembukaan lahan 8 33 Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber air. 13 34 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12 35 Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit. 17 36 Tersedia SOP perbenihan. 3 37 Tersedia rekaman asal benih yang digunakan. 5 38 Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9 39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak memenuhi persyaratan. 15 40 Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut. 6 Semarang, 7 Oktober 2015 230 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 41 Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman; 2 42 Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. 20 43 Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2 44 Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit. 1 45 Tersedia rekamandokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman. 4 46 Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6 47 Tersedia SOP penanganan limbah pestisida. 9 48 Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT; 3 49 Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan. 3 50 Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT. 4 51 Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan. 52 Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan. 2 53 Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS. 54 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 3 55 Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS 2 56 Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan persyaratan. 3 57 Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO. 10 58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil olahan. 16 59 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17 60 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan udara. 16 61 Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair. 23 62 Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient 20 63 Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada instansi yang berwenang terdokumentasi. 16 64 Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari instansi terkait 25 65 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah B3; 7 66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12 67 Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11 68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah B3 dari instansi terkait 12 69 Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait; 16 70 Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait; 18 Semarang, 7 Oktober 2015 231 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 71 Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak terdokumentasi. 25 72 Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14 73 Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application LA dari instansi terkait. 26 74 Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 75 Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; 23 76 Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land Aplication. 27 77 Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair ke badan air. 39 78 Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut. 47 79 Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 24 80 Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha. 9 81 Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha 10 82 Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang. 6 83 Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran 2 84 Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran. 5 85 Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran; 4 86 Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat; 4 87 Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya. 7 88 Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di lingkungan perkebunan; 17 89 Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan. 29 90 Tersedia Rekaman sosialisasi. 24 91 Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi 29 92 Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 28 93 Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 28 94 Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; 35 95 Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK; 40 96 Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use trajectory; 32 97 Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK; 36 98 Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi. 43 99 Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai. 23 Semarang, 7 Oktober 2015 232 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 100 Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai. 6 101 Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi. 34 Tanggung Jawab Terhadap Pekerja 102 Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang berwenang. 12 103 Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan prasarananya. 12 104 Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1 105 Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya. 14 106 Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. 1 107 Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan. 108 Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana olahraga 1 109 Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan karyawan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 110 Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan karyawan. 5 111 Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja. 7 112 Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 2 113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan yang sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3 114 Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115 Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan pekerja. 1 116 Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja. 14 117 Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja. 9 118 Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja. 12 119 Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat. 15 120 Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi; 7 121 Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan 19 Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas 122 Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat. 6 123 Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan. 9 124 Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli. 14 125 Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal. 20 126 Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat penduduk asli. 17 Semarang, 7 Oktober 2015 233 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat 127 Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll. 10 Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan 128 Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang dilakukan. 12 Tabel 10. Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO Berdasarkan 7 Prinsip ISPO No 7 Prinsip ISPO Jumlah Indikator Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 1 Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan 30 12 2 Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolaha Kelapa Sawit 44 10 3 Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan 27 23 4 Tanggung Jawab Terhadap Pekerja 20 7 5 Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas 5 13 6 Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat 1 10 7 Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan 1 12 Berdasarkan tabel 8 dan 9, jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum dapat memenuhi indikator dalam sistem ISPO paling banyak pada indikator ketiga yaitu pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rata-rata 23 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum bisa memenuhi 27 indikator pada prinsip pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Sedangkan berdasarkan indikator, urutan indikator ISPO yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit disajikan pada tabel 3, sebagagi berikut: Tabel 11. Urutan Indikator yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 12 Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas tanpa menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan 51 11 Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah pengusaha perkebunan dengan pengusaha pertambangan tentang besarnya kompensasi 48 78 Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut. 47 98 Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi. 43 95 Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK; 40 Semarang, 7 Oktober 2015 234 No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 77 Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair ke badan air. 39 97 Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK; 36 94 Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; 35 101 Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi. 34 96 Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use trajectory ; 32 89 Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan. 29 91 Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi 29 92 Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 28 93 Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 28 76 Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land Aplication. 27 73 Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application LA dari instansi terkait. 26 14 Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan. 25 64 Tersedia surat izin pembuangan air limbah dari instansi terkait 25 71 Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak terdokumentasi. 25 79 Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 24 90 Tersedia Rekaman sosialisasi. 24 61 Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair. 23 74 Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23 75 Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; 23 99 Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai. 23 4 Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20 dari total areal kebun yang diusahakan; 21 8 Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan 20 42 Tersedia SOP instruksi kerja untuk penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. 20 62 Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient 20 125 Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal. 20 15 Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati. 19 Semarang, 7 Oktober 2015 235 No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 121 Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan 19 5 Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat 18 16 Tersedia rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa disimpan. 18 70 Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait; 18 6 Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat. 17 35 Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit. 17 59 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17 88 Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di lingkungan perkebunan; 17 126 Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat penduduk asli. 17 13 Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang terdokumentasi. 16 58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi standar hasil olahan. 16 60 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan udara. 16 63 Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada instansi yang berwenang terdokumentasi. 16 69 Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait; 16 25 Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit. 15 39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak memenuhi persyaratan. 15 119 Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat. 15 29 Rekaman permintaan informasi oleh pemangku kepentingan lainnya; 14 30 Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi 14 72 Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14 105 Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya. 14 116 Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja. 14 124 Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli. 14 33 Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber air. 13 34 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12 Semarang, 7 Oktober 2015 236 No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12 68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah B3 dari instansi terkait 12 102 Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang berwenang. 12 103 Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan prasarananya. 12 118 Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja. 12 128 Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang dilakukan. 12 28 Daftar jenis informasidata yang dapat diperoleh oleh pemangku kepentingan lainnya; 11 67 Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11 57 Tersedia SOP atau instruksi kerja yang diperlukan baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO. 10 81 Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha 10 127 Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll. 10 38 Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9 47 Tersedia SOP penanganan limbah pestisida. 9 80 Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan 3.000 ha. 9 117 Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja. 9 123 Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan. 9 32 Tersedia rekaman pembukaan lahan 8 24 Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan HGU, HGB, HP, dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun, pabrik, kantor, perumahan karyawan, dan sarana pendukung lainnya. 7 65 Tersedia instruksi kerja SOP mengenai pengelolaan limbah B3; 7 87 Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya. 7 111 Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja. 7 120 Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi; 7 9 Rekaman perolehan hak atas tanah 6 27 Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait; 6 Semarang, 7 Oktober 2015 237 No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 40 Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut. 6 46 Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6 82 Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang. 6 100 Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai. 6 122 Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat. 6 37 Tersedia rekaman asal benih yang digunakan. 5 84 Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran. 5 110 Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan karyawan. 5 1 Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat erfpahct; 4 3 Telah memiliki hak atas tanahdalam proses, sertifikat yang sesuai, seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi hak barat erfpahct. 4 45 Tersedia rekamandokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman. 4 50 Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT. 4 85 Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran; 4 86 Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat; 4 7 Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang 3 36 Tersedia SOP perbenihan. 3 48 Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT; 3 49 Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan. 3 54 Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 3 56 Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan persyaratan. 3 113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan yang sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3 10 Peta lokasi kebun topografi jenis tanah. 2 18 Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi untuk memproduksi minyak sawit lestari. 2 Semarang, 7 Oktober 2015 238 No. Indikator 128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO 19 Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil perkebunan. 2 23 Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM. 2 26 Tersedianya mekanisme pemberian informasi; 2 41 Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman; 2 43 Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2 52 Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan. 2 55 Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS 2 83 Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran 2 112 Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 2 2 Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip. 1 22 Memiliki sistem manajemen Keuangan Perusahaan dan keamanan ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka panjang. 1 31 Tersedia SOP pembukaan lahan 1 44 Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit. 1 104 Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1 106 Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. 1 108 Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana olahraga 1 115 Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan pekerja. 1 17 Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk badan hukum berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham. 20 Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi setiap unit dan pelaksana. 21 Memiliki perencanaan untuk menjamin berlangsungnya usaha perkebunan. 51 Tersedia SOP pelaksanaan pemanenan. 53 Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS. 107 Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan. 109 Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan karyawan dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 114 Tersedia Rekaman daftar karyawan.

4.4 Proses Utama dalam Produksi CPO

Untuk mendapatkan minyak kelapa sawit Crude Palm OilCPO, perlu melakukan pengolahan dari tandan buah segar kelapa sawit yang diperoleh dari pemanenan di kebun kelapa sawit. Sebagaimana Semarang, 7 Oktober 2015 239 terlihat pada gambar 7 menunjukkan bahwa pengolahan produk utama CPO diproses mulai dari sterilizer, stripping, digester, pressing, CST, Oil Purifier, Vaccum Dryer, hingga disimpan dalam tangki timbun. Selain CPO, dalam proses produksinya juga dihasilkan produk samping berupa kernel. Produk turunan berupa kernel diproses mulai dari despericarper, silo dryer, nut cracker, hidrocyclone, kernel dryer hingga ditampung dalam penampungan kernel sebagaimana terlihat pada gambar 7. Limbah berupa effluent lumpur hasil proses produksi akan menuju penampungan limbah, sedangkan fiberampas dan cangkang akan menuju ruang bakar di boiler. Gambar 7. Proses dalam pabrik pengolahan CPO Semarang, 7 Oktober 2015 240

4.5 Analisa energi dalam proses produksi CPO

Gambar 8. Energi yang digunakan dalam bagian utama level proses produksi CPO dan produk turunan kernel Dalam proses produksi CPO dan turunan berupa kernel dapat disederhanakan menjadi 7 bagian utama dalam penggunaan energi steam dan listrik, yaitu sterilizer, stripping, digester, pressing, CST, depericarper , dan silo dryer. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 8, bagian yang menggunakan steam dan listrik meliputi sterilizer, stripping, digester, CST dan silo dryer, sedangkan yang hanya menggunakan listrik adalah pressing dan depericarper.

4.6 Pemanfaatan limbah padat dalam bahan bakar boiler

Fiber dan cangkang masing-masing dihasilkan dari TBS sebesar 13,5 dan 5,5. Fiber dan cangkang yang merupakan limbah padat ini digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Kalori yang dimiliki fiber dan cangkang masing-masing 4420 kkalkg dan 4950 kkalkg. Berdasarkan pada gambar 9 dapat diketahui bahwa dalam produksi CPO, limbah padat berupa cangkangshell dan fiber yang digunakan dalam boiler akan dihasilkan kembali dalam proses produksi CPO. Bahkan terdapat surplus suplai dalam penggunaan cangkang sebagai bahan bakar. Gambar 9. Aliran energi dalam produksi CPO Kementerian Lingkungan Hidup, 2014