Kesiapan Standar Nasional Indonesia SNI dalam Mendukung Penerapan Sitem ISPO
                                                                                Semarang, 7 Oktober 2015
219
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
34.    Tersedia  program  pemantauan  kualitas  air permukaan  yang  dimanfaatkan  oleh  masyarakat
sekitar perkebunan. SNI 19-1419-1989 : Air dan air buangan, Cara
uji kadar nickel SNI 19-1421-1989 : Air dan air buangan, Cara
uji kadar tembaga SNI  19-1656-1989    :  Air  dan  air  buangan,
Cara uji kadar fenol SNI  19-1659-1989      :  Air  dan  air  buangan,
Cara uji kadar klorida SNI  19-1660-1989          :  Air  dan  air  buangan,
Cara uji kadar minyak dan lemak SNI 19-1662-1989: Air dan air buangan, Cara
uji kadar nitrit SNI 19-1663-1989:  Air dan air buangan, Cara
uji kadar sulfat SNI  19-2601-1992    :  Air  dan  air  buangan,
Cara uji kadar arsen SNI 06-4569-1998: Cara uji poli kloro bifenil
PCB dalam air dan air buangan SNI  19-2875-1992:    Air  limbah,  Cara  uji
kebutuhan oksigen biokimia SNI  06-6854-2002  :  Metode  pengujian  kadar
besi Fe dalam air secara kolorimetri dengan thiocyanat
SNI  06-6855-2002:  Metode  pengujian  kadar mangan  Mn  dalam  air  secara  kolorimetri
dengan persulfat SNI  06-6856-2002:  Metode  pengujian  kadar
nitrat  dalam  air  secara  kolorimetri  dengan pereaksi Nessler
SNI  06-6857-2002:  Metode  pengujian  kadar nitrit  dalam  air  secara  kolorimetri  dengan
pereaksi Gries Romeyer SNI  06-6858-2002:  Metode  pengujian  kadar
bakteri  koli  total  dalam  air  dengan  saringan membrane
SNI  06-6859-2002:  Metode  pengujian  angka rasa dalam air
SNI  06-6860-2002:  Metode  pengujian  angka bau dalam air
SNI  06-6875-2002  :  Cara  uji  kadar  sulfida dalam air dengan iodometri
SNI  06-6876-2002  :  Cara  uji  kadar  amoniak dalam air dengan elektroda selektif ion
35.    Tersedia  rekaman  penggunaan  air  untuk  pabrik kelapa sawit.
36.    Tersedia SOP perbenihan. 37.    Tersedia rekaman asal benih yang digunakan.
38.    Tersedia rekamandokumentasi
pelaksanaan perbenihan.
39.    Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak memenuhi persyaratan.
40.    Tersedia  SOP  penanaman  yang  mengacu  kepada Pedoman  Teknis  Pembangunan  Kebun  Kelapa
Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut. 41.    Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman;
Semarang, 7 Oktober 2015
220
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
42.    Tersedia  SOP  instruksi  kerja  untuk    penanaman pada lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan
yang berlaku. 43.    Rekaman
pelaksanaan penanaman
tanaman terdokumentasi.
44.    Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada  Pedoman  Teknis  Pembangunan  Kebun
Kelapa Sawit. 45.    Tersedia
rekamandokumen pelaksanaan
pemeliharaan tanaman. 46.    Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT.
SNI  7313:2008  :    Batas  maksimum  residu pestisida pada hasil pertanian
SNI  7466:2008  :  Alat  pembasmi  hama  tikus tipe sumbat
SNI  02-2887-1992  :  Pestisida  BPMC  bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC
SNI  02-2888-1992  :  Pestisida  karbofuran bentuk butiran Granule, G
SNI  02-2889-1992  :  Pestisida  klorpirifos bentuk pekatan yang dapat diemulsikan EC
SNI  02-2890-1992  :  Pestisida  MIPC  bentuk bubuk yang dapat disuspensikan WP
SNI  02-3124-1992  :  Pestisida  bentuk  bubuk yang  dapat  disuspensikan  Wettable  powder,
WP, Cara uji fisiko kimia SNI  02-3125-1992  :  Pestisida  bentuk  butiran
Granule, G, Cara uji fisiko kimia SNI  02-3126-1992  :  Pestiside  bentuk  debu
Dust, D, Cara uji fisiko kimia SNI  02-3127-1992  :  Pestisida  bentuk pekatan
dalam minyak Oil Concentrate, OC, Cara uji fisiko kimia
SNI  02-3128-1992                :  Pestisida  bentuk pekatan  yang  dapat  larut  dalam  air  Water
soluble  concentrate,  WSC,  Cara  uji  fisiko kimia
SNI 06-6990.1-2004 : Air - Bagian 1: Cara uji pestisida  organoklorin  secara  ekstraksi
menggunakan  pelarut  n-heksan  dengan kromatografi  gas-spektrofotometer  massa
KG-SM SNI 06-6991.1-2004 : Tanah - Bagian 1: Cara
uji  pestisida  organoklorin  secara  ekstraksi menggunakan  pelarut  n-heksan  dengan
kromatografi  gas-spektrofotometer  massa KG-SM
SNI  06-6992.1-2004  :  Sedimen  -  Bagian  1: Cara  uji  pestisida  organoklorin  secara
ekstraksi  menggunakan  pelarut  n-heksan dengan  kromatografi  gas-spektrofotometer
massa KG-SM SNI 7331: 2007 : Ketentuan gudang komoditi
pertanian 47.    Tersedia SOP penanganan limbah pestisida.
48.    Tersedia  rekaman  pelaksanaan  pengamatan  dan pengendalian OPT;
49.    Tersedia  rekaman  jenis  pestisida  sintetik  dan nabati  dan  agens  pengendali  hayati  parasitoid,
predator,  feromon,  agens  hayati,  dll.yang digunakan.
50.    Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT.
51.    Tersedia  SOP pelaksanaan pemanenan. 52.    Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan.
53.    Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS.
Semarang, 7 Oktober 2015
221
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
54.    Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 55.    Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi
TBS 56.    Tersedia  Rekaman  penerimaan  TBS  yang  sesuai
dan tidak sesuai dengan persyaratan. 57.    Tersedia SOP atau instruksi kerja  yang diperlukan
baik  untuk  proses  pengolahan  maupun  proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO.
SNI  02-1186-1989  :  Alat  sterilisasi  buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja
SNI  13-6337-2000  :  Pengujian  kemampuan Ca-bentonit untuk menjernihkan minyak sawit
mentah CPO SNI 02-1187-1989      : Mesin perontok buah
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI  02-1464-1989        :  Mesin  kempa  ulir
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1188-1989       : Mesin pemecah biji
kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja. SNI  02-0959-1989:  Mesin  pemeras  minyak
buah kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja SNI 02-1189-1989      : Mesin pemisah air dan
kotoran  minyak  kelapa  sawit,  Cara  uji  unjuk kerja.
SNI  02-1465-1989    :  Mesin  pemisah  inti terhadap  tempurung  kelapa  sawit,  Cara  uji
unjuk kerja SNI 02-1466-1989      : Mesin pemisah kelapa
sawit  dari  lumpur  minyak,  Cara  uji  unjuk kerja
SNI  02-1467-1989        :  Mesin  pemisah  sabut dari ampas kelapa sawit, Cara uji unjuk kerja.
58.    Tersedia  informasi  yang  menguraikan  spesifikasi standar hasil olahan.
59.    Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan.
60.    Tersedia  instruksi  kerja    SOP  mengenai pengelolaan limbah cair dan udara.
61.    Rekaman  mengenai  pengukuran  kualitas  limbah cair.
62.    Rekaman  mengenai  pengukuran  kualitas  udara emisi dan ambient
63.    Rekaman  pelaporan  pemantauan  pengelolaan limbah
kepada instansi
yang berwenang
terdokumentasi. 64.    Tersedia  surat  izin  pembuangan  air  limbah    dari
instansi terkait 65.    Tersedia  instruksi  kerja    SOP  mengenai
pengelolaan limbah B3; SNI  13-6565.2-2001  Kurikulum  pelatihan
tenaga  teknik  khusus  migas  bidang  sistem management  lingkungan  -  Bagian  2:  Petugas
pengendali  limbah  padat  dan  limbah  bahan berbahaya dan beracun B3 industri migas
SNI  7184.4:2010  Karakteristik  limbah  Bahan Berbahaya  Beracun  B3  -  Bagian  4:  cara  uji
laju  korosi  dari  limbah  cair  dan  semi  padat dengan metode Coupon
SNI  7184.3:2011  Karakteristik  limbah  Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji
titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 66.    Limbah  B3  termasuk  kemasan  pestisida,  oli  bekas
dan  lain  lain  dibuang  sesuai  peraturan  perundang undangan yang berlaku;
67.    Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 68.    Tersedia  surat  izin  penyimpanan  danatau
pemanfaatan limbah B3  dari instansi terkait
69.    Tersedia  SOPinstruksi  kerja  untuk  menangani gangguan  sumber  tidak  bergerak  sesuai  dengan
pedoman  yang  yang  diterbitkan  dari  instansi  yang tekait;
SNI  05-1629-1989  Getaran  mekanis  dari mesin-mesin tertentu dengan ketinggian poros
56  mm  dan  lebih  mengenai  pengukuran, penilaian dan batas kekuatan getaran
Semarang, 7 Oktober 2015
222
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
70.    Laporan  hasil  pengukuran  baku  tingkat  gangguan dari  sumber  yang  tidak  bergerak  kepada  instansi
yang terkait; SNI  16-7063-2004  Nilai  ambang  batas  iklim
kerja  panas,  kebisingan,  getaran  tangan- lengan  dan  radiasi  sinar  ultra  ungu  di  tempat
kerja 71.    Rekaman  penanganan  gangguan  dari  sumber  tidak
bergerak terdokumentasi. 72.    Tersedia SOP pemanfaatan limbah.
SNI 7184.4:2010 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya  Beracun  B3  -  Bagian  4:  cara  uji
laju  korosi  dari  limbah  cair  dan  semi  padat dengan metode Coupon
SNI 7184.3:2011 Karakteristik limbah Bahan Berbahaya Beracun B3 - Bagian 3: Cara uji
titik nyala dalam limbah cair dan semi padat 73.    Tersedia  surat  izin  pemanfaatan  limbah  cair  untuk
Land Application LA dari instansi terkait.
74.    Tersedia  Rekaman  pemanfaatan  limbah  padat  dan cair.
75.    Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah;   SNI  19-2875-1992,  Air  limbah,  Cara  uji kebutuhan oksigen biokimia
SNI  06-4571-1998,  Cara  uji  kebutuhan oksigen  kimia  COD  air  limbah  secara
permanganometri SNI  19-6036-1999,    Cara  uji  hidrogen
peroksida H2O2 dalam air limbah SNI  03-6368-2000,  Spesifikasi  pipa  beton
untuk saluran air limbah, saluran air hujan dan gorong-gorong
SNI  13-4182-1996,  Tata  pengukuran  derajat keasaman tanah
SNI  13-6793-2002,  Metode  pengujian  kadar air,  kadar  abu  dan  bahan  organik  dari  tanah
gambut dan tanah organik lainnya SNI
03-6795-2002, Metode
pengujian menentukan tanah ekspansif
SNI  03-6787-2002,  Metode  pengujian  pH tanah dengan alat pH meter
76.    Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang  bagi  yang  melakukan  LA  Land
Aplication. SNI 19-2877-1992, Gas buang, Cara uji kadar
hidrogen sianida SNI  19-2879-1992,  Cara  uji  hidrokarbon  C1
sampai C5 di udara
77.    Memiliki  izin  dari  Pemerintah  Daerah  untuk pembuangan limbah cair ke badan air.
78.    Memiliki  izin  dari  KLH  untuk  pabrik  yang membuang limbah cairnya ke laut.
79.    Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 80.    Memiliki  dokumen  AMDAL  bagi  pelaku  usaha
perkebunan  kelapa  sawit  yang  mengelola  lahan 3.000 ha.
81.    Memiliki  dokumen  UKLUPL  bagi  pelaku  usaha perkebunan  kelapa  sawit  yang  mengelola  lahan
3.000 ha 82.    Tersedia  Rekaman  terkait  pelaksanaan  penerapan
hasil AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.
83.    Tersedia  SOP  pencegahan  dan  penanggulangan kebakaran
SNI  03-1736-2000 —Tata  Cara  Perencanaan
Sistem  Proteksi  Pasif  Untuk  Pencegahan Bahaya  Kebakaran  Pada  Bangunan  Rumah
Dan Gedung. SNI  06-2862-1992  ,  Bahan  kimia  untuk
pemadam kebakaran SNI  03-3987-1995,  Tata  cara  perencanaan,
84.    Tersedia  SDM  yang  mampu  mencegah  dan menangani kebakaran.
85.    Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran;
86.    Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
Semarang, 7 Oktober 2015
223
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
87.    Tersedia  Rekaman  pelaksanaan  pencegahan  dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran
dan pelaporannya. pemasangan  pemadam  api  ringan  untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
SNI  03-1745-2000 —Tata  Cara  Perencanaan
Dan  Pemasangan  Sistem  Pipa  Tegak  Dan Slang  Untuk  Pencegahan  Bahaya  Kebakaran
Pada Bangunan Rumah Dan Gedung. SNI  03-1746-2000
—Tata  Cara  Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Ke Luar Untuk
Penyelamatan  Terhadap  Bahaya  Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
SNI  03-3985-2000 —Tata  Cara  Perencanaan,
Pemasangan  Dan  Pengujian  Sistem  Deteksi Dan  Alarm  Kebakaran  Untuk  Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI  03-3989-2000
—Tata  Cara  Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik
Untuk  Pencegahan  Bahaya  Kebakaran  Pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6382-2000,
Spesifikasi hidran
kebakaran tabung basah SNI  03-6570-2001
—Instalasi  Pompa  Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
SNI  03-6571-2001 —  Sistem  Pengendalian
Asap Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI  03-6574-2001
—Tata  Cara  Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Dan Sistem
Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung. SNI 09-7053-2004
—Kendaraan Dan Peralatan Pemadam Kebakaran
– Pompa 88.    Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan
fauna di lingkungan perkebunan; SNI 19-5009.9-2001, Istilah dan definisi yang
berkaitan dengan penangkaran satwa liar berasaskan konservasi hayati
89.    Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya
usaha perkebunan. 90.    Tersedia Rekaman sosialisasi.
91.    Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi
SNI 13-4688-1998, Penyusunan peta sumber daya mineral, batubara dan gambut
92.    Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
93.    Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
94.    Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; SNI ISO 14064-2:2009, Gas rumah kaca -
Bagian 2 : Spesifikasi dengan panduan levelproyek untuk kuantifikasi dan pelaporan
dari pengurangan emisi atau pertukaran gas rumah kaca
95.    Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK; 96.    Tersedia  rekaman  tahapan  alih  fungsi  lahan  land
use trajectory ;
97.    Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK; 98.    Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi.
99.    Tersedia  SOP  konservasi  kawasan  dengan  potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
SNI  03-6370-2000,  Tata  cara  evaluasi  batuan yang digunakan untuk pengendalian erosi
SNI  02-6679-2002,  Pengelompokan  dan terminologi bahan penyubur tanaman
SNI  04-3890.2.7-2002  ,  Klasifikasi  kondisi lingkungan - Bagian 2-7 : Kondisi lingkungan
yang ada di alam - Flora dan fauna 100.  Tersedia  peta  kebun  dan  topografi  serta  lokasi
penyebaran sungai. 101.  Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan
dengan potensi erosi tinggi.
Semarang, 7 Oktober 2015
224
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
102.  Tersedianya  Dokumentasi  SMK3  yang  ditetapkan oleh yang berwenang.
SNI  19-1961-1990    Peraturan  khusus keselamatan dan kesehatan kerja
SNI 19-3994-1995  Pedoman keselamatan dan kesehatan  kerja  pada  pertolongan  pertama
pada kecelakaan SNI  19-0229-1987      Pekerjaan  di  dalam
ruangan tertutup, Keselamatan kerja SNI  19-7055-2004    Kurikulum  pelatihan
hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengurus dan anggota panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja P2K3 perusahaan SNI  19-7056-2004    Kurikulum  pelatihan
hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengelola makanan tenaga kerja di tempat kerja
SNI  19-7057-2004  Kurikulum  pelatihan hiperkes  dan  keselamatan  kerja  bagi  dokter
perusahaan SNI 19-1716-1989       Statistik kecelakaan
SNI  19-1958-1990    Pedoman  alat  pelindung diri
SNI  13-3620-1994        Cara  pemakaian perkakas tangan dengan aman
SNI  19-1723-1989    Penyakit  akibat  kerja, Daftar
SNI  03-6574-2001        Tata  cara  perancangan pencahayaan  darurat,  tanda  arah  dan  sistem
peringatan bahaya pada bangunan gedung SNI 19-6602-2001  Kartu tanda bahaya untuk
pengamanan SNI 7327.1:2009 Pelindung jari kaki toe cap
sepatu  pengaman  safety  shoes  -  Bagian  1: Metode pengujian beban jatuh bebas
SNI  12-1547-2005    Sepatu  bot  PVC  tahan kimia
SNI  0111:2009  Sepatu  pengaman  dari  kulit dengan sol karet cetak vulkanisir
SNI  7037:2009    Sepatu  pengaman  dari  kulit dengan sistem Goodyear welt
SNI  7079:2009  Sepatu  pengaman  dari  kulit dengan  sol  poliuretan  dan  termoplastik
poliuretan sistem cetak injeksi SNI  19-1957-1990              Kesehatan  kerja,
Pedoman pengawasan SNI 19-6602-2001  Kartu tanda bahaya untuk
pengamanan SNI 19-1960-1990       Gizi kerja
103.  Telah  terbentuk  organisasi  SMK3  yang  didukung oleh sarana dan prasarananya.
104.  Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 105.  Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya.
106.  Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi
untuk  sukses  berkelanjutan  -  Pendekatan manajemen mutu
107.  Mempunyai  sistem  penggajian  baku  yang ditetapkan.
108.  Tersedia  sarana  dan  prasarana  untuk  kesejahteraan pekerja  perumahan,  poliklinik,  sarana  ibadah,
sarana pendidikan dan sarana olahraga 109.  Tersedia
kebijakan perusahaan
untuk mengikutsertakan
karyawan dalam
program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  sesuai
Semarang, 7 Oktober 2015
225
No Indikator ISPO
Standar Nasional Indonesia SNI
dengan ketentuan yang berlaku. 110.  Tersedia  program  pelatihan  untuk  peningkatan
kemampuan karyawan. 111.  Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan
dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja.
112.  Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi
untuk  sukses  berkelanjutan  -  Pendekatan manajemen mutu
113.  Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan
yang sama untuk mendapat kesempatan kerja.
114.  Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115.  Tersedia  mekanisme  penyampaian  pengaduan  dan
keluhan pekerja. 116.  Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja.
117.  Perusahaan  memiliki  peraturan  terkait  dengan keberadaan serikat pekerja.
SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu – Persyaratan
SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi untuk
sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen mutu
118.  Memiliki  daftar  pekerja  yang  menjadi  anggota serikat pekerja.
119.  Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun
intern serikat. 120.  Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan
koperasi; SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi
untuk sukses berkelanjutan - Pendekatan manajemen
mutu 121.  Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
122.  Tersedia  komitmen  tanggung  jawab  sosial  dan lingkungan  kemasyarakatan  sesuai  dengan  norma
yang berlaku di masyarakat setempat. SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu
– Persyaratan SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi
untuk  sukses  berkelanjutan  -  Pendekatan manajemen mutu
123.  Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
124.  Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli.
SNI ISO 9001:2008  Sistem manajemen mutu – Persyaratan
SNI  ISO  9004:2009    Pengelolaan  organisasi untuk    sukses  berkelanjutan  -  Pendekatan
manajemen mutu 125.  Memiliki program untuk mempertahankan kearifan
lokal. 126.  Tersedia Rekaman realisasi program bersama
masyarakat adat penduduk asli. 127.  Tersedia  Rekaman  transaksi  lokal  termasuk
pembelian lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll. ISO 26000 Guidance on social responsibility
128.  Tersedia rekaman
hasil penerapan
perbaikanpeningkatan yang dilakukan. SNI ISO 9001:2008
Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen
lingkungan - Persyaratan dan panduan penggunaan
SNI  19-14004-2005  Sistem  manajemen lingkungan  -  Panduan  umum  tentang  prinsip,
sistem dan teknik pendukung ISO 18000 Occupation, Health and Safety
Semarang, 7 Oktober 2015
226 Berdasarkan  tabel  7,  terdapat  106  Standar  Nasional  Indonesia  SNI  yang  berkaitan  dengan  128
indikator dalam sistem ISPO. Terkait dengan penerapan sistem ISPO ada 106 Standar Nasional Indonesia SNI  yang  dapat  mendukung  penerapan  sistem  ISPO. Dari  analisa  data  ke  128  indikator  sistem  ISPO,
sebagian  besar  berhubungan  dengan  standar  manajemen  yang  meliputi  SNI  ISO  9001:2008    Sistem manajemen  mutu
–  Persyaratan,  SNI  19-14001-2005  Sistem  manajemen  lingkungan  -  Persyaratan  dan panduan  penggunaan,  ISO  18000  Occupation,  Health  and  Safety,  ISO  26000  Guidance  on  social
responsibility;  dan  standar  lainnya.  Sehingga  apabila  perusahaan  perkebunan  kelapa  sawit  telah menerapkan  sistem  manajemen  tersebut,  maka  sebagian  besar  persyaratan  dalam  sistem  ISPO  dapat
terpenuhi.
Tabel 8. Rekapan Kuesioner Bagian III No
Responden Kriteria
Skoring Total
Skor Kriteria
I Kriteria
II Kriteria
III 5
3 1
1 PT. Bukit Mas Sawit Subur
30 2
96 150
6 96
252 2
PT. Agro Muko 116
3 6
580 9
6 595
3 PT. Tolan Tiga Indonesia
119 4
2 595
12 2
609 4
PT. Tasik Raja 65
13 50
325 39
50 414
5 PT. United Kingdom Plantation
61 13
54 305
39 54
398 6
PT. Damai Nusa Sekawan 46
42 16
230 126
16 372
7 PT. Nubika Jaya
69 34
15 345
102 15
462 8
PT. Smart Tbk. 112
15 560
15 575
9 Pusat Penelitian Kelapa Sawit
86 39
430 39
469 10  PT. Barumun Raya Padang Langkat
53 11
64 265
33 64
362 11  PT. Gersindo Minang Plantation
105 2
21 525
6 21
552 12  PT. AMP Plantation
109 4
15 545
12 15
572 13  PT. Kerry Sawit Indonesia
106 6
16 530
18 16
564 14  PT. Perkebunan Milano Pinang Awan
110 1
17 550
3 17
570 15  PT. Mustika Sembuluh
113 3
12 565
9 12
586 16  PT. Sumber Tani Agung
101 9
16 505
27 16
548 17  PT. Jaya Selamat Abadi Raya
96 11
17 480
33 17
530 18  PT. Inti Selaras Perkasa
15 8
6 75
24 6
105 19  PT. Prima Tunas Kharisma
14 5
6 70
15 6
91 20  PT. Sentosa Sukses Utama
10 3
6 50
9 6
65 21  PT. Gawi Makmur Kalimantan
20 9
5 100
27 5
132 22  PT. Cahaya Anugerah Plantation
61 14
53 305
42 53
400 23  PT. Putra Bongan Jaya
92 32
460 32
492 24  PT. Sasana Yudha Bhakti
104 17
520 17
537 25  PT. Rea kaltim Plantation
114 6
570 6
576 26  PT. Cipta Davia mandiri
84 9
420 9
429 27  PT. Kutai Mitra Sejati
93 30
465 30
495 28  PT. Perkebunan kaltim utama I
76 52
380 156
536 29  PT. Agro Bast Borneo Kencana
87 23
17 435
69 17
521 30  PT. Agro Jaya Tirta Kencana
101 8
18 505
24 18
547 31  PT. Alamraya Kencana Mas
110 11
4 550
33 4
587 32  PT. Sawindo Kencana
121 4
3 605
12 3
620
Semarang, 7 Oktober 2015
227 33  PT. Fajar Baizury  Brothers
37 6
2 185
18 2
205 34  PT. Usaha Semesta Jaya
21 3
105 9
114 35  Wilmar International Plantation
128 640
640 36  PT. PN VI Persero
98 18
490 18
508 37  PT. Agrowiyana
107 535
535 38  PT. Dasa Anugrah Sejati
107 10
9 535
30 9
574 39  PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian
113 565
565 40  PT. Inti Indosawit Subur Tungkal Ulu
119 6
3 595
18 3
616 41  Megasawindo Perkasa
79 24
24 395
72 24
491 42  PT.  Jamika Raya
106 2
20 530
6 20
556 43  PT. Brahma Bina Bakti
105 6
11 525
18 11
554 44  PT. Petaling Mandraguna
119 9
595 9
604 45  PT. Anugerah Pola Nusa
36 1
80 180
3 80
263 46  PT. Tidar Kerinci Agung
98 12
490 12
502 47  PT. Bakrie Pasaman plantation
113 9
6 565
27 6
598 48  PT. Transco Pratama
50 33
45 250
99 45
394 49  PT. Incasi Raya
50 33
45 250
99 45
394 50  PT. Sumatera jaya Agro Lestari
44 42
42 220
126 42
388 51  PT. Bina pratama sakatojaya
44 42
42 220
126 42
388 52  PT. Pasaman marama Sejahtera
44 42
42 220
126 42
388 53  PT. Bintara Tani Nusantara
44 40
44 220
120 44
384 54  PT. Sumber Andalas utama
50 33
45 250
99 45
394 55  PT. Selogo Makmur Plantation
52 32
44 260
96 44
400 56  PT. Kalimantan Sanggar Pusaka
110 550
550 57  PT. Sinar Dinamika Kapuas
110 550
550 58  PT. Bonti Permai Jayaraya
110 550
550 59  PT. Kencana Graha Permai
112 12
4 560
36 4
600 60  PT. Mitra Aneka Rezeki
80 28
20 400
84 20
504 61  PT. Aburahmi
17 52
59 85
156 59
300 62  PT. Wanakarya Mulya Kahuripan
90 37
450 37
487 63  PT. Pulau Hijau Asri
41 22
205 22
227 64  PT. Banyu Kahuripan Indonesia
90 37
450 37
487 65  PT. Cipta Futura
108 8
540 8
548 66  PT. Tunggal Perkasa Plantation
108 11
540 11
551 67  PT. Eka Dura Indonesia
108 9
11 540
27 11
578 68  PT. Guna Dodos
85 1
42 425
3 42
470 69  PT. Rimba Sawit Kusuma
85 1
42 425
3 42
470 70  PT. Pesawoan Raya
86 1
41 430
3 41
474 71  PT. Ivomas Tunggal
123 5
615 5
620 72  PT. Buana Wiralestari
123 5
615 5
620 73  PT. Ramajaya Pramukti
123 5
615 5
620 74  PT. Panca Surya Agrindo
115 3
1 575
9 1
585 75  PT. Ciliandra Perkasa
89 17
3 445
51 3
499
Semarang, 7 Oktober 2015
228 76  PT. Muriniwood Indah Industry
96 8
8 480
24 8
512 77  PT. Perdana Intisawit Perkasa
99 8
495 24
519 78  PT. Subur Arum Makmur
89 11
12 445
33 12
490 79  PT. Arindo Trisejahtera
87 15
7 435
45 7
487 80  PT. Surya Inti Sari Raya
89 15
3 445
45 3
493 81  PT. Pria Tama Riau
51 17
27 255
51 27
333 82  PT. Meridan Sejati Surya Plantation
112 2
4 560
6 4
570
Average 472
Paling tinggi 640
Paling rendah 65
Presentase Kesiapan Pelaku Usaha dalam Penerapan ISPO
73.77
Berdasarkan tabel 8, presentase kesiapan pelaku usaha dalam penerapan ISPO sebesar 73,77 . Presentase  ini  diperoleh  dari  skor  rata-rata  average  dibagi  skor  maksimal  yang  bisa  didapatkan  oleh
responden 5 x 128 = 640 poin.
Tabel 9. Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO 128 Indikator Sistem ISPO
Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang
Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO
Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan
1 Telah memiliki Izin Lokasi dari pejabat yang berwenang kecuali
kebun-kebun konversi hak barat erfpahct; 4
2 Telah memiliki perizinan yang sesuai seperti: IUP, IUP-B, IUP-P,
SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip. 1
3 Telah memiliki hak atas tanahdalam proses, sertifikat yang sesuai,
seperti : HGU, HGB, Hak Pakai HP, atau konversi hak barat erfpahct.
4 4
Dokumen kerjasama perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun untuk pembangunan kebun masyarakat paling rendah 20 dari total
areal kebun yang diusahakan; 21
5 Laporan perkembangan realisasi pembangunan kebun masyarakat
18 6
Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.
17 7
Dokumen Izin Lokasi perusahaan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
3 8
Keputusan Menteri Kehutanan bagi lahan yang memerlukan Pelepasan Kawasan Hutan atau memerlukan Perubahan Peruntukan
dan Fungsi Kawasan Hutan 20
9 Rekaman perolehan hak atas tanah
6 10  Peta lokasi kebun topografi jenis tanah.
2 11
Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah pengusaha perkebunan dengan pengusaha pertambangan tentang
besarnya kompensasi 48
12 Kesanggupan Pengusaha Pertambangan secara tertulis untuk
mengembalikan tanah bekas tambang seperti kondisi semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas tanpa
menimbulkan dampak erosi dan kerusakan lahan dan lingkungan 51
Semarang, 7 Oktober 2015
229
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
13 Tersedia mekanisme penyelesaian sengketa lahan yang
terdokumentasi. 16
14  Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan. 25
15  Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati. 19
16 Tersedia rekaman progres musyawarah untuk penyelesaian sengketa
disimpan. 18
17 Telah memiliki dokumen yang sah tentang bentuk badan hukum
berbentuk akta notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham.
18 Perusahaan telah memiliki Visi dan Misi untuk memproduksi minyak
sawit lestari. 2
19 Memiliki SOP untuk praktek budidaya dan pengolahan hasil
perkebunan. 2
20 Memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi setiap
unit dan pelaksana. 21
Memiliki perencanaan untuk menjamin berlangsungnya usaha perkebunan.
22 Memiliki sistem manajemen Keuangan Perusahaan dan keamanan
ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka panjang. 1
23  Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM. 2
24 Rekaman rencana dan realisasi pemanfaatan lahan HGU, HGB, HP,
dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun, pabrik, kantor, perumahan karyawan, dan sarana pendukung lainnya.
7 25  Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit.
15 26  Tersedianya mekanisme pemberian informasi;
2 27  Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait;
6 28
Daftar jenis informasidata yang dapat diperoleh oleh pemangku kepentingan lainnya;
11 29  Rekaman permintaan informasi oleh pemangku kepentingan lainnya;
14 30  Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi
14
Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan Pengolaha Kelapa Sawit
31  Tersedia SOP pembukaan lahan 1
32  Tersedia rekaman pembukaan lahan 8
33  Tersedia rekaman pengelolaan air dan pemeliharaan sumber air. 13
34 Tersedia program pemantauan kualitas air permukaan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12
35  Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit. 17
36  Tersedia SOP perbenihan. 3
37  Tersedia rekaman asal benih yang digunakan. 5
38  Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9
39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak
memenuhi persyaratan. 15
40 Tersedia SOP penanaman yang mengacu kepada Pedoman Teknis
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di lahan mineral danatau lahan gambut.
6
Semarang, 7 Oktober 2015
230
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
41  Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman; 2
42 Tersedia SOP instruksi kerja untuk  penanaman pada lahan gambut
dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. 20
43  Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2
44 Tersedia SOP pemeliharaan tanaman yang mengacu kepada Pedoman
Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit. 1
45  Tersedia rekamandokumen pelaksanaan pemeliharaan tanaman. 4
46  Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6
47  Tersedia SOP penanganan limbah pestisida. 9
48  Tersedia rekaman pelaksanaan pengamatan dan pengendalian OPT; 3
49 Tersedia rekaman jenis pestisida sintetik dan nabati dan agens
pengendali hayati parasitoid, predator, feromon, agens hayati, dll.yang digunakan.
3 50  Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT.
4 51  Tersedia  SOP pelaksanaan pemanenan.
52  Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan. 2
53  Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS. 54  Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS;
3 55  Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS
2 56
Tersedia Rekaman penerimaan TBS yang sesuai dan tidak sesuai dengan persyaratan.
3 57
Tersedia SOP atau instruksi kerja  yang diperlukan baik untuk proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas
CPO. 10
58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi  standar hasil
olahan. 16
59  Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17
60 Tersedia instruksi kerja  SOP mengenai pengelolaan limbah cair dan
udara. 16
61  Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair. 23
62  Rekaman mengenai pengukuran kualitas udara emisi dan ambient 20
63 Rekaman pelaporan pemantauan pengelolaan limbah kepada instansi
yang berwenang terdokumentasi. 16
64  Tersedia surat izin pembuangan air limbah  dari instansi terkait 25
65  Tersedia instruksi kerja  SOP mengenai pengelolaan limbah B3; 7
66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain
dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12
67  Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11
68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah B3
dari instansi terkait 12
69 Tersedia SOPinstruksi kerja untuk menangani gangguan sumber
tidak bergerak sesuai dengan pedoman yang yang diterbitkan dari instansi yang tekait;
16 70
Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait;
18
Semarang, 7 Oktober 2015
231
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
71 Rekaman penanganan gangguan dari sumber tidak bergerak
terdokumentasi. 25
72  Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14
73 Tersedia surat izin pemanfaatan limbah cair untuk Land Application
LA dari instansi terkait. 26
74  Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
75  Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah; 23
76 Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi
yang melakukan LA Land Aplication. 27
77 Memiliki izin dari Pemerintah Daerah untuk pembuangan limbah cair
ke badan air. 39
78 Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya
ke laut. 47
79  Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4. 24
80 Memiliki dokumen AMDAL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa
sawit yang mengelola lahan   3.000 ha. 9
81 Memiliki dokumen UKLUPL bagi pelaku usaha perkebunan kelapa
sawit yang mengelola lahan  3.000 ha 10
82 Tersedia Rekaman terkait pelaksanaan penerapan hasil
AMDAL,UKLUPL termasuk laporan kepada instansi yang berwenang.
6 83  Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2 84  Tersedia SDM yang mampu mencegah dan menangani kebakaran.
5 85
Tersedia sarana dan prasarana pengendalianpenang gulangan kebakaran;
4 86  Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
4 87
Tersedia Rekaman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, pemantauan kebakaran dan pelaporannya.
7 88
Tersedia SOP identifikasi Perlindungan flora dan fauna di lingkungan perkebunan;
17 89
Memiliki daftar flora dan fauna di kebun dan sekitar kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan.
29 90  Tersedia Rekaman sosialisasi.
24 91
Tersedia hasil identifikasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi
29 92
Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi  kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 93
Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 94  Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK;
35 95  Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK;
40 96  Tersedia rekaman tahapan alih fungsi lahan land use trajectory;
32 97  Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK;
36 98  Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi.
43 99
Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
23
Semarang, 7 Oktober 2015
232
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
100  Tersedia peta kebun dan topografi serta lokasi penyebaran sungai. 6
101 Tersedia Rekaman pelaksanaan konservasi kawasan dengan potensi
erosi tinggi. 34
Tanggung Jawab Terhadap Pekerja
102 Tersedianya Dokumentasi SMK3 yang ditetapkan oleh yang
berwenang. 12
103 Telah terbentuk organisasi SMK3 yang didukung oleh sarana dan
prasarananya. 12
104  Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1
105  Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya. 14
106  Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum. 1
107  Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan. 108
Tersedia sarana dan prasarana untuk kesejahteraan pekerja perumahan, poliklinik, sarana ibadah, sarana pendidikan dan sarana
olahraga 1
109 Tersedia kebijakan perusahaan untuk mengikutsertakan karyawan
dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
110 Tersedia program pelatihan untuk peningkatan kemampuan
karyawan. 5
111 Tersedia Rekaman pelaksanaan yang berkaitan dengan kesejahteraan
dan peningkatan kemampuan pekerja. 7
112 Perusahaan memiliki kebijakan tentang persyaratan umur pekerja
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 2
113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan yang
sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3
114  Tersedia Rekaman daftar karyawan. 115  Tersedia mekanisme penyampaian pengaduan dan keluhan pekerja.
1 116  Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja.
14 117
Perusahaan memiliki peraturan terkait dengan keberadaan serikat pekerja.
9 118  Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja.
12 119
Tersedia Rekaman pertemuan- pertemuan baik antara perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat.
15 120  Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi;
7 121  Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
19
Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas
122 Tersedia komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan
kemasyarakatan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat setempat.
6 123
Tersedia Rekaman realisasi komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
9 124
Memiliki program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adat penduduk asli.
14 125  Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal.
20 126
Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat penduduk asli.
17
Semarang, 7 Oktober 2015
233
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat
127 Tersedia Rekaman transaksi lokal termasuk pembelian lokal,
penggunaan kontraktor lokal, dll. 10
Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan
128 Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang
dilakukan. 12
Tabel 10.  Kemampuan Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dalam Penerapan Sistem ISPO Berdasarkan 7 Prinsip ISPO
No 7 Prinsip ISPO
Jumlah Indikator
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
1 Sistem Perizinan Dan Manajemen Perkebunan
30 12
2 Penerapan Pedoman Teknis Budidaya dan
Pengolaha Kelapa Sawit 44
10 3
Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan 27
23 4
Tanggung Jawab Terhadap Pekerja 20
7 5
Tanggung Jawab Sosial dan Komunitas 5
13 6
Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi Rakyat 1
10 7
Peningkatan Usaha Secara Berkelanjutan 1
12 Berdasarkan  tabel  8  dan  9,  jumlah  perusahaan  perkebunan  kelapa  sawit  yang  belum  dapat
memenuhi  indikator  dalam  sistem  ISPO  paling  banyak  pada  indikator  ketiga  yaitu  pengelolaan  dan pemantauan  lingkungan  dengan  rata-rata  23  perusahaan  perkebunan  kelapa  sawit  yang  belum  bisa
memenuhi 27 indikator pada prinsip pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Sedangkan  berdasarkan  indikator,  urutan  indikator  ISPO  yang  belum  dapat  dipenuhi  oleh
perusahaan perkebunan kelapa sawit disajikan pada tabel 3, sebagagi berikut:
Tabel 11. Urutan Indikator yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit No.
Indikator 128 Indikator Sistem ISPO
Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011 Jumlah Perusahaan yang
Belum dapat Memenuhi Indikator Sistem ISPO
12 Kesanggupan  Pengusaha  Pertambangan  secara  tertulis  untuk
mengembalikan  tanah  bekas  tambang  seperti  kondisi  semula tanah lapisan bawah di bawah dan lapisan atas berada di atas
tanpa  menimbulkan  dampak  erosi  dan  kerusakan  lahan  dan lingkungan
51
11 Tersedia kesepakatan bersama antara pemegang hak atas tanah
pengusaha  perkebunan  dengan  pengusaha  pertambangan tentang besarnya kompensasi
48 78
Memiliki izin dari KLH untuk pabrik yang membuang limbah cairnya ke laut.
47 98
Tersedia Rekaman pelaksanaan mitigasi. 43
95 Tersedia inventarisasi sumber emisi GRK;
40
Semarang, 7 Oktober 2015
234
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
77 Memiliki  izin  dari  Pemerintah  Daerah  untuk  pembuangan
limbah cair ke badan air. 39
97 Tersedia rekaman usaha pengurangan emisi GRK;
36 94
Tersedia Petunjuk TeknisSOP Mitigasi GRK; 35
101 Tersedia  Rekaman  pelaksanaan  konservasi  kawasan  dengan
potensi erosi tinggi. 34
96 Tersedia  rekaman  tahapan  alih  fungsi  lahan  land  use
trajectory ;
32 89
Memiliki  daftar  flora  dan  fauna  di  kebun  dan  sekitar  kebun, sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan.
29 91
Tersedia  hasil  identifikasi  kawasan  yang  mempunyai  nilai konservasi tinggi
29 92
Tersedia peta kebun yang menunjukkan lokasi  kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 93
Rekaman identifikasi dan sosialisasi kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
28 76
Memiliki izin pemanfaatan limbah cair dari instansi berwenang bagi yang melakukan LA Land Aplication.
27 73
Tersedia  surat  izin  pemanfaatan  limbah  cair  untuk  Land Application
LA dari instansi terkait. 26
14 Tersedia peta lokasi lahan yang disengketakan.
25 64
Tersedia surat izin pembuangan air limbah  dari instansi terkait 25
71 Rekaman  penanganan  gangguan  dari  sumber  tidak  bergerak
terdokumentasi. 25
79 Tersedia rekaman terkait kegiatan 1 sd 4.
24 90
Tersedia Rekaman sosialisasi. 24
61 Rekaman mengenai pengukuran kualitas limbah cair.
23 74
Tersedia Rekaman pemanfaatan limbah padat dan cair. 23
75 Memiliki IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah;
23 99
Tersedia SOP konservasi kawasan dengan potensi erosi tinggi termasuk sempadan sungai.
23 4
Dokumen  kerjasama  perusahaan  dengan  masyarakat  sekitar kebun  untuk  pembangunan  kebun  masyarakat  paling  rendah
20 dari total areal kebun yang diusahakan; 21
8 Keputusan  Menteri  Kehutanan  bagi  lahan  yang  memerlukan
Pelepasan  Kawasan  Hutan  atau  memerlukan  Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
20 42
Tersedia  SOP  instruksi  kerja  untuk    penanaman  pada  lahan gambut dan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
20 62
Rekaman  mengenai  pengukuran  kualitas  udara  emisi  dan ambient
20 125
Memiliki program untuk mempertahankan kearifan lokal. 20
15 Tersedia salinan perjanjian yang telah disepakati.
19
Semarang, 7 Oktober 2015
235
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
121 Tersedia Akte pendirian koperasi karyawan
19 5
Laporan  perkembangan  realisasi  pembangunan  kebun masyarakat
18 16
Tersedia  rekaman  progres  musyawarah  untuk  penyelesaian sengketa disimpan.
18 70
Laporan hasil pengukuran baku tingkat gangguan dari sumber yang tidak bergerak kepada instansi yang terkait;
18 6
Rencana tataruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau ketentuan  lainnya  yang  ditentukan  oleh  pemerintah  daerah
setempat. 17
35 Tersedia rekaman penggunaan air untuk pabrik kelapa sawit.
17 59
Tersedia Rekaman pelaksanaan pengolahan. 17
88 Tersedia  SOP  identifikasi  Perlindungan  flora  dan  fauna  di
lingkungan perkebunan; 17
126 Tersedia Rekaman realisasi program bersama masyarakat adat
penduduk asli. 17
13 Tersedia  mekanisme  penyelesaian  sengketa  lahan  yang
terdokumentasi. 16
58 Tersedia informasi yang menguraikan spesifikasi  standar hasil
olahan. 16
60 Tersedia  instruksi  kerja    SOP  mengenai  pengelolaan  limbah
cair dan udara. 16
63 Rekaman  pelaporan  pemantauan  pengelolaan  limbah  kepada
instansi yang berwenang terdokumentasi. 16
69 Tersedia  SOPinstruksi  kerja  untuk  menangani  gangguan
sumber  tidak  bergerak  sesuai  dengan  pedoman  yang  yang diterbitkan dari instansi yang tekait;
16 25
Rekaman rencana dan realisasi kapasitas pabrik kelapa sawit. 15
39 Tersedia rekamandokumen penanganan benihbibit yang tidak
memenuhi persyaratan. 15
119 Tersedia  Rekaman  pertemuan-  pertemuan  baik  antara
perusahaan dengan serikat pekerja maupun intern serikat. 15
29 Rekaman  permintaan  informasi  oleh  pemangku  kepentingan
lainnya; 14
30 Rekaman tanggapan terhadap permintaan informasi
14 72
Tersedia SOP pemanfaatan limbah. 14
105 Rekaman penerapan SMK3 termasuk pelaporannya.
14 116
Tersedia Rekaman pengaduan dan keluhan pekerja. 14
124 Memiliki
program untuk
peningkatan kesejahteraan
masyarakat adat penduduk asli. 14
33 Tersedia  rekaman  pengelolaan  air  dan  pemeliharaan  sumber
air. 13
34 Tersedia  program  pemantauan  kualitas  air  permukaan  yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 12
Semarang, 7 Oktober 2015
236
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
66 Limbah B3 termasuk kemasan pestisida, oli bekas dan lain lain
dibuang sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku; 12
68 Tersedia surat izin penyimpanan danatau pemanfaatan limbah
B3  dari instansi terkait 12
102 Tersedianya  Dokumentasi  SMK3  yang  ditetapkan  oleh  yang
berwenang. 12
103 Telah  terbentuk  organisasi  SMK3  yang  didukung  oleh  sarana
dan prasarananya. 12
118 Memiliki daftar pekerja yang menjadi anggota serikat pekerja.
12 128
Tersedia rekaman hasil penerapan perbaikanpeningkatan yang dilakukan.
12 28
Daftar  jenis  informasidata  yang  dapat  diperoleh  oleh pemangku kepentingan lainnya;
11 67
Rekaman penanganan limbah B3 terdokumentasi 11
57 Tersedia SOP atau instruksi kerja  yang diperlukan baik untuk
proses pengolahan maupun proses pemantauan dan pengukuran kualitas CPO.
10 81
Memiliki  dokumen  UKLUPL  bagi  pelaku  usaha  perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan  3.000 ha
10 127
Tersedia  Rekaman  transaksi  lokal  termasuk  pembelian  lokal, penggunaan kontraktor lokal, dll.
10 38
Tersedia rekamandokumentas i pelaksanaan perbenihan. 9
47 Tersedia SOP penanganan limbah pestisida.
9 80
Memiliki  dokumen  AMDAL  bagi  pelaku  usaha  perkebunan kelapa sawit yang mengelola lahan   3.000 ha.
9 117
Perusahaan  memiliki  peraturan  terkait  dengan  keberadaan serikat pekerja.
9 123
Tersedia  Rekaman  realisasi  komitmen  tanggung  jawab  sosial dan lingkungan kemasyarakatan.
9 32
Tersedia rekaman pembukaan lahan 8
24 Rekaman  rencana  dan  realisasi  pemanfaatan  lahan  HGU,
HGB, HP, dll untuk pembangunan perkebunan pembangunan kebun,  pabrik,  kantor,  perumahan  karyawan,  dan  sarana
pendukung lainnya. 7
65 Tersedia  instruksi  kerja    SOP  mengenai  pengelolaan  limbah
B3; 7
87 Tersedia
Rekaman pelaksanaan
pencegahan dan
penanggulangan  kebakaran,  pemantauan  kebakaran  dan pelaporannya.
7 111
Tersedia  Rekaman  pelaksanaan  yang  berkaitan  dengan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja.
7 120
Tersedia Kebijakan perusahaan dalam pembentukan koperasi; 7
9 Rekaman perolehan hak atas tanah
6 27
Tersedia rekaman pemberian informasi kepada instansi terkait; 6
Semarang, 7 Oktober 2015
237
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
40 Tersedia  SOP  penanaman  yang  mengacu  kepada  Pedoman
Teknis  Pembangunan  Kebun  Kelapa  Sawit  di  lahan  mineral danatau lahan gambut.
6 46
Tersedia SOP pengamatan dan pengendalian OPT. 6
82 Tersedia  Rekaman  terkait  pelaksanaan  penerapan  hasil
AMDAL,UKLUPL  termasuk  laporan  kepada  instansi  yang berwenang.
6 100
Tersedia  peta  kebun  dan  topografi  serta  lokasi  penyebaran sungai.
6 122
Tersedia  komitmen  tanggung  jawab  sosial  dan  lingkungan kemasyarakatan  sesuai  dengan  norma  yang  berlaku  di
masyarakat setempat. 6
37 Tersedia rekaman asal benih yang digunakan.
5 84
Tersedia  SDM  yang  mampu  mencegah  dan  menangani kebakaran.
5 110
Tersedia  program  pelatihan  untuk  peningkatan  kemampuan karyawan.
5 1
Telah  memiliki  Izin  Lokasi  dari  pejabat  yang  berwenang kecuali kebun-kebun konversi hak barat erfpahct;
4 3
Telah  memiliki  hak  atas  tanahdalam  proses,  sertifikat  yang sesuai,  seperti  :  HGU,  HGB,  Hak  Pakai  HP,  atau  konversi
hak barat erfpahct. 4
45 Tersedia
rekamandokumen pelaksanaan
pemeliharaan tanaman.
4 50
Tersedia rekaman jenis tanaman inang musuh alami OPT. 4
85 Tersedia  sarana  dan  prasarana  pengendalianpenang  gulangan
kebakaran; 4
86 Memiliki organisasi dan sistem tanggap darurat;
4 7
Dokumen  Izin  Lokasi  perusahaan  yang  dikeluarkan  oleh instansi yang berwenang
3 36
Tersedia SOP perbenihan. 3
48 Tersedia  rekaman  pelaksanaan  pengamatan  dan  pengendalian
OPT; 3
49 Tersedia  rekaman  jenis  pestisida  sintetik  dan  nabati  dan
agens  pengendali  hayati  parasitoid,  predator,  feromon,  agens hayati, dll.yang digunakan.
3 54
Tersedia Rekaman pelaksanaan pengangkutan TBS; 3
56 Tersedia  Rekaman  penerimaan  TBS  yang  sesuai  dan  tidak
sesuai dengan persyaratan. 3
113 Perusahaan memiliki kebijakan tentang peluang dan perlakuan
yang sama untuk mendapat kesempatan kerja. 3
10 Peta lokasi kebun topografi jenis tanah.
2 18
Perusahaan  telah  memiliki  Visi  dan  Misi  untuk  memproduksi minyak sawit lestari.
2
Semarang, 7 Oktober 2015
238
No. Indikator
128 Indikator Sistem ISPO Kepmentan Nomor 19 Tahun 2011
Jumlah Perusahaan yang Belum dapat Memenuhi
Indikator Sistem ISPO
19 Memiliki  SOP  untuk  praktek  budidaya  dan  pengolahan  hasil
perkebunan. 2
23 Memiliki Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia SDM.
2 26
Tersedianya mekanisme pemberian informasi; 2
41 Tersedia rekaman pelaksanaan penanaman;
2 43
Rekaman pelaksanaan penanaman tanaman terdokumentasi. 2
52 Tersedia rekaman pelaksanaan pemanenan.
2 55
Tersedia SOP penerimaan dan pemeriksaan sortasi TBS 2
83 Tersedia SOP pencegahan dan penanggulangan kebakaran
2 112
Perusahaan  memiliki  kebijakan  tentang  persyaratan  umur pekerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
2 2
Telah  memiliki  perizinan  yang  sesuai  seperti:  IUP,  IUP-B, IUP-P, SPUP, ITUP, IzinPersetujuan Prinsip.
1 22
Memiliki  sistem  manajemen  Keuangan  Perusahaan  dan keamanan ekonomi dan keuangan yang terjamin dalam jangka
panjang. 1
31 Tersedia SOP pembukaan lahan
1 44
Tersedia  SOP  pemeliharaan  tanaman  yang  mengacu  kepada Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Kelapa Sawit.
1 104
Tersedia asuransi kecelakaan kerja Jamsostek. 1
106 Diterapkannya peraturan tentang Upah Minimum.
1 108
Tersedia  sarana  dan  prasarana  untuk  kesejahteraan  pekerja perumahan,  poliklinik,  sarana  ibadah,  sarana  pendidikan  dan
sarana olahraga 1
115 Tersedia  mekanisme  penyampaian  pengaduan  dan  keluhan
pekerja. 1
17 Telah  memiliki  dokumen  yang  sah  tentang  bentuk  badan
hukum  berbentuk  akta  notaris  yang  disahkan  oleh  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dh. Menkumham.
20 Memiliki  struktur  organisasi  dan  uraian  tugas  yang  jelas  bagi
setiap unit dan pelaksana. 21
Memiliki  perencanaan  untuk  menjamin  berlangsungnya  usaha perkebunan.
51 Tersedia  SOP pelaksanaan pemanenan.
53 Tersedia SOP untuk pengangkutan TBS.
107 Mempunyai sistem penggajian baku yang ditetapkan.
109 Tersedia  kebijakan  perusahaan  untuk  mengikutsertakan
karyawan  dalam  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
114 Tersedia Rekaman daftar karyawan.
                