Pemanfaatan limbah padat dalam bahan bakar boiler
                                                                                Semarang, 7 Oktober 2015
242 Kementerian Lingkungan Republik Indonesia; Jakarta, 2014. Indonesias co-benefit approach. Yokohama;
Energy conservation implementation in Indonesia McKane, A. et al. Thinking Globally: How ISO 50001
– Energy Management can make industrial energy efficiency standard practice. Lawrence Berkeley National Laboratory; 2009.
McKane, A. et al.  Thinking Globally: How ISO 50001 – Energy Management can make industrial energy
efficiency standard practice . Lawrence Berkeley National Laboratory; 2009
Pusdatin Kementerian Pertanian Republik Indonesia, jakarta, 2012 Outlook komoditi kelapa sawit Temu Mastan; Jakarta, 2012, Pengembangan standar terkait energi
Pusdatin Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia; Data terolah; Jakarta, 2014, Peraturan  Menteri  Pertanian  R.I  nomor  19PermentanOT.14032011.  2011.  Pedoman  Kelapa  Sawit
berkelanjutan Indonesia Indonesian Sustainable Palm OilISPO. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Peraturan  Menteri  Pertanian  R.I  nomor  11PermentanOT.14032015;    Sistem  Sertifikasi  Kelapa  Sawit Indonesia  berkelanjutan  Indonesian  Sustainable  Palm  OilISPOKementerian  Pertanian  Republik
Indonesia; Jakarta 2015 Peraturan  Pemerintah  No.102  Tahun  2000.  Standardisasi  nasional.  Jakarta:  Standardisasi  Nasional
Perusahaan kertas Indah Kiat dapat ISO 50001 Peraturan  Menteri  Energi  dan  Sumber  Daya  Mineral  No.14;  Manajemen  Energi.  Jakarta:  Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Jakarta; 2012. Refleksi industri kelapa sawit 2014 dan prospek 2015.
Shuit, S., H. et al. Oil palm biomass as a sustainable energy source: a Malaysian case study. Journal of energy
2009; 34: 1225 – 1235
Yusoff, S. 2006. Renewable energy from palm oil. Journal of Cleaner Production 2006; 14: 87 – 93
http:ebtke.esdm.go.idpost20150710902energy.conservation.implementations.in.indonesia diakses
pada 27 Juli 2015 http:pegbintangkab.go.idindonesia-negara-produsen-kelapa-sawit-terbesar-2
; Indonesia
negara produsen  kelapa  sawit  terbesar,  Luas  Kebun  Sawit  di  Indonesia  Seluas  10.210.892  Hektare;
diakses pada 23 Juli 2015. http:id.beritasatu.comagribusinessluas-kebun-sawit-di-indonesia-seluas-10210892-hektare97634
diakses pada 10 Juli 2015 http:www.bsn.go.idmainberitaberita_det
;  Peran  Sistem  Penilaian  Kesesuaian  Dalam  Mendukung Peningkatan Efisiensi Energi; diakses pada 27 Juli 2015
n http:bisnis.tempo.coreadnews20140108090543262perusahaan-kertas-indah-kiat-dapat-iso-50001
Proses produksi  pengolahan kelapa sawit http:www.tentangsawit.comproses-produksi-pengolahan-kelapa-sawit-2 diakses pada 27 Juli 2015
http:www.listrikindonesia.compt_pura_mayungan_pm_electric_perusahaan_pertama_peraih_iso50001 _414.htm; PT Pura Mayungan PM Electric Perusahaan Pertama Peraih ISO 50001
http:www.gapki.or.idPagePressReleaseDetail?guid=dd997bd7-efbe-4ef7-aace-192e71eac097  diakses pada 1 Juli 2015
http:www.rspo.org ; Roundtable Sustainability Palm Oil RSPO; diakses pada 10 Juli 2015
http:www.sisni.bsn.go.id  diakses  pada  10  Juli  2015;  Sistem  informasi  Standar  Nasional  Indonesia SISNI
http:www.rea.co.ukreaenmarketsoilsandfatsworldconsumption , Oils and Fats - World Consumption
diakses pada 10 Juli 2015.
Semarang, 7 Oktober 2015
243
PENENTUAN METODE FORECASTING SEBAGAI UPAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVENTORI
Inna Kholidasari, Lestari Setiawati, and Meigy Fernando
Industrial Engineering Department, Faculty of Industrial Technology, Bung Hatta University Kampus III Universitas Bung Hatta
Jl. Gajah Mada No. 19 Padang, Indonesia Telp. 0751 7054257
E-mail: i.kholidasaribunghatta.ac.id
ABSTRAK
Forecasting  merupakan  masalah  yang  sangat  penting  dalam  mengelola  suatu  rantai  pasok. Forecasting  dapat  diartikan  sebagai  upaya  untuk  memprediksi  kejadian  dimasa  yang  akan  datang.
Dalam  suatu  bisnis,  terutama  yang  bisnis  yang  menerapkan  konsep  manajemen  rantai  pasok,  prediksi dari  permintaan  barang  merupakan  basis  dari  perencanaan  dan  pengendalian  aktivitas  perusahaan.
Hasil  forecasting  akan  dikonversikan  ke  bentuk  keputusan- keputusan  inventori  seperti  ‘kapan’  dan
berapa  banyak’  barang  harus  dipesan.  Dalam  upaya  untuk  mendapatkan  keputusan  yang  tepat, diperlukan  ketepatan  dalam  menentukan  metode  forecasting  yang  didasarkan  pada  karakteristik  pola
permintaan  barang  tersebut.  Dalam  penelitian  ini,  tiga  metode  forecasting  -  Single  Exponential Smoothing  SES,  Croston’s  Method,  dan  Syntetos  Boylan  Approximation  SBA  dibandingkan  dengan
menggunakan  sepuluh  data  series  dari  perusahaan  penjual  spare  part  mobil.  Dengan  menerapkan delapan metode forecasting error, metode forecasting dipilih  dengan kriteria  forecasting error terkecil.
Analisa mengenai opportunity cost dan inventory cost juga dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini memberikan kontribusi yang relatif besar dikarenakan data yang digunakan berupa data spare part yang
cenderung  berpola  intermittent.  Pola  data  intermittent  diketahui  memiliki  tingkat  kesulitan  yang  relatif tinggi  dalam  memanajnya,  khususnya  dalam  pengambilan  keputusan-keputusan  inventori.  Hasil
penelitian  memberikan  kontribusi  bagi  pengembangan  keilmuan  di  area  forecasting,  dan  dari  sudut pandang  praktisi,  hasil  penelitian  dapat  dijadikan  pedoman  dalam  melakukan  aktivitas  forecasting  di
perusahaan.
Kata kunci : Forecasting, Intermittent demand, Keputusan-keputusan inventory
                