SAMPLING DAN PENGOLAHAN DATA

Semarang, 7 Oktober 2015 445 H0 akan ditolak jika nilai sig. Lebih kecil dari nilai alpha 0,5. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa hanya faktor pengetahuan saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sedangkan yang lainnya tidak. Tabel 3 Hasil Multiple Regresion Linear Standardiz ed Coefficient s B Std. Error Beta Constant 25,496 4,587 5,558 Ketaatan 0,857 0,439 0,174 1,953 0,056 Kebiasaa n -0,961 0,536 -0,165 -1,792 0,079 Ekonomi 0,413 0,386 0,099 1,07 0,289 Pengetah uan -0,892 0,333 -0,256 -2,674 0,01 usia -0,02 0,044 -0,046 -0,46 0,647 lamakerja -0,018 0,019 -0,09 -0,935 0,354 1 a. Dependent Variable: konsumsiSOLAR Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. Selain itu dalam analisis Multiple Linear Regresion juga dapat dilihat seberapa baik model yang diuji dalam menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen. Hal ini dapat dilihat dari niai R2 R square. Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai R square dari model yang diuji adalah sebesar 64,2 atau dengan kata lain tingkat konsumsi solar di perusahaan X dipengaruhi oleh faktor manusia ketaatan, kebiasaan, pendapatan dan pengetahuan, umur, dan lama kerja sebesar 64,2. Sementara itu sisanya 35,8 dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari faktor yang diuji. Tabel 4 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,801 a 0,642 0,594 1,74642 1,527 Model Summary b a. Predictors: Constant, lamakerja, Kebiasaan, Ekonomi, Ketaatan, lamatempuh, Pengetahuan, usia b. Dependent Variable: konsumsiSOLAR Dari hasil multiple linear regresion, maka dapat diketahui bahwa dari faktor manusia, hanya dimensi pengetahuan yang mempunyai pengaruh signfikan terhadap tingkat konsumsi solar di perusahaan X ini. Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi solar di perusahaan X dipengaruhi oleh lima buah dimensi, yaitu pengetahuan sopir, kecepatan rata – rata kendaraan, perawatan, dan kemacetan. Faktor Manusia Pengetahuan Faktor Kemacetan Faktor Teknologi Kecepatan Beban Perawatan Bentuk Kendaraan Ignition Time Tingkat Konsumsi BBM Solar di Perusahaan X Gambar 3 Model Manajemen Energi di Perusahaan X

7. KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut. Semarang, 7 Oktober 2015 446 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel – variabel yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar solar di perusahaan X adalah pengetahuan sopir tentang penghematan energi, rata – rata kecepatan, beban kendaraan, perawatan kendaraan, dan kemacetan. 2. Kecepatan optimum kendaraan adalah sekitar 90 kmjam. 3. Semakin luas pengetahuan seorang sopir dalam penghematan energi, maka tingkat konsumsi bahan bakarnya cenderung semakin rendah. Begitu juga dengan perawatan, semakin sering kendaraan diarawat, maka kondisinya akan selalu prima dan tingkat konsumsi bahan bakarnya akan rendah. Berbeda dengan yang sebelumnya, semakin rendah beban kendaraan maka semakin rendah tingkat konsumsi bahan bakar. Variabel yang terakhir adalah kemacetan faktor lingkungan, semakin rendah tingkat kemacetan maka semakin rendah pula tingkat konsumsi bahan bakar suatu kendaraan.

8. USULAN

Terdapat empat buat usulan yang diusulkan untuk perusahaan X. Usulan ini tentunya terkait dengan model manajemen energi yang telah diuji menggunakan multiple regresion linear.

1. Training, Monitoring dan Assessment. Untuk menanamkan hal ini di benak para sopir, cara yang

diusulkan adalah dengan menambahkan materi – materi tentang penghematan energi pada aktivitas training sopir. Saat ini perusahaan X selalu melakukan pelatihan secara rutin 6 bulan sekali untuk para sopir, akan tetapi isi dari pelatihan tersebut lebih terfokus pada safety. Pelatihan dapat diberikan dengan membentuk forum diskusi kecil yang terdiri dari 15 sampai 20 orang per jurusan. Dalam forum tersebut, trainer dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif karena jumlah peserta yang tidak terlalu banyak. Pelatihan tanpa adanya kontrol dan penilaian rasanya kurang efektif. Maka dari itu monitoring sangat dibutuhkan untuk memastikan pelatihan mempunyai dampak yang signifikan. Perusahaan disarankan untuk membentuk satu buah tim yang bertugas untuk memantau dan mengarahkan para sopir untuk terus meningkatkan kemampuan mengendarai mereka. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penilaian. Tabel di atas merupakan contoh usulan form penilaian untuk para sopir. Ketua regu dari tiap jurusan dapat menjadi assessor, tentunya ketua regu tersebut harus diberikan pelatihan sebelumnya agar dapat memberikan penilaian dengan baik. Penilaian ini dapat dilakukan dalam rentang periode tertentu, misalnya enam bulan sekali. Ketua regu akan ikut duduk seperti penumpang dalam kendaraan dan menilai kinerja sopir. 2. Display. Usulan berikutnya adalah menempelkan display – display yang berhubungan dengan penghematan energi di area kerja sopir, seperti di finger print machine untuk presensi, ruang tunggu sopir, kantin sopir, dash board kendaraan, dan sebagainya. Penempelan display ini bertujuan untuk mengingatkan mereka akan pentingnya penghematan energi dan mengingatkan mereka untuk selalu menghemat energi.Usulan ini jika dilihat sekilas mungkin tidak mempunyai dampak yang signifikan. Akan tetapi jika seluruh usulan dilakukan secara simultan, maka pemberian display ini akan mempunyai dampak yang cukup signifikan, karena display beperan sebagai pengingat. Berikut contoh – contoh display yang dapat ditempelkan pada area – area kerja sopir Perusahaan X. Gambar 4 Contoh Display