Semarang, 7 Oktober 2015
134
Tabel 1. Order Bengkel Purnama Bulan April 2015
Tanggal Order Nama Mesin
Pemesan
2 April 2015 Rajangan manual
Banyuwangi 3 April 2015
Pembuat kerupuk Tulungagung
3 April 2015 Pembuat kerupuk
Mx 13 April 2015
Rajangan Turen
21 April 2015 Rajangan
Pakisaji 28 April 2015
Roll Bojonegoro
28 April 2015 Pembuat kerupuk
Bojonegoro
Rangka Mesin Pisau Plendes
Ass Pisau Plat Cover
Corong Pangkon Dinamo
O-1
Potong Siku 44 Mesin Gunting Plat
20
O-2
Las Siku 44 Mesin Las
63
O-4
Melubangi Plandes Mesin Blander
19
O-5
10 Bubut Plandes
Kecil, As Mesin Bubut
O-6
Las As, Plandes Kecil Mesin Las
8
O-7
Melubangi Plandes Kecil
Mesin Bor 5
O-8
Potong Plat Monel Gilap
Mesin Gunting Plat 127
O-10
Las Plat Monel Gilap
Mesin Las 45
O-11
Potong Plat Monel Gilap
Mesin Gunting Plat 25
O-12
Las Plat Monel Gilap
Mesin Las 38
O-13
Melubangi Plandes Pangkon DInamo
Mesin Blander 15
O-14
Las Engsel Mesin Las
9
O-19 O-20
O-21 O-22
O-23 O-24
O-25
Perakitan Operator Perakitan
Cat Operator Perakitan
O-25 I-1
Setting dan Inspeksi Operator Setting
1350 450
225
O-3
Bubut Rata Plandes Mesin Bubut
15
O-9
Roll Plat Monel Gilap
Mesin Roll 20
Gambar 6. Peta Proses Operasi Mesin Rajangan
Semarang, 7 Oktober 2015
135
Gambar 7. Gantt Table Entry
d Input Resource
Dalam Microsoft Project, Bengkel Purnama dapat melakukan input seluruh resource yang dipakai pada Resource Sheet. Gambar 8 menunjukkan letak menu Resource Sheet pada Microsoft Project 2010.
Setelah memilih menu Resource Sheet maka akan tampil seperti pada gambar 9. Pada sheet ini dapat dilakukan input seluruh resource yang dimiliki perusahaan, sebagai contoh pada gambar 9 perusahaan
memiliki beberapa jenis resource diantaranya operator perakitan, operator setting, mesin las, mesin bubut, dan sebagainya. Seluruh resource ini harus dijelaskan secara detail berapa jumlahnya dan apakah
termasuk material atau bukan.
Gambar 8. Menu Resource Sheet
Semarang, 7 Oktober 2015
136
Gambar 9. Input Resource pada Resource Sheet
e Penentuan Resource yang Digunakan pada Setiap Task
Jika ada beberapa resource yang dibutuhkan dalam 1 task, double click task sehingga muncul task information
, dan isikan resource di tab resource dari task information. Gambar 10 menunjukkan pada proses task
“Potong Siku 44”, resource yang dibutuhkan adalah mesin gunting potong plat dan material Siku 44.
Gambar 10. Resource Sheet
Dalam Microsoft Project, laporan digunakan sebagai tolak ukur perkembangan dan keberhasilan sebuah proyek, seperti laporan progress proyek, sumber daya apa saja yang terlibat didalamnya, dan
sebagainya. Gambar 11 menunjukkan order terakhir yang datang pada tanggal 28 April 2015 yaitu mesin kerupuk diproyeksikan akan selesai pada tanggal 5 Mei 2015. Pada gambar 11 dapat dilihat lambang
di kolom paling kiri hanya sampai baris ke-270, yaitu proses perakitan 2 pada tanggal 1 Mei 2015. Lambang
menginformasikan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan, karena terakhir kali update project
dilakukan pada tanggal 1 Mei 2015, maka lambang check hanya sampai pekerjaan yang selesai di tanggal tersebut. Dengan adanya fitur update project ini akan mempermudah pengawasan proyek.
Semarang, 7 Oktober 2015
137
Gambar 11. Penjadwalan Produksi pada Bulan April 2015
Berdasarkan hasil penjadwalan produksi untuk order pada Bulan April 2015 diperoleh waktu dan tanggal penyelesaian tiap order dengan menggunakan program Microsoft Project seperti ditunjukkan pada
tabel 2. Dengan membandingkan due date penyerahan dan tanggal penyelesaian order dapat dilihat semua order dapat dikirim tepat waktu dengan kata lain tidak ada penyelesaian order yang terlambat. Demikian
pula seluruh order pada bulan Mei 2015 juga dapat dijadwalkan dengan baik tanpa menyebabkan keterlambatan atau penyerahan melebihi due date yang ditetapkan.
Tabel 2. Rekapitulasi Tanggal Terima dan Penyelesian Order pada Bulan April 2015
Order Tanggal
Due date Hasil dari Microsoft Project
Terima Order Penyerahan
Waktu Penyele- saian hari
Tanggal Penyelesaian
Order Rajangan manual
2 April 2015 10 April 2015
5,09 9 April 2015
Pembuat kerupuk 3 April 2015
15 April 2015 5,35
10 April 2015 Pembuat kerupuk
3 April 2015 15 April 2015
5,35 10 April 2015
Rajangan 13 April 2015
21 April 2015 5,09
20 April 2015 Rajangan
21 April 2015 29 April 2015
4,44 27 April 2015
Roll 28 April 2015
7 Mei 2015 5,38
5 Mei 2015 Pembuat kerupuk
28 April 2015 9 Mei 2015
5,35 5 Mei 2015
Aplikasi program Microsoft Project dalam penjadwalan produksi memberikan beberapa keunggulan yaitu:
Dapat memprediksi waktu penyelesaian pengerjaan order dengan akurat. Dapat menambahkan sumberdaya dan rescheduling proyek pada saat proyek sedang berjalan
sengan mudah. Fitur report proyek yang ada sudah sangat detail.
Lembar kerja sangat detail untuk menampilkan data proyek. Memiliki pengaturan custom yang memudahkan untuk melakukan perubahan tampilan, laporan,
evaluasi proyek, dan sebagainya.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penjadwalan produksi pada Bengkel Purnama dengan menggunakan program Microsoft Project 2010 dapat disimpulkan bahwa penggunaan program Microsoft
Semarang, 7 Oktober 2015
138 Project telah mempermudah proses perencanaan, pengendalian jadwal, monitoring, dan update laporan
progress produksi. Penggunaan program Microsoft Project memudahkan pemilik bengkel untuk
mensimulasikan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga dapat memprediksi waktu penyelesaiannya. Jika waktu penyelesaian dianggap belum sesuai, pemilik bengkel dapat memperbaiki jadwal misalkan dengan
menambah sumber daya atau sebagainya. Aplikasi program Microsoft Project dapat menganalisa data dengan cepat dibandingkan dengan yang tidak menggunakan program. Banyak kemudahan yang
ditawarkan, diantaranya dalam menjadwalkan ulang proyek produksi, dan pembuatan laporan harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT dan terima kasih kepada DP2M-DIKTI atas dukungan dana dalam kegiatan Pengabdian IbM Tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA Baker, K.R., Trietsch, D. 2009. Principles of Sequencing and Schedulling, New Jersey: John Wiley
Sons Inc. Biegel, J.E. 1992. Production Control. Terjemahan, Jakarta : Akademika Presindo.S
Chatfield, C . and Johnson, T. 2013. Step b y Step M i c r o s o f t P r o j e c t 2013, Washington: Microsoft Press.
Ekoanindiyo, F. A., Antono A., Antoni, Y. 2011. “Perancangan Sistem penjadwalan Produksi dengan Menggunakan Program Visual Basic”. Jurnal Dinamika Teknik, Vol. V, No.1, pp. 1-12.
Emanuel, A. W. R., Toba, H., Djalaksana, Y. M. 2009. Panduan Mengelola M i c r o s o f t P r o y e k d e n g a n M i c r o s o f t P r o j e c t 2007.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution, D.R., Dida D.D., Seno A.P. 2012.
“Perancangan Aplikasi Penjadwalan Produksi menggunakan beberapa Algoritma Heuristik dan Aturan Penjadwalan pada Bagian Plastik PT. Inti
Pindad Mitra Sejati IPMS”. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi. Santoso, L.W., Guntara J., Jonathan G., Iwan, N.S. 2012.
”Penjadwalan Produksi dengan Menggunakan Algoritma Simulated Annealing”. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol. 9, No.1.
Vollmann, T.E., Berry, W.L., Whybark, D.C. 1997. Manufacturing Planning and Control Systems, IrwinMcGraw-Hill.
Yuditra, A. 2013. “
Penjelasan Hubungan TugasPredecessor dalam Microsoft Project ”.
http: agayuditra.blogspot.com201301penjelasan-hubungan-tugas-predecessor.html, diakses tanggal 25
Agustus 2015.
Semarang, 7 Oktober 2015
139
IMPLEMENTASI FUZZY CPM PADA PENJADWALAN EVENT
Dinar Fitriani, Dutho Suh Utomo, Deasy Kartika Rahayu K
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman Jl. Sambaliung No.9 Kampus Gunung Kelua Samarinda 75119
Telp. 541 736834 E-mail
: epribadisyahoo.com
ABSTRAK Proses perencanaan dan penjadwalan sebuah proyek membutuhkan prediksi jalur kritis yang berguna
untuk mengetahui aktivitas dalam jaringan proyek yang tidak dapat ditunda waktu pengerjaannya. Critical Path Method CPM merupakan suatu metode yang berguna dan biasa digunakan untuk
penjadwalan proyek secara efisien. Beberapa kasus penjadwalan harus menghadapi masalah pada data durasi aktivitas yang kurang tepat. Sebagai alternatif untuk menyelesaikan kasus seperti ini adalah
dengan menerapkan teori fuzzy yang dikembangkan sebagai fuzzy CPM. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap aktivitas proyek dianggap diketahui dengan pasti.
Dalam penelitian ini, digunakan metode fuzzy CPM dengan menerapkan bilangan fuzzy triangular pada setiap durasi aktivitasnya. Dimana tiap aktivitas direpresentasikan dengan tiga angka durasi. Kemudian
dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp bilangan bulat yang diaplikasikan pada total float masing-masing aktivitas. Dari hasil defuzzifikasi total float yang memiliki nilai 0 adalah
kegiatan A , B, E, F, H dan I. Artinya, kegiatan-kegiatan tersebut adalah kegiatan kritis yang tidak diboleh ditunda pengerjaannya. Sehingga jalur kritis yang terbentuk dari keseluruhan kegiatan event ini
adalah A-B-E-F-H-I. Hasil perhitungan untuk total durasi fuzzy waktu event adalah 51,57,63 hari. Setelah dilakukan proses defuzzifikasi, total durasi waktu untuk event adalah selama 57 hari.
Kata Kunci:
Fuzzy CPM, Event, Fuzzy Triangular, Jalur Kritis
1. PENDAHULUAN
Pada setiap pelaksanaan proyek seringkali tidak terlepas dari berbagai macam kendala yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti rendahnya produktivitas tenaga kerja atau crew, perencanaan proyek
yang kurang matang, dan lain-lain. Jika kendala-kendala tersebut berlangsung secara terus-menerus dengan intensitas yang besar, maka kendala tersebut dapat terakumulasi dan dampaknya akan terlihat
pada akhir proyek tersebut. Misalnya saja terjadi keterlambatan pengerjaan proyek dari jadwal yang telah direncanakan maupun terjadi penambahan anggaran dana untuk biaya penyelesaian proyek.
Proses perencanaan dan penjadwalan sebuah proyek dengan skala besar membutuhkan prediksi jalur kritis dalam setiap jaringan proyek yang digunakan. Jalur kritis berguna untuk mengetahui aktivitas-
aktivitas dalam jaringan proyek yang tidak dapat ditunda waktu pengerjaannya. Durasi setiap aktivitas bisa saja memiliki variasi waktu. Aktivitas-aktivitas tersebut saling terhubung sehingga membentuk
sebuah jaringan yang disebut jaringan proyek Ilma dkk, 2013
Pada kenyataannya, estimasi waktu aktivitas pelaksanaan proyek biasanya tidak jelas atau masih samar-samar. Seorang pengambil keputusan yang biasanya adalah seorang manajer proyek dituntut untuk
mengestimasi durasi waktu penyelesaian aktivitas proyek yang tepat. Pengambil keputusan biasanya mengestimasi durasi aktivitas proyek dengan pernyataan yang kurang jelas seperti “durasi aktivitas
seperti ini kira- kira sekitar 6 bulan” atau “antara 4 sampai dengan 6 bulan”. Bila dengan estimasi seperti
ini, durasi suatu aktivitas tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode CPM atau PERT tradisional, tapi harus dapat dipertanggungjawabkan dengan teori fuzzy sebagai solusinya Oladeinde
Itsisor, 2013 Pada situasi tertentu, terutama pada saat durasi aktivitas diestimasi untuk pertama kalinya,
pengambil keputusan tidak dapat menetukan nilai deterministik untuk durasi waktu aktivitas yang akan dieksekusi. Sehingga, untuk mengurangi keraguan dalam menentukan suatu nilai dalam durasi aktivitas,
Project Evaluation and Review Technique PERT diaplikasikan berdasarkan dengan teori probabilitas.
Penggunaan PERT dimodelkan sebagai variabel stokastik untuk setiap durasi aktivitasnya dengan berdasarkan distribusi beta untuk menghitung ekspektasi dan variansi dari makespan suatu proyek. PERT
mengestimasi durasi aktivitas dengan menggunakan 3 waktu estimasi yaitu waktu pesimis, waktu optimis, dan waktu most likely. Validitas dari pendekatan ini telah menjadi subjek perdebatan antara para peneliti,
sehingga untuk mengatasi kelemahan dari PERT ini, teori fuzzy dikembangkan sebagai teori yang berguna untuk menyelesaikan durasi aktivitas yang kurang tepat itu secara kuantitatifOladeinde Itsisor,