Semarang, 7 Oktober 2015
245 parameter  ini  secara  terpisah  dimana  data  di-update  hanya  pada  saat  dimana  terjadi.  Notasi  berikut
digunakan dalam perhitungan matematis metode Croston: =
= demand untuk suatu item pada saat
t
= demand size ukuran demand = binary indicator dari demand pada saat
t
= Croston’s estimate dari rata-rata demand size =
Croston’s estimate dari rata-rata interval antar demand q = waktu interval dari demand terakhir
= smoothing parameter Dengan mengombinasikan estimasi dari demand interval dan demand size maka didapat rata-rata
demand per periode sebagai berikut: 2
Syntetos-Boylan Approximation SBA Syntetos  dan  Boylan  2001  menemukan  kesalahan  dalam  penurunan  model  matematika  pada
metode Croston. Dengan menggunakan notasi yang sama pada metode Croston, metode SBA dibuat atas dasar perbaikan metode Croston sebagai berikut:
3
b Forecasting error
Mengukur  kesesuaian  antara  hasil  forecasting  dengan  hasil  observasi  aktual  yang  di  dapat  dari kondisi  riil  adalah  hal  penting  dalam  proses  forecasting.    Keakuratan  suatu  metode  forecasting  yang
digunakan  ditentukan  dari  besar  kecilnya  forecasting  error.  Terdapat  beberapa  metode  pengukuran forecasting error
seperti Mean error ME, Mean absolute error MAE, Mean square error MSE, Root mean  square  error
RMSE, Mean percentage error MPE, Mean absolute percentage error MAPE, Symmetric  mean  absolute  percentage  error
SMAPE,  Geometric  root  mean  square  error GRMSEKholidasari, 2014.
c Relevansi antara forecasting dan inventori
Secara  umum,  inventori  sistem  terdiri  dari  tiga  tahapan  proses.  Yang  pertama  yaitu pengklasifikasian jenis barang berdasarkan karakteristiknya. Dalam penelitian ini, karakteristik mengenai
pola  permintaan  menjadi  dasar  pengklasifikasian  spare  part.  Klasifikasi  pola  permintaan  menjadi pedoman bagi penentuan metode forecasting yang dipilih. Selanjutnya, hasil forecasting dapat dijadikan
parameter  dalam  penentuan  keputusan-keputusan  inventori  seperti  berapa  banyak  barang  akan  dipesan dan kapan barang harus tersedia Kholidasari, 2013.
4. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menentukan  metode  forecasting  yang  tepat  untuk  data  yang memiliki  pola  permintaan  intermittent.    Dengan  menggunakan  sepuluh  data  time  series  16  periode,  1
periode  =  1  bulan  yang  di  dapat  dari  perusahaan  penyedia  spare  part  mobil,  dilakukan  perbandingan antara  tiga  metode  forecasting  metode  Single  Exponential  Smoothing
,  Croston’s  method  dan  Syntetos Boylan  Approximation
SBA  mengenai  keakuratan  hasil  forecasting .  Parameter  α  yang  digunakan
dalam perhitungan untuk mendapatkan hasil peramalan adalah 0,1, 0,2, dan 0,5. Sepuluh data time series menggambarkan  data  masa  lalu  10  komponen  mobil  yang  menjadi  objek  penelitian.  Alasan  pemilihan
komponen-komponen  tersebut  sebagai  objek  penelitian  adalah  jumlah  permintaan  tiap  periode  untuk komponen-komponen ini dapat dikatakan memenuhi atau layak untuk dianalisa. Selanjutnya, pemilihan
ketiga metode forecasting yang akan dibandingkan didasarkan pada, secara akademik literatur, metode- metode ini merupakan metode yang lazim digunakan untuk data yang bersifat intermittent
Syntetos and Boylan 200; Kholidasari, 2013.
Kriteria pemilihan metode terbaik untuk suatu time series adalah  metode yang  menghasilkan  forecasting  error  terkecil.  Digunakan  delapan  metode  untuk  menentukan  besarnya
forecasting error - Mean error ME, Mean absolute error MAE, Mean square error MSE, Root mean square  error
RMSE,  Mean  percentage  error  MPE,  Mean  absolute  percentage  error  MAPE, Symmetric  mean  absolute  percentage  error
SMAPE,  Geometric  root  mean  square  error  GRMSE. Proses  inisialisasi  dilakukan  untuk  enam  periode  pertama.  Dengan  mengetahui  forecasting  error  yang
terkecil,  maka  selanjutnya  dilakukan  forecasting  untuk  periode  yang  akan  datang  dengan mengaplikasikan  metode  terpilih.  Analisa  kemudian  dilanjutkan  dengan  mempertimbangkan  hasil
Semarang, 7 Oktober 2015
246 forecasting yang di dapat dan hubungannya dengan terjaditidak terjadinya inventory cost dan opportunity
cost untuk keperluan manajemen persediaan.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data  yang  diperlukan  untuk  analisa  merupakan  data  permintaan  spare  part  16  periode  yang diperlihatkan pada Tabel 1:
Tabel 1. Data permintaan spare part 16 periode Periode
Spare part 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16
A001
1
48 32
24 40
32 24
16 56
20 24
20 48
16 8
12 8
A002 20
12 24
12 20
24 12
32 20
12 12
28 12
8 10
4 A003
10 12
7 5
7 5
5 12
8 6
5 10
8 6
8 2
A004 24
10 28
10 24
28 10
34 24
10 10
23 12
10 3
7 A005
10 8
6 10
6 9
4 8
7 10
4 10
2 4
2 4
A006 11
10 7
10 8
10 4
9 9
7 5
9 6
4 4
4 A007
3 1
2 5
4 1
3 1
1 1
A008 3
2 1
1 3
1 1
3 1
1 1
A009 1
1 2
3 1
1 1
A010 10
6 12
8 10
14 6
14 6
4 6
12 4
1 2
2
a Analisa pemilihan metode forecasting
Pengolahan  data  dimulai  dengan  perhitungan  hasil  forecast  untuk  ketiga  metode  terpilih persamaan  1,  2,  dan  3  yang  diaplikasikan  pada  sepuluh  jenis  spare  part  mobil  yang  diambil  menjadi
objek penelitian dengan menggunakan α = 0,1, α = 0,2, dan α = 0,5 untuk tiap metode.  Tabel 5.2, 5.3, dan  5.4  berikut  memperlihatkan  salah  satu  contoh  hasil  perhitungan  untuk  satu  spare  part  A001,
selanjutnya, dengan cara yang sama, dilakukan juga perhitungan forecasting untuk spare part lainnya.
Tabel 2 Perhitungan hasil forecasting A001 menggunakan metode SES
Periode Data
Aktual Hasil
Forecasting Error
α = 0,1 α  = 0,2
α = 0,5 α = 0,1
α  = 0,2 α = 0,5
1 48
48 48
48 2
32 48
48 48
16 16
16 3
24 47
45 40
23 21
16 4
40 45
41 32
5 1
8 5
32 44
41 36
12 9
4 6
24 43
39 34
19 15
10 Total
275 262
238 75
62 54
Tabel 3 Perhitungan Hasil Forecasting A001 menggunakan metode Croston
Periode Data Aktual
Hasil Forecasting
Error α = 0,1
α  = 0,2 α = 0,5
α = 0,1 α  = 0,2
α = 0,5
1 48
48 48
48 2
32 40
40 38
8 8
6 3
24 34
33 30
10 9
6 4
40 36
36 36
-4 4
4 5
32 35
35 34
3 3
2 6
24 33
32 29
9 8
5 Total
226 224
215 75
26 32
Tabel 4 Perhitungan Hasil Forecasting A001 menggunakan metode SBA
Periode Data
Aktual Hasil
Forecasting Error
α = 0,1 α  = 0,2
α = 0,5 α = 0,1
α  = 0,2 α = 0,5
1 48
46 44
36 2
4 12
2 32
38 36
28 6
4 4
3 24
33 30
23 9
6 1
4 40
34 32
27 6
8 13
5 32
34 31
26 2
1 6
1
Pengkodean jenis spare part dilakukan oleh penulis dengan tujuan untuk menyamarkan nama spare part yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk kepentingan kode etik penelitian.