Unjukrasa atau Demonstrasi Pawai Rapat Umum Mimbar Bebas

Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-73 Umum, antara lain: unjukrasa atau demonstrasi, pawai atau arak- arakan, rapat umum, dan mimbar bebas.

a. Unjukrasa atau Demonstrasi

Gambsr 5.1 Buruh PT Spotec berunjukrasa di halaman pabrik di kawasan Tangerang, Senin 6 Nov ’06. Pabrik sepatu milik pengusaha asal Korea itu berhenti berproduksi akibat kesulitan keuangan dan kesulitan pasokan bahan baku Kompas, 2 Des ’06 Unjukrasa atau demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk megeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.Unjukrasa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi, kehendak atau tuntutan sesuatu kepada pihak tertentu.

b. Pawai

Pawai adalah cara penyampaian pendapat di muka umum dengan arak-arakan atau konvoi di jalan umum. Contohnya, arak-arakan di jalan raya untuk menyampaikan aspirasi atau kehendak tentang ”ajakan bersatu” dalam membentuk pemerintahan demokratis dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Contoh lainnya, konvoi pengendara sepeda motor yang menolak rencana suatu kebijakan tertentu yang melarang sepeda motor di jalan protokol. Melalui pawai dan konvoi tersebut mereka peserta berharap mendapatkan perhatian dari pihak-pihak tertentu yang dituju serta simpati atau dukungan terhadap aspirasi mereka dari berbagai pihak. Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-74

c. Rapat Umum

Rapat umum adalah pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan tema tertentu. Contoh rapat umum adalah kampanye pemilu. Misalnya pemilu untuk memilih Presiden, Wakil Presiden atau anggota DPR dan DPD. Rapat umum juga dilakukan dalam kampanye pemilihan Gubernur, Bupati , Walikota dan lain-lain. Tema rapat umum berupa program-program yang ditawarkan atau di kampanyekan dengan maksud agar mendapatkan dukungan secara luas dari warga masyarakat.

d. Mimbar Bebas

Mimbar bebas adalah kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat- tempat terbuka untuk umum. Namun demikian ada tempat yang terlarang untuk penyampaian pendapat di muka umum yaitu di lingkungan: 1 istana kepresidenan, 2 tempat ibadah, 3 instalasi militer, 4 rumah sakit, 5 pelabuhan udara atau laut, 6 stasiun kereta api, 7 terminal angkutan darat, dan 8 obyek-obyek vital nasional lainnya. Penyampaian pendapat di muka umum juga tidak boleh dilaksanakan pada hari besar nasional seperti: 1 Tahun Baru 2 Hari Raya nyepi Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-75 3 Hari Wafat Isa Al-Masih 4 Isra Mi’raj 5 Kenaikan Isa Al-Masih 6 Hari Raya Waisak 7 Hari Raya Idul Fitri 8 Hari Raya Idul Adha 9 Hari Maulid Nabi 101 Muharam 11Hari Natal 1217 Agustus Pelaku atau peserta penyampaian pendapat di muka umum juga dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.

3. Konsekuensi Logis Kebebasan Mengemukakan Pendapat