Sejarah Perkembangan Hukum Internasional

Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-27 servanda. Artinya perjanjian harus dihormati. Dengan demikian dalam pandangan Fransisco Suanez yang dimaksud dengan hukum internasional adalah ius gentium. 3. Alberico Gentili 1552-1608, yang menyatakan bahwa dalam permulaan hukum internasional perang merupakan keadaan normal, sedangkan damai, merupakan keadaan pengecualian. Alberico Gentili juga membuat sistematika hukum internasional yang terdiri atas: a. persoalan perang adil; b. persoalan hukum penjanjian; c. persoalan retralitas; d. persoalan hukum laut; e. persoalan perwakilan diplomatik; dan f. persoalan kewasitan. 4. Hugo de Groot 1583-1645 yang dikenal dengan nama lain Grootius. Ia adalah seorang Calvinis. Bukunya yang terkenal adalah .De Jure Belil Ac Pacts Hukum Perang dan Damai. Pandangannya menyatakan bahwa sistem hukum internasional didasarkan pada hukum alam yang terlepas dari agama dan gereja. Ia memberi tempat yang penting terhadap negara-negara nasional dalam hukum internasional. Apa yang telah diuraikan oleh tokoh-tokoh hukum internasional tersebut dilanjutkan oleh tokoh-tokoh berikutnya sepenti Zouche, Pfuffendorf, Bynkershoek, Christian Wolf, Von Martens, dan Emerich Vattel.

3. Hakikat Hukum Internasional

Apakah hukum internasional itu benar-benar hukum? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu diperhatikan pandangan dari John Austin yang menyatakan bahwa hukum internasional bukanlah hukum dalam arti yang sebenarnya, melainkan suatu kitab undang- Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-28 undang tentang aturan-aturan perilaku kekuatan moral. Pendapat Austin ini mendapat dukungan dari beberapa orang, antara lain dari Thomas Hobbes, Pfuffendorf, dan Bentham. Pendapat Austin mi didasarkan pada pengertiannya tentang hukum. Hukum menurutnya adalah hasil surat-surat perintah dari otoritas legislatif yang tegas. kelemahan pandangan ini terletak pada persoalan kelembagaan. Artinya, hukum harus merupakan produk sebuah lembaga legislatif. Pandangan Austin tersebut tidak dapat dibenarkan sebab dalam kenyataannya hukum internasional berfungsi sebagai hukum koordinatif dalam masyarakat internasional. Hukum internasional sebagai hukum dinyatakan mengikat masyarakat internasional dengan dasar-dasar teoretik sebagai berikut. a. Teori Hukum Alam Teori ini menyatakan bahwa hukum internasional tidak lain merupakan hukum alam yang diterapkan pada masyarakat Bangsa- Bangsa. Tokoh yang mengembangkan teori ini ialah Grotius. Konstruksi teori tnt dapat digambarkan dalam skema di bawah ini. Hukum Alam Hukum Internasional b. Teori Positivisme Teori ini menggariskan bahwa hukum internasional mengikat karena adanya kehendak negara itu sendiri untuk tunduk pada hukum internasional. Teori ini dikembangkan dengan mendasarkan pada filsafat Hegel. Namun dalam kenyataannya ada beberapa variasi dalam pengembangan teori ini sesuai dengan tokoh yang mengembangkannya. Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-29 1. George Jellineok menyatakan bahwa hukum internasional dipandang sebagai sesuatu yang telah diterima dan telah membatasi diri secara sukarela autolimitaion. 2. Zorn dengan pendapatnya bahwa hukum internasional sebagai bagian dan hukum nasional hukum tata negara yang mengatur hubungan luar negara. 3. Trieppel berpendapat bahwa kekuatan mengikat hukum internasional berasal dan kemauan bersama negara-negara vereinbarung. 4. Anzilotti menyatakan bahwa kekuatan mengikat hukum internasional adalah pacta aunt aervanda. c. Teori Madzab Wiena Teori ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat hukum internasional didasarkan pada suatu kaidah yang lebih tinggi dan sebagai puncaknya adalah kaidah dasar grundnorm. Tokoh teori ini ialah Hans Kelsen dengan pendapatnya bahwa kaidah dasar tersebut adalah pacta sunt servanda. d. Teori Madzab Prancis Teori ini menyatakan bahwa dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional adalah fakta-fakta kemasyarakatan. Tokoh yang mengembangkan teori ini antara lain Fauchile, Scelle, den Leon Duquit. Teori ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut. Persoalan Negara Persoalan Manusia = Makhluk Sosial