Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-10
theory, dan 3 fungsional necessity theory. Misi diplomatik tersebutdapat
berakhir dengan beberapa alasan antara lain
melalui pemanggilan kembali recall.
5. Perwakilan Konsuler
Perwakilan konsuler merupakan perwakilan negara di luar negeri, bukan sebagai perwakilan diplomatik, yang tugasnya
melindungi kepentingan-kepentingan komersial negaranya. Suatu negara yang hendak mendirikan pos konsulernya di luar
negeri berdasarkan Konvensi Wina tahun 1963
hendaknya memperhatikan prosedur sebagai berikut : 1 Negara penerima menyetujui
didirikannya os konsuler oleh negara
pengirim; 2 Kedudukan, klasifikasi, dan distrik konsuler ditentukan oleh negara pengirim dan tunduk kepada
persetujuan negara penerima; 4 Pembukaan cabang pos konsuler harus disetujui oleh negaa penerima; dan 5 Tambahan suatu kantor
yang menjadi bagian dari kantor konsuler juga harus disetujui oelh negara penerima.
Pos konsuler dipimpin oleh kelapa pos konsuler yang diangkat oleh negara pengirim. Pengangkatan dan penerimaan kepala pos konsuler
dilakukan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di negara pengirim dan negara penerima masing-masing.
Kepala pos konsuler harus dilengkapi dengan dokumen tentang pengangkatannya oleh
negara pengirim.
Dokumen pengangkatan tersebut biasanya dikirimkan melalui jalur diplomatik atau melalui jalur pemerintahan negara di mana kepala
pos konsuler tersebut diakreditasikan. Kepala pos konsuler tersebut baru dapat menjalankan fungsinya setelah menerima surat execuatur
dari penguasa yang berwenang dari negara penerima. Selama menunggu keluarnya surat execuatur dari negara penerima, kepala pos
konsuler tersebut dapat menjalankan tugasnya untuk sementara. Namun apabila negera penerima menolak memberikan surat execuator,
maka kepala pos konsuler tersebut segera ditarik kembali oleh Negara pengirim
dan negara
penerima tidak
berkewajiban memberitahukan alasan penolakannya kepada negara pengirim.
Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-11
Kepala pos konsuler menurut pasal 9 Konvensi Wina tahun 1963 dibedakan dala empat klasifikasi sebagai berikut: 1 Konsul
Jenderal, 2 Konsul, 3 Wakil KonsulKonsul Muda, dan 4 Agen Konsul.
Tugas dan fungsi perwakilan konsuler secara umum bergerak untuk melindungi kepentingan komersial negara pengirim dan
menjalankan tugas-tugas khusu yang dibebankan kepadanya. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, perwakilan konsuler juga diberikan
hak-hak istimewa oleh negara penerima. Tetapi hak-hak istimewa tersebut berbeda dengan yang diberikan kepada perwakilan
diplomatik. Tugas perwakilan konsuler tersebut dijalankan oleh pejabat
konsuler yang terdiri atas Pejabat Konsuler Karier Career Consular Officers dan Pejabat Konsuler Kehormatan Honorary Consular
Officer. Tugas dan fungsi perwakilan konsuler berakhir dengan
beberapa alasan sebagai berikut : 1 Pejabat konsuler dinyatakan persona non-grata; 2 Pemberitahuan negara pengirim bahwa fungsi
perwakilan konsulernya telah berakhir; 3 Penarikan kembali surat execuatur; 4 Negara penerima memberitahukan kepada negara
pengirim bahwa negara penerima telah mengakhiri anggota staf konsuler; dan 5 Pecah perang antara negara pengirim dan negara
penerima. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, perwakilan konsuler
dapat menajlankan fungsi diplomatik apabila antara kedua negara tidak memiliki perwakilan diplomatik. Sebaliknya perwakilan diplomatik
juga dapat menjalankan fungsi konsuler.
Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-12
6. Perang
Perang merupakan suatu keadaan apabila perbedaan- perbedaan antara negara-negara mencapai suatu titik dimana kedua pihak
terpaksa menggunakan kekerasan, atau salah satu dari mereka melakukan tindakan kekerasan. Perang tersebut merupaka suatu kontes terutama
antara angkatan
bersenjata negara-negara. Perbedaan antara perang dan keadaan permusuhan bukan perang
ditentukan oleh : 1 besarnya konflik, 2 tujuan para kontestan, dan 3 sikap dan didahului adanya pernyataan perang atau ultimatum.
Pecahnya perang menimbulkan efek hubungan antar negara yang serius, seperti : Siapakah yang disebut musuh? Bagaimana hubungan
diplomatik pada masa perang? Bagaimana pelaksanaan traktat pada saat perang? Bagaimana kedudukan harta musuh dalam perang?
Hukum perang merupakan batas-batas yang ditetapkan oleh hukum internasional di mana digunakan kekuatan yang diperlukan untuk
menundukkan musuh dan prinsip-prinsipnya menentukan perlakuan terhadap individu-individu selama perang. Huku perang
dalam hal ini menjaga terjadinya kebiadaban antar manusia. Cara mengakhiri perang dibedakan dengan mengakhiri
permusuhan, dan hal tersebut sangat ditentukan oleh pihak-pihak yang bersengketa. Peserta diharapkan
dapat menjelaskan
beberapa pertanyaan yang menyangkut efek pecahnya perang seperti di atas, serta dapat menjelaskan kapan perang dan
permusuhan itu berakhir
7. Netralitas
Netralitas menunjukkan adanya sikap suatu negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut serta permusuhan. Netralitas tumbuh dari traktat
bilateral yang menetapkan bahwa pihak-pihak terhadap traktat tidak akan menolong musuh apabila salah satu pihak berada dalam
peperangan.