Bangsa, Negara, Sikap Keterbukaan dan Keadilan 2-38
memilih dan dipilih serta bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya.
e. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di
dalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, dan hak untuk menikmati pers bebas.
4. Macam-macam Sistem Demokrasi
Pada dasarnya asas pokok negara demokrasi adalah sebagai berikut.
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia.
Dalam pertumbuhannya asas pokok demokrasi tersebut mengalami banyak perubahan, terutama faktor politik, ekonomi, sosial dan
kebudayaan. Setiap negara dapat memberikan isi dan sifat kepada demokrasi yang berbeda dengan negara lainnya. Sehingga bentuk
demokrasi negara yang satu akan berbeda dengan negara lain. Bentuk demokrasi pada suatu masa akan berbeda dengan
bentuk demokrasi pada suatu masa yang lain. Oleh karena itu, timbul bermacam-macam sistem demokrasi sebagai berikut.
1 Berdasarkan titik berat yang menjadi perhatiannya, demokrasi dibedakan menjadi:
a Demokrasi formal, yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Semua orang dianggap mempunyai derajat dan hak yang sama. Demokrasi formal ini
disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi barat. b Demokrasi materiil, yaitu demokrasi yang menitikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang diperhatikan, bahkan dihilangkan. Untuk
mengurangi perbedaan bidang ekonomi, partai politik yang berkuasa dengan mengatasnamakan negara menjadikan segala sesuatu sebagai
milik negara, dan hak milik pribadi tidak diakui. Kebebasan dan hak manusia di bidang politik dihilangkan, demi persamaan di bidang
ekonomi.
Bangsa, Negara, Sikap Keterbukaan dan Keadilan 2-39
c Demokrasi Gabungan, yaitu demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta membuang keburukan demokrasi formal dan
demokrasi material. Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh rakyat perlu dibatasi. Upaya
pemerintah untuk kesejahteraan rakyat jangan sampai melanggar apalagi menghilangkan derajat dan hak asasi manusia.
2 Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan menjadi:
a Demokrasi langsung, yaitu demokrasi dimana rakyat secara langsung menyalurkan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri
oleh seluruh rakyat. Demokrasi langsung dapat dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan wilayahnya tidak luas serta masalah
yang dihadapi negara pada waktu itu masih sangat sederhana. Contohnya adalah negara kota Athena pada jaman Yunani kuno.
b Demokrasi tidak langsung atau Demokrasi Perwakilan, yaitu demokrasi dimana rakyat menyalurkan kehendaknya dengan memilih
wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan dilaksanakan oleh negara modern karena hal-hal berikut:
• jumlah penduduk yang bertambah banyak, • masalah negara yang semakin kompleks,
• Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri dalam mengurus kehidupannya.
c Demokrasi perwakilan dengan sistem referandum merupakan gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat
memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat, tetapi dewan tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem
referandum dan inisiatif rakyat. Dalam Andas, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat
dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
sistem pemilihan bebas. Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan rakyat, yang berarti bahwa warga suatu masyarakat demokratis sama-sama menerima
manfaatnya dan memikul bebannya. Pemerintahan yang dimaksud, dibentuk melalui pemilu yang diselenggarakan secara periodik. Dalam ucapan Abraham
Lincoln, demokrasi adalah suatu pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat, dan
Bangsa, Negara, Sikap Keterbukaan dan Keadilan 2-40
untuk rakyat”. Oleh karenanya, filosof Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai
sebuah kesempatan
guna menyudahi
sebuah pemerintahan
tanpa pertumpahan darah. Metode pemilu yang diselenggarakan secara umum,
langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil dianggap paling tepat untuk membentuk pemerintahan. Meskipun demikian, maka tetap terjadi kemungkinan bahwa
para wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang terpilih ternyata adalah para antidemokrat. Argumentasi yang mendasarinya bahwa partai politik yang
memiliki kekuatan dana besar dapat menggiring atau “membeli” suara calon pemilih.
Mengingat adanya kemungkinan terburuk itu terjadi, agar suatu bangsa mendapatkan pemerintahan yang sesuai dengan yang diinginkannya, maka
harus ada keinginan mayoritas untuk memperjuangkan dan mempertahankan demokrasi melalui keterlibatan aktif dalam setiap aksi dan kegiatan politik. Jadi
harus ada paritisipasi aktif dan riil dalam kegiatan politik di dalam masyarakat dan pemerintahan.
Menjelang pelaksanaan pemilu di Indonesia, ratusan bahkan ribuan orang di berbagai daerah melakukan demonstrasi menentang pemilu
yang mengikutsertakan politikus bermasalah politikus busuk. Mereka mendeklarasikan kriteria politikus busuk bagi calon
peserta pemilu calon legislatif yang terlibat KKN, terlibat narkoba, melanggar HAM, merusak lingkungan, dan melakukan kekerasan rumah tangga. Mereka
dianggap tidak pantas menjadi pemimpin dan mewakili kepentingan rakyat. Kedua kegiatan terkait dengan para calon
pemimpin itu memiliki tujuan yang sama, yaitu artikulasi penyempaian kepentingan rakyat yang berdaulat.
Jadi, ujung atau hasil dari proses berdemokrasi adalah kedaulatan rakyat. Maknanya, bahwa seluruh keputusan yang menyangkut publik rakyat
banyak harus dimintakan persetujuannya terlebih dahulu kepada orang yang akan terkena oleh keputusan itu. Demi terwujudnya kondisi tersebut,
disamping peran parpol harus optimal, satu hal yang tak boleh dilupakan adalah kontrol rakyat secara langsung civil liberties. Konsep civil liberties atau
“demokrasi langsung” ini setiap warga negara memainkan peran aktif dan langsung terhadap bagaimana kekuasaan dalam negara dijalankan oleh
pemerintah dan oleh wakil-wakil rakyat mereka. Seluruh organisasi
Bangsa, Negara, Sikap Keterbukaan dan Keadilan 2-41
kemasyarakatan, kelompok kepentingan, media massa, dan lembaga keagamaan merupakan bagian penting diantaranya.
Gerakan demokrasi langsung yang berupa kontrol sipil ini memungkinkan rakyat dari waktu ke waktu, setiap saat, tanpa menunggu lima
tahun lewat pemilu, dapat ikut mewarnai proses kebijakan publik. Rakyat melalui media massa, kelompok kepentingan, dan organisasi kemasyarakatan
senantiasa dapat meneropong, mengkritik, dan menekan agar kebijakan publik dapat dirumuskan dan dijalankan sesuai dengan kepentingan mereka dalam
bagian yang terbesar umum. Alexander
Hamilton menyatakan
bahwa untuk
mengefektifkan pelaksanaan pemerintahan yang dibentuk melalui pemilu yang bebas dan
mekanisme kontrol dari rakyat sebagaimana diuraikan di atas, maka diperlukan sebuah lembaga peradilan yang bebas indepen-dence. Peradilan yang bebas
merdeka dapat menjadi instrumen yang kuat dalam demokrasi. Peradilan yang merdeka dapat memberikan penafsiran dan memberikan kekuatan berlakunya
aturan- aturan yang ada di dalam konstitusi UUD. Di Indonesia kekuasaan kehakiman yang memegang fungsi
peradilan, berdasarkan UUD 1945, dilaksanakan oleh lembaga-lembaga: Mahkamah Agung MA, Makkamah Konstitusi MK, dan Komisi Yudikatif KY.
Katiga lembaga ini memiliki fungsi dan kewenangan di bidang hukum yang berbeda satu dengan yang lainnya. Operasionalisasi pengaturan dari ketiga
lembaga peradilan tersebut masing-masing diatur dengan undang-undang.
5. Demokrasi Pancasila