Hakikat Hukum Internasional Uraian Materi 1. Pengertian Hukum Internasional

Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-29 1. George Jellineok menyatakan bahwa hukum internasional dipandang sebagai sesuatu yang telah diterima dan telah membatasi diri secara sukarela autolimitaion. 2. Zorn dengan pendapatnya bahwa hukum internasional sebagai bagian dan hukum nasional hukum tata negara yang mengatur hubungan luar negara. 3. Trieppel berpendapat bahwa kekuatan mengikat hukum internasional berasal dan kemauan bersama negara-negara vereinbarung. 4. Anzilotti menyatakan bahwa kekuatan mengikat hukum internasional adalah pacta aunt aervanda. c. Teori Madzab Wiena Teori ini berpendapat bahwa kekuatan mengikat hukum internasional didasarkan pada suatu kaidah yang lebih tinggi dan sebagai puncaknya adalah kaidah dasar grundnorm. Tokoh teori ini ialah Hans Kelsen dengan pendapatnya bahwa kaidah dasar tersebut adalah pacta sunt servanda. d. Teori Madzab Prancis Teori ini menyatakan bahwa dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional adalah fakta-fakta kemasyarakatan. Tokoh yang mengembangkan teori ini antara lain Fauchile, Scelle, den Leon Duquit. Teori ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut. Persoalan Negara Persoalan Manusia = Makhluk Sosial Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-30

4. Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional

Hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional dapat digambarkan dalam skema berikut ini. Volunterime Kemau an Negara Positivisme Dualisme Pandangan terhadap Hukum Internasional Objektivisme Terlepasn ya dari Kemauan Negara Hukum Alam Mzh. Wiena Mzh. Perancis Monisme Aliran Dualisme menyatakan, bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang terpisah. Alasan yang mendukung Aliran Dualisme tersebut adalah: a. Sumber hukum yang digunakan oleh hukum internasional dan hukum nasional berlainan. Hukum nasional bersumberkan kepada kemauan warga negara kemauan negara itu sendiri. Sedangkan hukum internasional melandaskan diri kepada kemauan bersama dan negara-negara. b. Subjek hukum dari hukum internasional berbeda dengan subjek hukum dari hukum nasional. Subjek hukum dari hukum nasional adalah perorangan individu dan subyek hukum dari hukum internasional yang terutama adalah negara. c. Dilihat dan tata hukumnya, lembaga hukum dalam hukum nasional lebih sempurna dibandingkan dengan lembaga hukum dalam hukum internasional. d. Dalam kenyataan, daya laku hukum nasional tidak terpengaruh Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-31 pada hukum internasional. Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-30 Sebagai akibat dianutnya Aliran Dualisme tersebut terdapat konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut. a. Hukum nasional tidak didasarkan kepada hukum internasional, demikian berlaku untuk sebaliknya. b. Tidak terdapat pertentangan antara hukum nasional dan hukum internasional. c. Hukum internasional memerlukan transformasi untuk menjadi hukum nasional. Aliran Monisme menyatakan, bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan kesatuan sistem hukum. Sebagai kesatuan hukum antara hukum internasional dan hukum nasional dalam praktiknya terdapat pengutamaan-pengutamaan. Pengutamaan hukum internasional atau hukum nasional dalam Aliran Monisme dapat dilihat dalam skema berikut ini. Aliran Monisme Primat pada Hukum Nasional Primat pada Hukum Internasional Aliran monisme dengan primat pada hukum nasional menyatakan, bahwa hukum internasional merupakan kelanjutan dan hukum nasional. Atau hukum internasional merupakan hukum nasional untuk urusan luar negeri. Alasan pandangan ini kanena 1 tidak ada organisasi di atas negara dan 2 hukum internasional mengikat karena adanya wewenang negana wewenang konstitusional untuk mengadakan perjanjian internasional. Kelemahan dipraktikkannya aliran monisme dengan primat hukum nasional ini adalah 1 hanya memandang hukum yang tertulis saja dan 2 menyangkal adanya hukum internasional.