Undang-undang Dasar 1945 Periode Pertama
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 48
Dasar negara yang berlangsung antara 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 sering disebut UUD Proklamasi dan
dikenal dengan nama UUD 1945. Undang-undang Dasar tersebut hanya merupakan bagian dari hukum dasar negara dan termasuk
hukum dasar yang tertulis. Undang-undang Dasar 1945 tersebut diberlakukan berdasarkan
ketetapan melalui sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Naskah UUD 1945 tersebut merupakan hasil kerja BPUPKI. Naskah resmi UUD
1945 itu dimuat dalam berita RI No 7 tahun 1946. Keseluruhan naskah itu terdiri dari pembukaan, batang tubuh UUD 1945 dan penjelasan.
UUD 1945 tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia perancang UUD pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
sebagai UUD yang bersifat sementara. Yang menjadikan UUD itu bersifat sementara adalah:
a. pembentukan UUD 1945 tersebut dirasa belum merupakan badan yang sesuai dengan fungsinya sebagai “wakil” untuk menetapkan
UUD; dan b. berdasarkan pertimbangan bahwa perencanaan penetapan dan
pengesahannya dilakukan dengan tergesa-gesa. UUD 1945 secara umum dalam kurun waktu 1945-1949 belum
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal itu dikarenakan segenap daya serta perjuangan bangsa dan negara dicurahkan dalam
rangka pembelaan dan pertahanan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan. Lebih-lebih dikarenakan pihak kolonial Belanda
dengan membonceng tentara sekutu masih ingin menjajah kembali bekas jajahannya yang telah merdeka. Disamping itu terjadi juga
berbagai peristiwa pertentangan idiologi yang bermuara pada gerakan atau pemberontakan yang hendak merobek negara kesatuan RI yang
berdasarkan Pancasila, antara lain:
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 49
a. pemberontakan PKI tahun 1948 oleh kelompok revolusioner yang menghendaki bentuk dan sistem kenegaraan mendasarkan pada
ideologi komunis; serta b. pemberontakan DITII
oleh kelompok revolusioner
yang menghendaki
bentuk dan
sistem ketatanegaraan
yang mendasarkan pada agama tertentu sebagai ideologinya.
Masa ini dapat dikatakan masa pancaroba yang segala dana, daya, potensi, dan perhatian bangsa dicurahkan untuk menenangkan
perang kemerdekaan. Dengan adanya pemusatan perhatian untuk perang kemerdekaan itu berpengaruh besar terhadap terciptanya
situasi nasional yang sesuai harapan bangsa dan negara. Adapun situasi dan kondisi yang terjadi antara lain berikut ini.
a. Sistem pemerintahan dan kelembagaan negara yang ditentukan dalam Undang-undang Dasar 1945 belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya. b. Lembaga MPR dan DPR belum sempat dibentuk.
c. Aturan peralihan Pasal IV yang menyatakan, “Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan
sebuah komite nasional”, terus diberlakukan. Dengan berlakunya
Aturan Peralihan
Pasal IV yang
berkepanjangan berpengaruh negatif terhadap pelaksanaan UUD 1945 yaitu adanya kesenjangan untuk memberikan kekuasaan yang sangat
besar kepada Presiden demi stabilitas pelaksanaan fungsi negara dan fungsi revolusi. Ini berarti roda pemerintahan sangat bergantung
kepada Presiden, sedangkan lembaga-lembaga lainnya kurang berperan, karena semua lembaga yang telah ada hanya sebagai
pembantu Presiden. Dalam kondisi semacam ini menimbulkan banyak permasalahan pemerintah yang tidak terselesaikan berdasarkan UUD
1945.
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 50
Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan berikut ini.
1 Tanggal 16 Oktober 1945 Wakil Presiden atas usul KNIP mengumumkan Maklumat Wakil Presiden No. X untuk membatasi
kekuasaan Presiden yang sangat besar. Maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh
Presiden kepada KNIP. Dengan demikian, yang semula KNIP sebagai pembantu Presiden berubah menjadi badan yang diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN menggantikan fungsi MPR dan DPR.
2 Tanggal 3 November 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah, yakni tentang Pembentukan Partai Politik sebagai sarana demokrasi.
Kemudian berdirilah partai-partai politik di tanah air, sehingga lahir sistem multipartai. Maklumat tersebut merupakan upaya untuk
menunjukkan eksistensinya bahwa negara Indonesia yang masih muda belia itu sebagai negara demokrasi.
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila yang artinya sistem pemerintahannya berdasarkan nilai-
nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila. 3 Tanggal 11 November 1945 Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat BPKNIP mengusulkan adanya perubahan sistem kabinet presidensil menjadi kabinet parlementer. Usul yang
kemudian disetujui Presiden tersebut diumumkan dengan maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945.
Pada awal
bangsa Indonesia
menjalankan sistem
pemerintahannya, kedudukan Presiden disamping sebagai kepala negara
juga sebagai kepala pemerintahan. Presiden dalam
menjalankan tugasnya dibantu para menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Oleh karena itu, para menteri dalam
menjalankan tugas harus bertanggung jawab kepada Presiden. Sistem ini dinamakan sistem pemerintahan presidensil atau sistem kabinet
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 51
Presidensil. Namun demikian, sejak dikeluarkannya maklumat
pemerintah tanggal 14 November 1945, sistem pemerintahan presidensil diubah menjadi sistem pemerintahan parlementer.
Dalam sistem parlementer, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri dan atau para menteri. Dalam
menjalankan tugasnya menurut UUD 1945 para menteri harus dipertanggung jawabkan kepada KNIP yang berfungsi sebagai DPR
atau pemegang kekuasaan legislatif. Dalam sistem ini Presiden tidak lagi menjadi kepala pemerintahan. Para menteri pun tidak lagi
bertanggung jawab kepada presiden sebagaimana ketentuan pasal 17 UUD 1945.
Situasi dan kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan makin
meningkatnya ketidakstabilan di bidang politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanan. Tetapi berkat kebulatan tekad seluruh rakyat waktu itu,
yang terus berjuang menegakkan kemerdekaan, akhirnya bangsa Indonesia dapat berhasil mempertahankan kemerdekaannya.