Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban Asas musyawarah dan mufakat Asas kepastian hukum dan keadilan Asas proporsionalitas Asas manfaat

Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-71 perasaannya secara bebas, tanpa tekanan baik fisik maupun psikis dari pihak manapun dan hal itu di lindungi oleh undang-undang. Penyampaian pendapat, ide atau gagasan dapat dilakukan secara pribadi maupun di muka umum. Penyampaian pendapat secara pribadi dapat dilakukan antara orang per-orang dalam kelompok atau dalam suatu rapat yang sifatnya terbatas tertutup untuk umum. Penyampaian pendapat di muka umum berarti mengemukakan pendapat dihadapan orang banyak umum atau di tempat-tempat tertentu yang dapat didatangi danatau dilihat oleh setiap orang. Menurut undang-undang yang mengatur tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum, yang dimaksud dengan penyampaian pendapat di muka umum adalah penyampaian pendapat secara lisan, tulisan dan sebagainya. Lisan antara lain pidato, dialog dan diskusi; tulisan antara lain gambar, pamflet, poster, brosur, selebaran dan spanduk; bentuk yang lain contohnya adalah sikap membisu dan mogok makan.

2. Bentuk-bentuk Mengemukakan Pendapat di Muka Umum

Sebagai wujud pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, setiap warga negara baik secara perorangan maupun kelompok dijamin kebebasannya untuk menyampaikan pendapat. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyampaian pendapat di muka umum harus berlandaskan pada asas-asas sebagai berikut.

a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban

Penyampaian pendapat di muka umum harus dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi yang dilindungi oleh undang-undang, namun pelaksanaannya juga harus diimbangi dengan kewajiban untuk menjunjung tinggi hak-hak Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-72 orang lain dan kepentingan umum. Dalam penyampian pendapat di muka umum seseorang tidak boleh hanya mendahulukan haknya, melainkan juga harus memenuhi kewajiban yang menyertai hak tersebut. Karena setiap hak selalu disertai dengan kewajiban dan tanggungjawab tertentu.

b. Asas musyawarah dan mufakat

Sesuai dengan nilai-nilai Pancasila khususnya yang terkandung dalam sila ke-empat yaitu ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan” demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila yaitu demokrasi yang berasaskan musyawarah untuk mencapai mufakat. Maka segala persoalan yang menyangkut kepentingan orang banyak harus diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat yang dilandasi oleh akal sehat dan semangat kekeluargaan.

c. Asas kepastian hukum dan keadilan

Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mewujudkan perlindungan hukum dan menjamin kepastian hukum dan terwujudnya keadilan. Artinya siapapun yang melakukan pelanggaran hukum dalam penyampaian pendapat di muka umum dapat diadili sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d. Asas proporsionalitas

Artinya penyampaian pendapat di muka umum harus memperhatikan kesesuaian antara kegiatan dengan tujuan.

e. Asas manfaat

Kegiatan penyampaian pendapat di muka umum harus memperhatikan asas manfaat. Adapun bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum, sebagaimana diatur pada pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.9 Th.1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-73 Umum, antara lain: unjukrasa atau demonstrasi, pawai atau arak- arakan, rapat umum, dan mimbar bebas.

a. Unjukrasa atau Demonstrasi