Hierarkhi Badan Peradilan Uraian Materi

69 pidana. Peradilan umum berfungsi memeriksa dan memutuskan semua perkara perdata dan pidana atau permohonan yang tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus peradilan agama, militer, dan tata usaha negara. Jadi peran badan peradilan umum adalah menyelenggarakan peradilan perdata dan pidana bagi rakyat pada umumnya serta pada kasus-kasus hukum pada umumnya.

b. Peradilan Khusus

Peradilan Agama, Militer, dan tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus, karena mengadili pekara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu. Peradilan khusus berfungsi untuk memeriksa dan memutuskan perkara di bidang tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu lihat penjelasan Undang-Undang No.141970, pasal 10. a. Peradilan Agama. Menurut UU No. 7 Tahun 1989, peradilan agama dijalankan oleh Pengadilan Agama pada tingkat pertama untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sodaqoh berdasarkan hukum Islam. Pada tingkat banding dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama, dan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung sebagai puncak peradilan agama. Pengadilan Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama. b. Peradilan Tata Usaha Negara. Menurut UU No. 9 Tahun 2004, Pengadilan Tata Usah Negara merupakan pelaksana peradilan tingkat pertama yang menyelesaikan sengketa tata usaha negara antara orang atau badan hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tentang Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara agar supaya Surat Keputusan tersebut dibatalkan. Selanjutnya perkara di tingkat banding ditangani 70 oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan di tingkat kasasi ditangani oleh Mahkamah Agung. c. Peradilan Militer. Peradilan Militer diatur dalam Undang- Undang No. 31 Tahun 1997. Pengadilan Militer menjalankan peradilan pada tingkat pertama yang menyelesaikan perkara-perkara orang-orang yang berstatus militer atau orang yang dipersamakan dengan militer. Pada peradilan militer tingkat banding ditangani oleh Pengadilan Militer Tinggi, dan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung.

4. Proses Peradilan Perkara Pidana

Proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan sipil umum diatur dalam UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP dengan tahap-tahap sebagai berikut. a. Penyidikan yang dilakukan oleh penyidik penyidik polisi dan penyidik PNS. Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan penyidik dalam penanganan perkara pidana. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Dalam melakukan penyidikan semua POLRI diberi kewenangan oleh Undang-Undang KUHAP, untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat. b. Penuntutan yang dilakukan oleh jaksa atau penuntut umum. Tahap ini dilakukan oleh jaksa sebagai penuntut umum atas perkara pidana yang telah selesai dilakukan penyidikan oleh penyidik. Penyidik setelah selesai melakukan penyidikan menyerahkan berkas perkara beserta tersangkanya kepada penuntut umum untuk dilakukan penuntutan. Penuntutan ini dilakukan oleh penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negari yang