Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif
Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-16
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidaka ada
atau belum dapat dihasilkan sendiri. c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam
keadaan damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran
rakyat. d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksaan cita-
cita yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar dan filsafat negara kita.
Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebs aktif berdasarkan pada faktor-faktor berikut:
a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika, dan perjuangan melawan imperialisme dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta mengandung sifat non intervensi tidak turut campur tangan negara
lain. b. Prinsip bahwa maslah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa
Asia sendiri dengan kerja sama regional. c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negarabangsa-bangsa lain
terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan dari pada lawan, menjauhkan kontradiksi
dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila.
d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan sehingga pengarahannya harus dilakukan untuk
kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat. Berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh pemerintah pada
tanggal 2 September 1948 dihadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, dapat kita temukan pokok-pokok yang menjadi dasar politik luar
negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:
Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-17
a. Negara kita menjalankan politik damai. b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling
menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing.
c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal.
d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada piagam PBB.
f. Negara kita dalam lingkungan
PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang
masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan
dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai. Pemerintahan Orde Baru telah berhasil menetapkan kembali
kebijaksanaan Politik Luar Negeri kita pada tahun 1966, dengan dikeluarkannya Ketetapan MPRS No.XIIMPRS1966. ketetapan MPRS
inilah yang menjadi pedoman pelaksanaan pemerintah yang selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam ketetapan-ketetapan MPR
GBHN tahun 1973-1998. Pengalaman masa Orde Lama dengan politik luar negeri yang
membentuk poros Jakarta-Pyongyang-Peking, sangat tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian yang tercermin dalam pembukaan UUD
1945. Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil
dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.
a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan
kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis
Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-18
bertentangan Timur dengan komunismenya dan Barat dengan liberalnya.
b. Aktif, artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif
memperjuangkan kebebasan dan
kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan
keadilan sosial dunia. Politik luar negeri yang bebas aktif diabdikan kepada
kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan stabilitas dan kelancaran pembangunan di segala bidang. Perwujudan politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat kita lihat pada contoh berikut :
1. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika
pada tahun1955, yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang
kemudian melahirkan Dasa Sila Bandung. 2. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan
Non-Blok tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk meredakan ketegangan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok
Timur. 3. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan
organisasi di kawasan Asia Tenggara ASEAN. 4. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang
saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintah Filipina dan bangsa Moro, dan masih banyak lagi yang lainnya.