4 sajak panjang. 3.
Adam Smith 1723-1790 ahli dalam bidang ekonomi. 4.
Robert Boyle 1627-1691 ahli kimia dan fisika 5.
Sigmund Freud 1850-1939 Bsyokologi dan psykiatri modern, penemu metode psykoanalisa.
6. B.J. Habibie, ahli dalam membuat pesawat udara.
7. Buya Hamka, sastrawan, dll.
3. Latar Belakang Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus Tahun 1945 telah melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun
kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, sebab bangsa Indonesia harus menegakkan dan mempertahankan kemerdekaannya untuk mencapai
kehidupan yang dicita-citakan yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia sudah menghadapi keuatan sekutu yang diboncengi oleh tentara Belanda yang ingin
kembali berkuasa di Indonesia. Bangsa Indonesia dengan gagah berani menghadang dan melawan Agresi Militer Belanda I pada
tanggal 21 Juli 1947, dan Agresi Mil iter II tangg al 19 Desember 1948.
Selai n ancaman dari luar negeri Indonesia hrus pula menghadapi ancaman dari dalam negeri, yaitu kekuatan bersenjata yang melakukan
makar, pemberontakan, dan teror yang bertujuan merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberontakan tersebut
antara lain, Pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948 dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso, dengan memproklamasikan Soviet
Republik Indonesia, DITII., RMS, APRA, PRRI Semesta, GAM, GPM, dan lain-lainnya. Semua pemberontakan tersebut merupakan gerakan
separatisme yang bertujuan memisahkan diri dari NKRI. Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan oleh TNI dengan dukungan sepenuhnya dari
rakyat Indonesia. Usaha pembelaan negara adalah menjadi tanggungjawab
setiap warga negara, sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”. Pembelaan negara adalah menjadi tanggung jawab setiap warga negara, yang harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk menjaga kelangsungan hidup dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara PPBN
Bentuk bela negara disesuaikan dengan dengan bentuk ancaman yang dihadapi pada masa itu. Jika pada masa awal kemerdekaan
yang dihadapi adalah ageresi militer tentara Sekutu, tentara Belanda, dan tentara Jepang , maka bentuk bela negara adalah menggunakan
kekuatan senjata. Pada masa 1949 sampai orde lama Indonesia menghadapi ancaman fisik, maka bentuk bela negara yang dilakukan
bangsa Indonesia terarah pada fisik, teknik, strategi kemiliteran. Pada zaman revolusi utntuk melawan kembalinya penjajah
Belanda di Tanah Air, kekuatan pokok bersenjata yang dimiliki Republik Indonesia adalah Badan Keamanan Rakyat BKR, yang
kemudian sesuai dengan tuntunan bahwa setiap negara harus memiliki angkatan perang, maka BKR kemudian berubah nama menjadi
Tentara Keamanan Rakyat TKR. Tidak seberapa lama kemudia TKR berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia, yang akhirnya
berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia sampai saat ini. Sebagai perwujudan partisipasi rakyat dalam bela negara,
dimana-mana dibentuk badan-badan perjuangan atau badan- badankelaskaran bersenjata, antara lain: Tentara Pelajar, Corps
pelajar Siliwangi, askar Wanita Indonesia, Tentara Republik Indonesia Pelajar TRIP, dan lain sebagainya. Para pelajarmahasiswa selain
belajar, pada masa refolusi fisik turut ambil bagian secara langsung bergabung dengan TNI dalam berbagai medan pertempuran. Sebagai
wadahnya dibentuk satu Brigade yang dikenal sebagai Brigade XVII. Pada tahun 1960 an para mahasiswa dilibatkan secara langsung
untuk mencerdaskjan kehidupan bangsa melalui
Pengerahan Tenaga
Mahasiswa PTM. Program ini ditujukan bagi mahasiswa yang telah meraih gelar Sarjana Muda dengan tugas sebagai guru di berbagai
wilayah di Indonesia. Dalam rangka melaksanakan Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta Hankamrata di lingkungan Perguruan Tinggi, dilaksanakan
Wajib Latih Maha Siswa Walawa. Pembentukan Walawa di dasarkan pada pemikiran, bahwa mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa,
karena itu mempunyai fungsi dan keududukan yang penting ditengah- tengah masyarakat. Walawa kemudian dikembangkan menjadi
Resimen Mahasiswa Menwa sebagai wadah bagi mahasiswa yang berkeinginan ikut serta dalam usaha Perlawanan Rakyat Wanra dan
Pertahanan Sipil Hansip. Dalam perkembangan selanjutnya, semenjak tahun 19731974
pendidikan Wajib Latih Mahasiswa dihentikan, diganti menjadi Pendidikan Kewiraan, dan 2 Pendidikan Perwira Cadangan Pacad
Berbeda halnya dengan masa orde baru dan reformasi, ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia adalah berupa tantangan non
fisik dan gejolak sosia l.
Gejolak sosial tibul disebabkan adanya kesenjangan dan ekonomi akibat dari berbagai bentuk ketidak adilan
seperti kemakmuran yang hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Hasil pembangunan digerogoti oleh para koruptor, dan hukum gagal
untuk membela nasib orang yang tertindas. Oleh karena itu diperlukan kesadaran setiap warga negara untuk bersama-sama memberantas
berbagai ketidak adilan, tindakan korupsi, serta menghindari berbagai tindakan anrkhis yang dapat menghambat jalannya pembangunan.
Salah satu bentuk upaya untuk mengikutsertakan rakyat dalam upaya pertahanan keamanan negara dilakukan melalui Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara PPBN, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 39 2 UU. No.
2 Tahun 1989 dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubugan antar warga negara dengan negara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Tujuan
bela negara adalah menumbuhkan rasa cinta tanah air, bangsa, dan negara. Untuk
ketahanan bangsa dan negara sebagai kondisi dinamis yang terus dibina dan dikembangkan sebagai perekat dalam satu kesatuan yang utuh.
Setiap warga negara dapat berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat.
Pembelaan negara
dapat dilakukan dengan
melaksanakan