Kesadaran akan Kedudukan yang Sama dalam Hukum

63 menuntut pemenuhan hak-haknya, begitu pula akan secara konsekuen memenuhi kewajiban-kewajibannya. Kesadaran dan kepatuhan hukum itu berlaku untuk siapa saja dan dalam keadaan apa pun juga. Termasuk bagi warga negara yang cacat seperti tampak pada gambar tersebut. Kesadaran dan kepatuhan hukum itu tidaklah muncul dengan sendirinya. Ada dua faktor yang membuat hukum tegak atau dipatuhi. Pertama adalah faktor internal, yaitu faktor pertimbangan dari orang untuk mematuhi aturan perundang-undangan. Kedua adalah faktor internal, yaitu kondisi penegakan hukum yang ada di masyarakat yang dilakukan oleh penguasa penegak hukum dan lembaga peradilan. Dilihat dari faktor internal, menurut Soerjono Soekanto, ada empat sebab yang dominan orang mau mentaati aturan hukum, yaitu: 1 karena perhitungan untung-rugi; 2 karena ada tujuan memelihara hubungan baik dengan sesama manusia atau dengan penguasapejabat tertentu; 3 karena hukum itu sesuai dengan hati nuraninya; dan 4 karena ada tekanan-tekanan tertentu. Keempat hal itu merupakan pertimbangan rasional dari masyarakat terhadap hukum. Sedangkan dilihat dari faktor eksternal, maka dibutuhkan suatu prasarat atau kondisi tertentu agar kesadaran dan kepatuhan hukum itu terwujud. Prasarat itu adalah adanya penegakan hukum yang efektif di dalam masyarakat. Penegakan hukum adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak berwenang dan berwajib yang bertujuan untuk menegakkan hukum. Kegiatan yang membuat semua orang taat dan patuh kepada aturan hukum, aturan perundang-undangan. Penegakan hukum ini melibatkan para aparat penegak hukum, yaitu polisi, jaksa, dan hakim. Polisi bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Jaksa tugasnya menyusun dakwaan atau tuntutan hukum bagi pelaku kejahatan. Adapun hakim bertugas untuk memberikan putusan, apakah seseorang benar-benar secara sah dan meyakinkan telah melakukan pelanggaran hukum atau kejahatan.

3. Mengoreksi Perundang-undangan yang Tidak Akomodatif

Undang-undang memang seharusnya akomodatif. Akomodatif artinya menampung kepentingan seluruh rakyat tanpa kecuali. Rakyat 64 dari golongan mayoritas besar maupun golongan minoritas kecil semua harus diakomodasi kepentingannya. Namun demikian dalam kenyataan tidak semudah itu. Sebab di dalam kenyataan suatu golongan kelompok dalam masyarakat selalu ingin diutamakan. Golongan kelompok mayoritas dan kelompok yang kuat pengaruhkekuasaannya, biasanya mendominasi keputusan ketika undang-undang disusun. Kepentingan merekalah yang harus dimenangkan, sehingga kepentingan kelompok minoritas dan lemah sering dikesampingkan. Dengan demikian, undang-undang hanya menampung kepentingan kelompok mayoritas. Terjadilan dominasi mayoritas atas minoritas. Dalam negara demokrasi persaingan kepentingan dianggap wajar dan sah-sah saja. Setiap golongan kelompok masyarakat berhak memperjuangkan kepentingannya. Tetapi sistem demokrasi tidak membenarkan kelompok besar menekan atau meniadakan kepentingan kelompok kecil. Salah satu prinsip dalam demokrasi menekankan bahwa berbagai kepentingan kelompok dalam masyarakat harus diperhatikan, khususnya kelompok minoritas. Oleh sebab itu, jika ada undang-undang yang tidak menghargai kepentingan kelompok minoritas harus dikoreksi. Dikoreksi artinya diubah atau diganti.