Pengertian Politik dan Sistem Politik

dasar Indonesia sebagai negara hukum, sebagai negara demokrasi, dan sebagai negara kesatuan. Dalam gambaran yang lebih rinci, dapat dikemukakan bahwa tujuan dari proses perpolitikan di Indonesia antara lain sebagai berikut. 1. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan, dapat diperoleh, dikelola, dan diterapkan digunakan sesuai dengan norma hukum yang berlaku. 2. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan, sedapat mungkin diperoleh, dikelola, dan diterapkan menurut kaidah-kaidah demokrasi. 3. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan pemerintahan, sedapat mungkin diperoleh, dikelola, dan diterapkan dalam kerangka mempertahankan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi siapa pun, dalam status apa pun, dan di lingkungan mana pun juga, yang pada saat tertentu memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyat secara keseluruhan harus sekuat tenaga mewujudkan prinsip dasar negara hukum, negara demokrasi, dan negara kesatuan. Dengan perkataan lain, proses kekuasaan yang terjadi di negeri ini harus mengusahakan seoptimal mungkin kebaikan bersama sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kita sudah membahas mengenai definisi politik. Lalu, apakah yang dimaksud dengan sistem politik? Untuk memahami apa sistem politik, perhatikan ilustrasi kasus berikut ini. Wacana Mahasiswa merupakan kelompok yang mewakili aspirasi dan selalu menyuarakan kepentingankepentingan masyarakat. Dalam upayanya membela kepentingan masyarakat, mahasiswa melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes dan tekanan kepada pemerintah yang membuat kebijakan tidak sesuai dengan aspirasi keinginan harapan masyarakat. Misalnya, pada masa kampanye pemilihan umum, para mahasiswa memprotes dan menekan kepada Komisi Penyelenggara Pemilu KPU agar membuat cara dan prosedur pecalonan legislatif calon DPRDPRD yang tidak memungkinkan para politikus bermasalah tidak dapat dicalonkan oleh partai politik menjadi calon legislatif. Politikus bermasalah yang dimaksud adalah mereka yang melakukan pelanggaran hukum atau perilaku yang tidak bermoral, seperti para koruptor atau yang sedang diduga melakukan korupsi, mereka yang melakukan pelanggaran norma kesusilaan, dan perilaku tidak pantas lainnya. Masyarakat tidak menginginkan memiliki pemimpin yang bermasalah, sehingga nantinya akan membuat keputusan atau kebijakan yang tidak benar atau tidak sesuai aspirasi mereka. Dalam contoh kasus tersebut, mahasiswa sebagai kelompok dalam masyarakat, mewakili masyarakat secara keseluruhan berhadapan dengan pemerintah sebagai lembaga penyelenggara negara. Masyarakat dengan segala kelompok dan organisasi yang ada memiliki berbagai kepentingan dan keinginannya. Kepentingan dan keinginan tersebut merupakan bentuk masukan politik agar diakomodasi ditampung dalam keputusan atau kebijakan pemerintah. Protes dan tekanan yang dilakukan mahasiswa sebenarnya merupakan bentuk keinginan masyarakat yang disampaikan kepada KPU. Intinya, bahwa protes tersebut sebagai bentuk masukan input politik untuk mempengaruhi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan atau mengubah kebijakan yang ada output politik, sehingga sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jadi dalam hal ini, suatu sistem politik memiliki dua komponen unsur, yaitu komponen input politik dan output politik. Input politik tersebut adalah aspirasi masyarakat yang disuarakan oleh kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang dibentuk masyarakat. Sedangkan output politiknya adalah keputusan atau kebijakan pemerintah penyelenggara negara dalam memecahkan persoalan dan memenuhi aspirasi masyarakat yang berkembang. Dalam kajian ilmu politik terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sistem politik. Diantara para ilmuwan politik mengemukakan pendapatnya sebagai berikut. David Easton menyatakan bahwa sistem politik adalah interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial, sehingga nilai- nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat. Robert Dahl menyatakan bahwa sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antarmanusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan- aturan, dan kewenangan. Gabriel A. Almond menyatakan bahwa sistem politik adalah sistem interaksi yang ditemui dalam masyarakat merdeka serta menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Fungsi integrasi yang dijalankan oleh sistem politik adalah untuk mencapai kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang bersangkutan. Fungsi adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan masyarakat. Rusandi Sumintapura berpendapat bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik infastruktur dan suprastruktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langsung. Soekarno berpendapat bahwa sistem politik ialah suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana memperoleh kekuasaan di dalam suatu negara, mengatur hubungan pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, serta mengatur hubungan antara negara dan warganegara, atau antara pemerintah dengan rakyatnya. Singkatnya, dapat disebutkan bahwa sistem politik adalah tata cara mengatur negara. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli politik tersebut, dapat dirumuskan pengertian sistem politik adalah pola, tatacara, mekanisme, danatau prosedur pengambilan keputusan kebijakan publik, yang tergambar dalam jalinan hubunganinteraksi antar-komponen dalam kehidupan politik dalam rangka mencapai tujuan negara. Dengan kalimat yang sederhana dapat dikemukakan bahwa sistem politik menunjukkan adanya mekanisme seperangkat fungsi dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain dalam pola yang tetap. Interaksi yang dimaksud disini adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat, diantara lembagalembaga pemerintah, serta diantara kelompok dan individu dalam masyarakat. Berbagai bentuk interaksi politik dilakukan dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik. Dengan demikian, kegiatan negara dilihat dari segi kekuasaan politic meliputi tiga komponen utama, yaitu struktur, kultur, dan prosedur. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang terintegrasi yang disebut dengan sistem politik. Struktur politik merangkum semua unsur dan kompoen-komponen yang menjadi bagian dari negara, sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut negara. Seluruh komponen-komponen tersebut berperan dalam proses kekuasaan. Unsur-unsur dalam struktur negara itu antara lain adalah rakyat atau warganegara, pemerintah, dan organisasi-organisasi non-pemerintah. Pertama, unsur rakyat sebagai bentuk formal dari keseluruhan warganegara. Rakyat sebagai salah satu unsur dalam struktur negara juga merupakan satu kesatuan yang tidak homogen beraneka ragam. Unsur rakyat merupakan “entitas” kesatuan yang sungguh-sungguh ada, atau kesatuan yang lahir dari komponen-komponen yang heterogen. Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, dapat temukan adanya berbagai entitas, seperti petani, nelayan, pegawai negeri, buruh, mahasiswa, tentara, polisi, dokter, dan sebagainya. Rakyat juga meng-gambarkan warganegara dalam entitas keagamaan dan kepercayaan, seperti umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha, Konghuchu, dan para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Rakyat merupakan unsur yang paling penting dalam negara, sebab rakyatlah yang memiliki sepenuhnya kedaulatan negara. Rakyatlah sebagai pemilik kedaulatan berarti yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara. Rakyatlah yang secara keseluruhannya berhak untuk menentukan nasib dan masa depan negara. Rakyat secara keseluruhan memiliki hak mutlak untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpinnya, bagaimana pemimpin itu harus melaksanakan kekuasaan, dan bagimana pula pemimpin itu harus mempertang-gungjawabkan semua tindakan-tindakannya. Ketika rakyat memilih dan menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin, maka tidak otomatis rakyat kehilangan kekuasaan. Kedua, unsur pemerintah kesatuan formal dari kelembagaan negara, yang meliputi lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif, serta lembaga-lembaga lain yang berada di luar ketiga lembaga tersebut, seperti Komisi Pemilihan Umum KPU, Bank Sentral, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negera, Badan Intelejen Negara, dan lembaga lain yang bekerja dalam kawasan independen dan netral terhadap kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan negara dalam bekerja bukan atas nama dirinya sendiri. Mereka mendapat kekuasaan sebagai mkaliant dari rakyat. Pemerintah adalah pelaksana dan pelayan rakyat. Bukan sebaliknya, rakyatlah yang harus melayani pemerintah. Apabila pemerintah tidak mampu memenuhi harapan rakyat, maka kekuasaan yang dimilikinya dapat diterik kembali oleh rakyat. Ketiga, unsur organisasi-organisasi non-pemerintah. Dalam teori pemerintahan modern, pemerintah bukan satusatunya aktor yang berkuasa menentukan terwujudnya citacita rakyat, atau cita-cita negara. Cita-cita rakyat secara keseluruhan merupakan cita-cita negara. Untuk mencapai citacita negara, pemerintah hanyalah salah satu pelaku utamanya. Di luar pemerintah, masih banyak organisasi-organisasi nonpemerintah ornop, atau di Indonesia secara khas disebut Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, yang dalam dunia internasional dikenal sebagai Non Governmental Organization NGO. Di samping kekuatan pemerintah dan Ornop, sebenarnya masih ada satu kekuatan lagi, yaitu pasar market. Pasar adalah kekuatan yang mengendalikan ekonomi masyarakat. Pasar di sini merupakan kekuatan ekonomi sebagai suatu proses akumulasi penumpukan dan reproduksi pengembangan modal dengan pemeran utamanya adalah aktor pelaku bisnis swasta. Aktor bisnis usaha ini, seperti diketahui terbagi dalam beberapa kelompok, yakni kempok usaha ekonomi kecil, menengah, dan besar. Ketiganya terintegrasi dalam usaha ekonomi nasional. Keberadaan market tidak dapat dianggap sepele dalam kehidupan berbangsa. Peristiwa krisis politik seringkali dimulai dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh permainan oleh para pelaku pasar. Untuk itulah, agar dimensi politik stabil, keberadaan pasar dan ekonomi yang stabil acapkali menjadi syarat pertama yang harus dipenuhi dan dijamin keberlangsungannya.

2. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik Indonesia a. Suprastruktur Politik Indonesia

Suprastruktur Politik dapat diartikan sebagai bangunan atas kehidupan politik. Suprastruktur Politik juga bisa diartikan sebagai struktur politik pemerintah atau strukrur politik kenegaraan. Jadi, Suprastruktur politik adalah semua lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara, yang menjalankan fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga fungsi pemerintahan tersebut legislatif, eksekutif, dan yudikatif dalam membuat keputusan-keputusan kebijaksanaan negara diperlukan adanya kekuatan yang seimbang, saling mengawasi, dan terjalinnya kerjasama yang baik. Suprastruktur dalam aktivitasnya mempengaruhi suasana kehidupan politik pemerintahan the govermental political sphare. Suasana kehidupan politik pemerintahan berhubungan dengan praktik penyelenggaraan negara oleh lembaga-lembaga negara yang ada sesuai dengan fungsi dan wewenangnya.Lembaga-lembaga tersebut juga melakukan hubungan kerja antara satu lembaga dengan yang lainnya.Tugas, fungsi, wewenang, dan tata hubungan antarlembaga dalam suprastruktur politik di Indonesiadiatur secara jelas dalam UUD 1945. Suprastruktur politik di Indonesia,sebagaimana diatur dalam UUD 1945 yang telah diamandemen meliputi: 1 Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR; 2 Dewan Perwakilan Rakyat DPR; 3 Dewan Perwakilan Daerah DPD; 4 Presiden; 5 Badan Pemeriksa Keuangan BPK; 6 Mahkamah Agung MA; 7 Mahkamah Konstutusi MK; 8 Komisi Yudisial KY; 9 Komisi Pemilihan Umum KPU; 10 TNI dan POLRI; 11 Pemerintah Daerah Pemda; 12 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD.

b. Infrastruktur Politik Indonesia

Infrastruktur Politik dapat diartikan sebagai “bangunan bawah suatu kehidupan politik.” Infrastruktur dapat juga diartikan sebagai struktur politik kemasyarakatan. Infrastuktur politik ini lebih mengarah kepada pengelompokkan warganegara sebagai kekuatan sosial politik dalam masyarakat. Infrastruktur politik juga dapat diartikan sebagai kehidupan politik rakyat kedalam berbagai macam golongan yang biasanya disebut sebagai kekuatan sosial politik. Yang termasuk ke dalam infrastuktur politik antara lain: 1 Partai Politik Partai politik adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam pemerintahan. Kekuasaan tersebut biasanya dicapai dengan cara konstitusionil pemilu. Indonesia termasuk negara yang menganut sistem mutipartai banyak partai. Pemilu 2009 mencatat sebanyak 44 partai politik yang berkompetisi, yakni 38 partai nasional dan 6 partai lokal yang ada di Aceh. Diantara partai-partai tersebut yang menempatkan perwakilannya di DPR sesuai hasil pemilu 2009 adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, PDIP, PKS, PKB, PPP, PAN, Hanura, dan Gerindra. Pada umumnya partai politik menjalankan fungsi: Sosialisasi Politik, mentransmisikan mewariskan budaya politik dalam rangka pembentukan sikap dan orientasi anggota masyarakat sebagai warganegara Pendidikan Politik. Rekruitment Politik, seleksi dan pemilihan serta pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistim politik pada umumnya, dan pemerintahan secara khusus. Partisipasi Politik, sarana kegiatan bagi masyarakat dalam mempengaruhi proses pembentukan pemimpin pemerintahan melalui pemilu dan pembuatan atau pelaksanaan kebijakan pemerintahan. Artikulasi Kepentingan, merumuskan dan selanjutnya meyalurkan berbagai ragam pendapat, aspirasi, maupun kepentingan masyarakat kepada pemerintah. Agregasi Kepentingan, mengolah dan memadukan berbagai tuntutan dan dukungan masyarakat untuk disalurkan kepada pemerintah. Komunikasi Politik, menghubungkan antara arus informasi dari pihak pemerintah kepada masyarakat atau sebaliknya. 2 Kelompok Kepentingan Interest Group Kelompok kepentingan adalah kelompok yang bertindak dan berbuat karena adanya suatu kepentingan bagi kelompok tersebut.Kelompok kepentingan dapat dipahami sebagaisuatu organisasi yang terdiri dari sekelompokindividu yang mempunyai kepentingan-kepentingan,tujuan-tujuan, keinginan-keinginanyang sama. Mereka melakukan kerja samauntuk mempengaruhi kebijakan pemerintah demitercapainya kepentingan-kepentingan, tujuan-tujuan, dan keinginan- keinginannya tersebut. Aktivitas kelompok kepentingan di Indonesia meliputi berbagai bidang, seperti perburuhan,kelompok guru, kelompok gerakan perempuan,serta kelompok kepentingan lingkungan hidup,kelompok pemuda, kelompok petani,kesejahteraan masyarakat, kelompok keagamaan, budaya dan seni, perlindunganterhadap konsumen, kemanusiaan, dan sebagainya.