Peradilan Umum Peran Badan-Badan Peradilan

70 oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan di tingkat kasasi ditangani oleh Mahkamah Agung. c. Peradilan Militer. Peradilan Militer diatur dalam Undang- Undang No. 31 Tahun 1997. Pengadilan Militer menjalankan peradilan pada tingkat pertama yang menyelesaikan perkara-perkara orang-orang yang berstatus militer atau orang yang dipersamakan dengan militer. Pada peradilan militer tingkat banding ditangani oleh Pengadilan Militer Tinggi, dan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung.

4. Proses Peradilan Perkara Pidana

Proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan sipil umum diatur dalam UU No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP dengan tahap-tahap sebagai berikut. a. Penyidikan yang dilakukan oleh penyidik penyidik polisi dan penyidik PNS. Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan penyidik dalam penanganan perkara pidana. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Dalam melakukan penyidikan semua POLRI diberi kewenangan oleh Undang-Undang KUHAP, untuk melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat. b. Penuntutan yang dilakukan oleh jaksa atau penuntut umum. Tahap ini dilakukan oleh jaksa sebagai penuntut umum atas perkara pidana yang telah selesai dilakukan penyidikan oleh penyidik. Penyidik setelah selesai melakukan penyidikan menyerahkan berkas perkara beserta tersangkanya kepada penuntut umum untuk dilakukan penuntutan. Penuntutan ini dilakukan oleh penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negari yang 71 berwenang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. Dalam tahap ini penuntut umum menyusun surat dakwaan untuk perkara pidana yang bersangkutan berdasarkan hasil penyidikan yang diterima dari penyidik. Selama melakukan penuntutan, penuntut umum berwenang melakukan penahanan terhadap tersangka paling lama 20 hari dan dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 30 hari. c. Pemeriksaan di depan sidang pengadilan oleh hakim. Untuk melakukan pemeriksaan, maka penuntut umum melimpahkan berkas perkara kepada ketua pengadilan negeri yang berwenang dengan memohon agar perkara yang bersangkutan diperiksa dan diputuskan oleh hakim sidang pengadilan. Adapun prosedurnya sebagai berikut. a. Hakim membuka sidang untuk umum, kecuali untuk perkara kesusilaan, atau terdakwanya anak-anak. b. Yang diperiksa pertama kali adalah terdakwa. c. Hakim Ketua Sidang mempersilahkan penuntut umum membacakan surat dakwaan. d. Selanjutnya pemeriksaan terhadap saksi-saksi, baik saksi yang memberatkan terdakwa maupun saksi yang meringankan terdakwa. e. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana Requisitor. f. Kemudian terdakwa atau penasehat hukumnya mengajukan pembelaannya pledoi. g. Selanjutnya penuntut umum dapat mengajukan jawaban atas pembelaan terdakwa atau penasehat hukumnya dan sebaliknya. h. Jika acara tersebut telah selesai, hakim ketua sidang menyatakan pemeriksaan ditutup musyawarah hakim. i. Setelah itu sidang dibuka kembali dan terbuka untuk umum hakim ketua membacakan putusannya.