Kebijakan Umum Kebijakan Publik

Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-13

F. Rangkuman

1. Konstitusi merupakan dasar susunan badan politik negara. Konstitusi menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang dipakai untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara. 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar negara RI berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi dan juga sebagai alat kontrol. Sebagai alat kontrol berarti menjadi papan uji atau alat untuk mengecek kesesuaian norma hukum yang berada di bawahnya. 3. UUD 1945 sebagai peraturan hukum tertinggi menurut tata urutan norma hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun tata urutan Peraturan Perundang-undangan RI menurut Undang- undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2004 sebagai berikut ini. a. UUD 1945; b. Undang-undangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang; c. Peraturan Pemerintah; d. Peraturan Presiden; e. Peraturan Daerah. 4. Konstitusi yang pernah berlaku dan masa berlakunya konstitusi- konstitusi tersebut adalah sebagai berikut ini. a. Undang-undang Dasar Proklamasi yang dikenal dengan Undang-undang 1945 Periode pertama. Masa berlakunya 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949. b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Masa berlakunya 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. c. Undang-undang Dasar Sementara 1950. Masa berlakunya 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. d. Undang-undang Dasar 1945 Periode kedua. Masa berlakunya 5 Juli 1959 sampai dengan tahun 1998. Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 70 e. Undang-undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Masa berlakunya mulai tahun 1999 sampai dengan sekarang. 5. Pada hakekatnya sistem pemerintahan yang diberlakukan di negara- negara demokrasi adalah sistem parlementer atau presidensiil. Kriteria yang dipakai untuk membedakan sistem pemerintahan parlementer dan presidensiil adalah tergantung proses terbentuknya badanlembaga negara yang bersangkutan. 6. Berkaitan dengan perubahan UUD 1945, terjadi kesepakatan dasar yang dicapai oleh fraksi-fraksi MPR sebagai berikut: a. tidak mengubah pembukaan UUD 1945; b. tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. tetap mempertahankan sistem pemerintahan presidensiil; d. penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal yang normatif dimasukkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945; e. perubahan dilakukan dengan cara “adendum”; dan f. pasal-pasal dalam batang tubuh menjadi: 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. 7. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan medebewind. Prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi daerah yang seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-undang. 8. Sejalan dengan asas otonomi luas, dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah 9. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi padapeningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikankepentingan dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Selain itu pelaksanaan otonomi daerah harus pula dapat menjalin kerja sama dengan daerah lainnya, sehinggadapat meningkatkan kesejahteraan