Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-79
tersebut juga
harus disertai
dengan tanggungjawab
untuk menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain serta kepentingan
orang lain dalam masyarakat. Setiap orang dalam negara demokrasi berhak mengeluarkan
pendapat dengan bebas baik secara lisan maupun tulisan, serta tetap menjaga dan menghormati hak-hak maupun kepentingan orang lain
atau kepentingan umum. Jadi kebebasan yang dimiliki bukanlah kebebasan yang tak terbatas, melainkan kebebasan yang dibatasi oleh
hak dan kepentingan orang lain yang dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
5. Dasar Hukum dan Tatacara Mengemukakan Pendapat di Muka Umum
Di depan sudah di uraikan bahwa kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas bukan berarti kebebasan yang tak terbatas
namun kebebasan
tersebut adalah
kebebasan yang
bertanggungjawab. Artinya
kebebasan dalam
mengemukakan pendapat dibatasi oleh hak-hak dan kepentingan orang lain serta
kepentingan umum. Kebebasan mengemukakan pendapat dibatasi oleh peraturan perundang-undangan.
Dasar hukum kebebasan mengemukakan pendapat adalah UUD 1945 pasal 28 dan Undang-undang No.9 Th.1998 tentang
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum.
a UUD 1945 Pasal 28
Pasal 28 UUD 1945 menyatakan bahwa ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Pasal 28 E ayat 3 menyatakan; ”Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat” UUD 1945 adalah konstitusi atau hukum dasar yang tertulis
yang memuat ketentuan-ketentuan pokok. Maka untuk melaksanakan
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-80
ketentuan-ketentuan pokok dalam UUD 1945 tersebut diperlukan peraturan perundang-undangan di bawahnya.
b Undang-Undang No.
9 Th.1998
tentang Kemerdekaan
Mengemukakan Pendapat di Muka Umum
Undang-undang No.9
th. 1998
tentang Kemerdekaan
Mengemukakan Pendapat di Muka Umum ditetapkan pada tanggal 26 Oktober 1998. Undang-undang ini ditetapkan untuk melaksanakan
amanat Pasal 28 UUD 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia.
Tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum yang diatur dalam Pasal 4 adalah sebagai
berikut. 1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggungjawab sebagai salah
satu pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 2. Mewujudkan perlindungan hukum dalam menjamin kemerdekaan
menyampaikan pendapat. 3. Mewujudkan iklim kondusif mendukung bagi berkembangnya
partisipasi dan kreativitas warga negara dalam kehidupan berdemokrasi.
4. Menempatkan tanggungjawab
sosial tanpa
mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.
Dalam undang-undang tersebut diatur tentang kewajiban dan tanggungjawab
warga negara
maupun pemerintah
dalam penyampaian pendapat di muka umum.
Kewajiban dan
tanggungjawab warga
negara yang
menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 9 Th 1998 seperti di uraikan di depan.
Sedangkan kewajiban
dan tanggungjawab
pemerintah dalam
penyampaian pendapat di muka umum yang di atur dalam Pasal 7 sebagai berikut.
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-81
a Melindungi hak asasi manusia. Pemerintah dalam hal ini adalah aparatur pemerintah yang menyelenggarakan pengamanan yaitu
kepolisian wajib dan bertanggungjawab untuk melindungi hak asasi manusia. Baik hak-hak orang atau peserta yang menyampaikan
pendapat di muka umum maupun hak-hak warga masyarakat
lainnya. Pemerintah wajib menyelenggaran pengamanan dalam penyampaian pendapat di muka umum agar hak-hak asasi manusia
terlindungi. b Menghargai asas legalitas. Dalam negara hukum segala tindakan
warga negara maupun penyelenggara negara harus berdasar atas hukum
dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum.
Pemerintah wajib dan bertanggungjawab untuk menghargai asas legalitas hukum tersebut dengan menegakkan hukum dan
peraturan yang berlaku. Jika warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum melakukan pelanggaran hukum maka
pemerintah penyelenggara pengamanan berhak dan wajib mengambil tindakan sesuai ketentuan yang berlaku. Alat-alat
kekuasaan negara seperti jaksa, polisi dan hakim wajib melakukan proses peradilan bagi setiap warga negara yang melakukan
tindakan melawan hukum. c Menghargai prinsip praduga tidak bersalah. Artinya sebelum
seseorang terbukti bersalah berdasarkan pemeriksaan pengadilan maka ia tidak dapat dinyatakan bersalah diterapkan prinsip
praduga tak bersalah. d Menyelenggarakan pengamanan. Menyelenggarakan pengamanan
maksudnya adalah pemerintah alat negara wajib melakukan segala daya upaya untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib
dan damai. Aparatur pemerintah alat negara dengan segala daya dan upaya wajib mencegah timbulnya gangguan atau tekanan baik
fisik maupun psikis yang berasal dari manapun dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum.
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-82
Tata cara mengemukakan pendapat di muka umum diatur dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum. Jika seseorang atau kelompok akan menyampaikan pendapat di muka
umum maka harus memenuhi ketentuan yang ada dalam undang- undang tersebut.
Tata cara dan syarat-syarat penyampaian pendapat di muka umum menurut undang-undang tersebut adalah sebagai berikut.
1 Dilarang membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.
2 Wajib memberitahukan secara tertulis kepada Polri. Surat
pemberitahuan tersebut memuat: a maksud dan tujuan kegiatan penyampaian pendapat;
b tempat, lokasi dan rute. Tempat adalah tempat peserta
berkumpul dan berangkat menuju lokasi. Lokasi adalah tempat untuk menyampaikan pendapat di muka umum, sedangkan rute
adalah jalan yang dilalui oleh peserta dari tempat berkumpul dan berangkat sampai di lokasi yang dituju;
c waktu dan lamamya kegiatan; d bentuk kegiatan, yaitu unjukrasa, pawai, mimbar bebas atau
rapat umum; e penggungjawab kegiatan, yaitu orang yang memimpin atau
yang menyelenggarakan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum. Pemimpin kegiatan bertanggungjawab agar
pelaksanaan berlangsung dengan aman, tertib dan damai; f nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan;
g alat peraga yang digunakan; h jumlah peserta kegiatan penyampaian pendapat di muka umum.
3 Pemberitahuan kepada Polri tersebut disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin atau penanggungjawab kelompok. Jika
Kedaulatan Rakyat, Demokrasi, HAM, dan Kemerdekaan Berpendapat 2-83
pelaku atau peserta unjukrasa berjumlah 100 orang maka harus ada 1 – 5 orang penanggungjawab.
4 Pemberitahuan telah diterima oleh Polri setempat selambat- lambatnya 3 x 24 tiga kali dua puluh empat jam sebelum kegiatan
dimulai. Polri setempat maksudnya adalah Polri terdepan di tempat kegiatan dilakukan. Jika kegiatan dilakukan di satu kecamatan
maka pemeberitahuan ditujukan kepada Polsek setempat. Jika 2 dua
Kecamatan atau
dalam ligkungan
kabupatenkota pemberitahuan ditujukan kepada Polres. 2 dua kabupaten atau
tingkat propinsi pemberitahuan ditujukan kepada Polda setempat dan jika 2 dua propinsi atau lebih maka pemberitahuan ditujukan
kepada Markas Besar Kepolisian RI. 5 Pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di
dalam kampus dan kegiatan keagamaan.
6. Aktualisasi Kemerdekaan Mengemukakan