Indikator Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi:

Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-4 lokal atau regional atau kebijakan suatu negara yang dapat membatasi ruang gerak masuknya nilai, ide, pikiran, atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat dunia. Misalnya, gagasan globalisasi dan hak asasi manusia telah ada sejak zaman Mesir kuno hingga akhirnya melahirkan Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948. Globalisasi bisa berlaku di semua bidang kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keaman dan lain sebagainya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan tersebut mencakup semua segi kehidupan, yaitu industri, pertanian, pemukiman, transportasi, komunikasi, pertahan keamanan, dan juga di bidang pendidikan. Misalnya, sudah sejak lama manusia memanfaatkan batu bara, minyak bumi, gas, dan listrik dan nuklir sebagai pengganti kayu bakar. Gejolak kenaikan harga minyak dunia yang tidak terkendali, berdampak ke seluruh negara di dunia tidak terkecuali negara Indonesia. Para ilmuwan mulai berfikir untuk mencari pengganti minyak bumi dengan sumber-sumber energi lain yang terbarukan. Di Indonesia, mulai dimanfaatkan energi surya, biogas, dan minyak jarak sebagai alternatif pengganti minyak bumi.

2. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Globalisasi yang dikemas sedemikian rupa oleh para penganjurnya, telah mampu menyihir sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Globalisasi berpengaruh kuar terhadap kehidupan bangsa disegala bidang, baik bidang ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang modern. Hal tersebut memang sudah seharusnya, sebab globalisasi mengharuskan demikian. Yang menjadi masalah adalah dalam Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-5 melaksanakan kehidupan modern tersebut, seyogyanya sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, sehingga bangsa kita tidak kehilangan jati diri atau identitas sebagai bangsa. Dalam membentuk masyarakat modern sebagai tuntutan globalisasi, kualitas masyarakat harus ditingkatkan, sebagaimana halnya yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan harus menjadi prioritas utama, sehingga setiap warga negara benar-benar mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dan siap memikul tanggung jawab melaksanakan pembangunan bangsa. Pembangunan tidak sama dengan westernisasi. Kita membangunan masyarakat yang modern, maju yang tetap berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Masyarakat modern dan maju yang ingin kita wujudkan adalah yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Artinya, dengan kemajuan yang kita capai, jangan sampai meninggalkan atau bertentangan dengan jati diri atau identitas bangsa. Misalnya, pergaulan bebas, minum- minuman keras, pakaian yang tidak sesuai nilai-nilai agama, dan sebagainya harus ditolak. Dengan demikian kita harus selektif terhadap budaya-budaya asing, jangan sampai mengorbankan budaya dan identitas bangsa.

3. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi

Globalisasi membawa dampak positif dan negatif dalam berbagai aspek kehidupan.

a. Dampak positif globalisasi

1 Dalam aspek Politik Globalisasi telah melahirkan sistem pemerintahan yang transparan terbuka, demokratis, dan penuh kebebasan. Kondisi tersebut dapat mengurangi adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang akan melahirkan pemerintahan yang bersih, jujur, dinamis, aspiratif dan berwibawa.