Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-5
c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbukaan
e. Asas proporsionalitas f. Asa akuntabilitas
g. Asas Efisiensi h. Asas efektifitas
Ps. 3 UU. No. 28 Tahun 1999, yo Ps 19 dan 20 UU. No. 32 Tahun 2004
Dalam penyelenggaraan
pemerintahan, Pemerintah
menggunakan tiga asas, yaitu asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi. Khusus penyelenggaraan pemerintahan daerah,
Pemerintahan Daerah menggunakan asas desentralisasi dan tugas pembantuan.
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-6
Penyelenggaraan Pemerintahan Ps.
19 7 ps 20
Penyelenggara Pemerintahan
Presiden dibantu
Wapres Menneg
Asas Umum
1. Kepastian Hukum 2. Tertip Penyelenggaraan
Negara 3. Kepentingan Umum
4. Keterbukaan 5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas 7. Akuntabilitas
8. Efisiensi 9. Efektifitas
ps. 3 UU. 28 Th.1999 Ps. 20 ayat 1
Penyelenggar aan
pemerintahan
daerah Pemerintah
Daerah DPRD
Ps. 20 ayat 2
1. Asas Desentralisasi 2. Asas Dekonsentrasi
3. Asas Tugas Pembantuan
Ps. 20 ayat 3 1. Asas Otonomi
2. Asas Tugas Pembantuan
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan desentralisasi
mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Daerah Otonom. Pembagian
urusan pemerintahan tersebut di dasarkan pada pemikiran bahwa
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-7
selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Urusan pemerintahan tersebut menyangkut
terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara
keseluruhan. Urusan Pemerintahan dimaksud meliputi: Politik Luar Negeri dalam arti mengangkat pejabat diplomatik dan
menunjuk warga negara untuk duduk dalam lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan
negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dan lain sebagainya.
a. Pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk Angkatan Bersenjata, menyatakan damai dan perang, menyatakan negara
atau sebagian
wilayah negara dalam
keadaan behaya, membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan
pesenjataan, menetapkan kebijakan wajib militer, dan lain sebagainya.
b. Keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk Kepolisian Negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak
kelompok atau organisasi yang mengganggu kemanan nasional dan lain sebagainya.
c. Moneter, misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, mentukan kebijakan moneter,
mengendalikan peredaran uang, dan lain sebagainya.
d. Agama, misalnya menetapkan hari lebir keagamaan, pengakuan
terhadap keberadaan suatu agama, dan lain sebagainya. e. Yustisi, misalnya
mendirikan lembaga peradilan, merngangkat Hakim dan Jaksa,
mendirikan Lembaga Pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan Keimigrasian, memberi
grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar keenam urusan pokok di atas,
Pemerintah dapat: a menyelenggarakan sendiri sebagian urusan
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-8
pemerintahan; b melimpahkan sebagian urusan pemerintahan
kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah dekonsentrasi, c menugaskan sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah
daerah danatau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan medebewind.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Sedangkan tugas
pembantuan medebewind pada dasrnya merupakan keikut sertaan Daerah atau Desa termasuk masyarakatnya atas penugasan atau
kuasa dari Pemerintah atau pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah di bidang tertentu.
3. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan medebewind.
Prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi daerah yang seluas-luasnya dalam arti
daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusa pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan
dalam Undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pemberian otonomi luas diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan di daerah, dalam rangka meneingkatkan kesejahtraan
rakyat. Di samping itu otonomi luas juga akan meningkatkan prakarsa dan peran serta aktif masyarakat dalam pemberdayaan potensi yang
ada di daerah. Sehubungan dengan itu maka pemberian otonomi luas pada derah
dimaksudkan untuk lebih mempercepat
proses pembangunan sosial, ekonomi, dan politik di daerah. Bukan bertujuan
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-9
untuk memperkuat kemampuan daerah agar dapat melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
Sejalan dengan asas otonomi luas, dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata
adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,wewenang, dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan
demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya.
Otonomi bertanggungjawab adalah otonomi yang disertai dengan dengan pertanggungjawaban daerah sebagai konsekuensi dari
pemberian kewenangan dan hak yang luas kepada daerah. Dalam hal ini pelaksanaan otonomi
benar-benar harus sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk
pemberdayaan daerah termasuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. Pemberian
otonomi daerah yang bertanggungjawab akan memperkokoh NKRI. Dengan kata lain memberikan tanggungjawab kepada daerah untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan prinsip Negara Kesatuan.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip di atas penyelenggaraan otonomi daerah harus
selalu berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Selain itu
pelaksanaan otonomi daerah harus pula dapat menjalin kerja sama dengan daerah lainnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
bersama, serta mencegah terjadinya ketimpangan antar daerah. Selanjutnya otonomi daerah harus pula dapat menjamin hubungan
yang serasi antara daerah dengan pemerinta, artinya harus dapat memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-10
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Dalam rangka pelaksanaan pemerintahan daerah, hak daerah adalah: a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan;
b. Memilih pimpinan daerah c. mengelola aparatur daerah
d. mengelola kekayaan daerah e. memungut pajak dan retribusi daerah
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnyayang berada di daerah
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Sedang yang menjadi kewajiban daerah, meliputi:
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, dan kerukunan nasional serta keutuhan NKRI
b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat c. mengembanmgkan kehidupan demokrasi
d. mewujudkan keadilan dan pemerataan e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan f.
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
h. mengembangkan sistem jaminan sosial i. menyusun perencanaan dan tata ruangdaerah
j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah k. melestarikan lingkungan hidup
l. mengelola administrasi kependudukan m. melestarikan nilai sosial budaya
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai denga kewenangannya
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-11
4. Kebijakan Umum Kebijakan Publik
Kebijakan umum adalah program-program yang ditetapkan oleh pemerintah dalam arti luas untuk mencapai tujuan masyarakat
.
Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan
Pemerintah dan
Peraturan Daerah merupakan bentuk-bentuk kebijakan umum di Indonesia. Kebijakan umum merupakan terjemahan dari kata public
policy. Kebijakan umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Kebijakan umum yang bersifat ekstraktif Kebijakan umum yang bersifat ekstraktif adalah keputusan poitik
pemerintah yang berisi ketentuan untuk menyerap sumber-sumber material maupun sumber daya manusia yang ada di masyarakat.
Misalnya: Undang Undang dan Peraturan tentang pajak, retribusi sebagai kebijakan umum menyerap sumberr daya material dari
masyarakat. Peraturan Pemerintah tentang penerimaan pegawai negeri sipil sebagai kebijakan umum yang mnyerap sumber daya
manusia dari masyarakat. b. Kebijakan umum yang bersifat alokatif dan distributif
Kebijakan umum yang bersifat alokatif dan distributif adalah kebijakan politik pemerintah berisi ketentuan untuk memilih dan
membagikan sumber-sumber mareial kepada masyarakat. Misalnya: kebijakan membangun jalan tol, memberi distribusi bahan bakar
minyak. Memberi bantuan langsung tunai BLT kepada rakyat miskin, dan lain sebagainya.
c. Kebijakan umum yang bersifat regulatif Kebijakan umum yang bersifat regulatif adalah kebijakan politik
yang berisi ketentuan-ketentuan untuk mengatur perilaku anggota masyarakat. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin ketertiban
masyarakat dan menjamin hak-hak asasi warga dari penyalah gunaan
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-12
kekuasaan oleh para penyelenggara negara atau kelompok-kelompok dominan di masyarakat.
Apakah peranan masyarakat dalam menetapkan kebijakan publik ? Dan bagaimana cara menyalurkannya ?
Peranan masyarakat sangat diperlukan dalam merumuskan kebijakan umumpublik, agar ada sinkronisasi antara keinginan
masyarakat dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Hal- hal yang termuat dalam kebijakan umum merupakan perpaduan antara
berbagai kepentingan yang berkembang di masyarakat. Berbagai kepentingan tersebut ada klalanya sejalan, tetapi sering pula
bertentangan. Berbagai kepentingan itu kemudia dipadukan oleh partai-partai politik dan para pembuat kebijakan umum agar
memunculkan kebaikan untuk bersama. Peranan
masyarakat tentu
sangat diperlukan,
dan menyalurkannya pada
partai-partai politik yang
berperan mengumpulkan beragam aspirasi yang berasal dari masyarakat, lalu
memdukannya menjadi alternatif kebijakan umum untuk diperjuangkan melalui wakil-wakil mewreka di DPRDPRD atai Pemerintah danatau
Pemda. Langkah-langkah Partai politik menyerap aspirasi masyarakat, terdiri
atas: 1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data 3. Pengakjian bahan pustaka
4. Klarifikasi aspirasi
E. Latihan
Tugas Kelompok 1. Bentuk kelompok, setiap kelompok maksimal 5 orang
2. Diskusikan dalam kelompok, apa yang melatarbelakangi dilakukannya amanedemen terhadp UUD 1945.
3. Buat laporan tiap kelompok 4. Sampaikan dalam disikusi kelas
Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-13
F. Rangkuman
1. Konstitusi merupakan dasar susunan badan politik negara. Konstitusi menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu
negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang dipakai untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara.
2. UUD 1945 sebagai hukum dasar negara RI berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi dan juga sebagai alat kontrol. Sebagai alat
kontrol berarti menjadi papan uji atau alat untuk mengecek kesesuaian norma hukum yang berada di bawahnya.
3. UUD 1945 sebagai peraturan hukum tertinggi menurut tata urutan norma hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun tata urutan
Peraturan Perundang-undangan RI
menurut Undang- undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2004 sebagai berikut ini.
a. UUD 1945; b. Undang-undangPeraturan
Pemerintah Pengganti Undang- undang;
c. Peraturan Pemerintah; d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah. 4. Konstitusi yang pernah berlaku dan masa berlakunya konstitusi-
konstitusi tersebut adalah sebagai berikut ini. a. Undang-undang
Dasar Proklamasi yang dikenal dengan Undang-undang 1945 Periode pertama. Masa berlakunya 18
Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949. b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Masa berlakunya 27
Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. c. Undang-undang Dasar Sementara 1950. Masa berlakunya 17
Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. d. Undang-undang Dasar 1945 Periode kedua. Masa berlakunya 5
Juli 1959 sampai dengan tahun 1998.
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 70
e. Undang-undang Dasar 1945 Hasil
Amandemen. Masa
berlakunya mulai tahun 1999 sampai dengan sekarang. 5. Pada hakekatnya sistem pemerintahan yang diberlakukan di negara-
negara demokrasi adalah sistem parlementer atau presidensiil. Kriteria
yang dipakai untuk membedakan sistem pemerintahan parlementer dan presidensiil adalah tergantung proses terbentuknya badanlembaga
negara yang bersangkutan. 6. Berkaitan dengan perubahan UUD 1945, terjadi kesepakatan dasar yang
dicapai oleh fraksi-fraksi MPR sebagai berikut: a. tidak mengubah pembukaan UUD 1945;
b. tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. tetap mempertahankan sistem pemerintahan presidensiil;
d. penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal yang normatif dimasukkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945;
e. perubahan dilakukan dengan cara “adendum”; dan f. pasal-pasal dalam batang tubuh menjadi: 21 bab, 73 pasal, 170
ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. 7. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menggunakan asas otonomi dan
tugas pembantuan medebewind. Prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi daerah yang seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan
kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-undang.
8. Sejalan dengan asas otonomi luas, dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu
prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah
ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah
9. Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi padapeningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikankepentingan dan
aspirasi yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat. Selain itu
pelaksanaan otonomi daerah harus pula dapat menjalin kerja sama dengan daerah lainnya, sehinggadapat meningkatkan kesejahteraan
Proklamasi Kemerdekaan,Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan 3- 71
bersama, serta mencegah terjadinya ketimpangan antar daerah. 10. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan
desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Daerah Otonom. Pembagian urusan pemerintahan
tersebut di dasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Urusan
pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan.
11. Kebijakan umum adalah program-program yang ditetapkan oleh pemerintah dalam arti luas untuk mencapai tujuan masyarakat. Peranan
masyarakat sangat diperlukan dalam merumuskan kebijakan umumpublik, agar ada sinkronisasi antara keinginan masyarakat dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Tes Formatif I. Pilihan ganda
Jawablah Soal-soal dibawah ini dengan memberikan tanda silang X pada huruf a, b, c atau d yang kalian anggap betul atau paling tepat
1. Konstitusi dan Undang-Undang Dasar memiliki perbedaan yang sebenarnya tidak prinsip, yaitu:
a. Konstitusi merupakan bagian dari Undang-Undang Dasar b. Konstitusi mencakup di dalamnya Undang-Undang Dasar
c. Konstitusi merupakan hukum dasar yang tertulis d. Undang-Undang Dasar mencakup hukum dasar tak tertulis
2. Konstitusi suatu negara dirumuskan umumnya mengatur tentang, kecuali:
a. bentuk negara c. bentuk pemerintahan