Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan Nasional

c. Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut, atau diubah oleh peraturan perundang- undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi. d. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama. e. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang- undangan yang lebih rendah. f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan perundang- undangan yang bersifat umum. g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Karena fungsinya, UUD 1945 juga sebagai alat kontrol, papan uji atau alat untuk mengecek kesesuaian norma hukum yang berada di bawahnya. UUD 1945 adalah peraturan hukum tertinggi menurut tata urutan norma hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun tata urutan Peraturan Perundang-undangan RI menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2004 sebagai berikut ini. 1. UUD 1945; 2. Undang-undangPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah.

BAB V KEGIATAN BELAJAR 3 OTONOMI DAERAH

A. Kompetensi dan Indikator Kompetensi:

Setelah mempelajari materi Otonomi Daerah, diharapkan anda memahami tentang Otonomi Daerah, dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan publik di daerah. Adapun indikatornya adalah 1. Menjelaskan sejarah perkembangan otonomi daerah di Indonesia 2. Menguraikan tentang penyelenggara pemerintahan negara. 3. Menguraikan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan negara, 4. Menjelaskan asas-asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 5. Menguraikan hak dan kewajiban Pemerintah Daerah, 5. Menjelaskan arti kebijakan umum. 6. Menguraikan macam-macam kebijakan umum 7. Menguraikan peranan masyarakat dalam menetapkan kebijakan umum 8. Menjelaskan peran partai politik dalam menyerap kebijakan umum.

B. Uraian Materi 1. Latar Belakang Otonomi Daerah

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang terdiri beribu- ribu pulau, baik besat maupun kecil yang tersebar di seluruh Nusantara yang sangat luas. Negara Indonesia adalah negara heterogen yang memiliki keberagaman suku bangsa dan kebudayaan. Dengan kemajemukan tersebut tentu akan berimplikasi terhadap berbagai masalah yang mendasar. Setiap daerah memiliki permasalahan yang tidak sama dengan daerah yang lain. Kondisi itu memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda untuk pemecahannya. Oleh karena itu Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-4 dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan pendekatan yangsesuai dengan kondisi permasalahan masing-masing daerah. Semasa pemerintahan oerde baru, kebijakan didaerah ditetapkan dari pusat pendekatan top down. Banyak kebijakan tersebut tidak sesuai dengan kondisi daerah. Misalnya, UU. No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, dimana nama-nama desa diseragamkan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu kebijakan tersebut kurang mendapat tanggapan dari masyarakat, sebab tidak sejalan dengan keinginan atau harapan masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi ketidak sesuaian antara kebijakan pusat dengan kondisi daerah harus segera ditetapkan sebuah kerangka kebijakan yang sangat strategis, yaitu otonomi daerah. Sejaah otonomi daerah di Indonesia cukup panjang, yang diatur dengan undang-undang sebagai berikut: 1. UU. No. 1 Tahun 1945 2. UU. No. 28 Tahun 1948 3. UU. No. 1 Tahun 1957 4. UU. No. 18 Tahun 1965 e. UU. No. 5 Tahun 1974 f. UU. No. 22 Thaun 1999, yang disempurnakan dengan UU. No. 32 Tahun 2004

2. Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden dan para Menteri Negara. Sedangkan penyelenggara pemerintah daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD. Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Azas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: a. Asas kepastian hukum b. Asas tertip penyelenggara negara Otonomi Daerah, Pembelaan Negara, Prestasi diri dan Globalisasi 4-5 c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbukaan e. Asas proporsionalitas f. Asa akuntabilitas g. Asas Efisiensi h. Asas efektifitas Ps. 3 UU. No. 28 Tahun 1999, yo Ps 19 dan 20 UU. No. 32 Tahun 2004 Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah menggunakan tiga asas, yaitu asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi. Khusus penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintahan Daerah menggunakan asas desentralisasi dan tugas pembantuan.