Hubungan Antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional

Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-30 Sebagai akibat dianutnya Aliran Dualisme tersebut terdapat konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut. a. Hukum nasional tidak didasarkan kepada hukum internasional, demikian berlaku untuk sebaliknya. b. Tidak terdapat pertentangan antara hukum nasional dan hukum internasional. c. Hukum internasional memerlukan transformasi untuk menjadi hukum nasional. Aliran Monisme menyatakan, bahwa hukum internasional dan hukum nasional merupakan kesatuan sistem hukum. Sebagai kesatuan hukum antara hukum internasional dan hukum nasional dalam praktiknya terdapat pengutamaan-pengutamaan. Pengutamaan hukum internasional atau hukum nasional dalam Aliran Monisme dapat dilihat dalam skema berikut ini. Aliran Monisme Primat pada Hukum Nasional Primat pada Hukum Internasional Aliran monisme dengan primat pada hukum nasional menyatakan, bahwa hukum internasional merupakan kelanjutan dan hukum nasional. Atau hukum internasional merupakan hukum nasional untuk urusan luar negeri. Alasan pandangan ini kanena 1 tidak ada organisasi di atas negara dan 2 hukum internasional mengikat karena adanya wewenang negana wewenang konstitusional untuk mengadakan perjanjian internasional. Kelemahan dipraktikkannya aliran monisme dengan primat hukum nasional ini adalah 1 hanya memandang hukum yang tertulis saja dan 2 menyangkal adanya hukum internasional. Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-31 Aliran monisme dengan primat hukum internasional menyatakan, bahwa: 1 hukum nasional bersumber pada hukum internasional, 2 hukum internasional lebih ttnggt dari hukum nasional, dan 3 hukum nasional tunduk pada hukum internasional dengan pendelegasian. Alasan yang mendasari pemikiran aliran monisme dengan primat hukum tnternasional ini talah logis bahwa hukum internasional yang lebih luas cakupannya dibanding hukum nasional memiliki kedudukan yang lebih tinggt dari hukum nasional. Namun dalam praktiknya pandangan ini juga tidak terlepas dari kelemahan- kelemahan berikut: 1 kenyataan hukum internasional tidak lebih dulu ada dibanding hukum nasional dan 2 kekuatan mengikat hukum nasional tidak berasal dari hukum internasional. Akibat yang timbul dengan dianutnya aliran monisme dalam melihat hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional adalah dimungkinkannya hubungan hirarkhis antara keduanya. Bagaimanakah praktik dari beberapa negara dalam melihat hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional dapat diamati dari praktek hukum masing-masing negara tersebut. Dalam hal ini dimungkinkan adanya perbedaan prinsip yang dianut oleh tiap-tiap negara dalam menerapkan hukum internasional ke sistem hukum nasionalnya.

5. Sumber Hukum Internasional

Pengertian sumber hukum memiliki pengertian sebagai berikut : a. Mochtar Kusumaatmadja Buku I, 1982:106-107 menyatakan, bahwa sumber hukum dibedakan atas sumber hukum materiil, sumber hukum formil, dan sumber hukum kausal. Suber hakum materill menyatakan apakah yang menjadi dasar mengikatnya hukum tersebut? Sumber hukum formil menyatakan di manakah kita mendapatkan ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah dalam suatu persoalan? Sedangkan sumber hukum kausal Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-32 menyatakan faktor apakah yang membantu dalam pembentukan hukum? b. J.G. Starke Jilid 1, 1989:31 menyatakan, bahwa “sumber-sumber” materiil hukum Internasional didefinisikan sebagai bahan-bahan aktual yang digunakan oleh para ahli hukum internasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu situasi tertentu. c. Rebecca M.M. Wallace 1993:9 membedakan pengertian sumber hukum antara sumber hukum material dan sumber hukum formal. Sumber hukum material akan menunjukkan di mana hukum tersebut dapat ditemukan. Sedangkan sumber hukum formal menetapkan apa yang merupakan hukum. d. F.A. Whienu Situni 1989:10-16 menyatakan, bahwa sumber hukum material menentukan isi hukum, karena dipakai sebagai pedoman pembentukan hukum. Sedangkan sumber hukum formal menyatakan tempat menemukan hukum dan sebagai dasar mengikatnya hukum tersebut. Sumber hukum internasional secara umum didasarkan kepada ketentuan Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional. Ketentuan Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional menyatakan, bagi Mahkamah yang tugasnya memberi keputusan sesuai dengan hukum internasional, bagi perselisihan-perselisihan yang diajukan kepadanya, akan berlaku : 1. Konvensi-konvensi internasional baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang dangan tegas menyebut ketentuan- ketentuan yang diakui oleh negara-negara yang sedang berselisih. 2. Kebiasaan-kebiasaan internasional, yang terbukti merupakan praktik-praktik umum yang diterima sebagai hukum. 3. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakul oleh Bangsa-Bangsa beradab. Hubungan, Sistem Hukum, dan Organisasi Internasional 4-33 4. Keputusan-keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran dan para ahli hukum yang tercakup di berbagai negara, sebagai bahan pelengkap untuk penentuan peraturan-peraturan hukum. Namun demikian ketentuan sumber hukum internasional tersebut dalam pandangan beberapa ahli hukum internasional ada yang menambah dan ada yang memberikan modifikasi. Berikut ini akan dikemukakan pandangan beberapa ahli berkenaan dengan sumber hukum internasional tersebut, yaitu: a. J.G. Starke Jilid 1, 1989:31 menyatakan, bahwa “sumber-sumber” materiil hukum internasional terdiri atas: 1 kebiasaan, 2 traktat, 3 keputusan pengadilan atau badan-badan arbitrase, 4 karya- karya hukum, dan 5 keputusan atau ketetapan organ-organ lembaga internasional. b. Mochtar Kusumaatmadja Buku I, 1982: 109-149, pandangannya tentang sumber hukum internasional mengikuti ketentuan Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional dengan tambahan keputusan- keputusan badan-badan perlengkapan organ-organ dan organisasi internasiona1. c. Rebecca M.M. Wallace 1993:9-35, pandangannya tentang sumber hukum internasional mengikuti ketentuan Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional dengan tambahan sumber-sumber lain hukum internasional yang mungkin, seperti: 1 peraturan organisasi-organisasi internasional, 2 putusan organisasi regional, 3 hasil kerja komisi hukum internasional, dan jus cogens. Adapun klasifikasi hukum internasional adalah sebagai berikut. 1. Mochtar Kusumaatmadja Buku I, 1982:108-109 mengklasifikasikan sumber hukum internasional sebagai berikut. a. Sumber hukum primer utama: 1 Konvensi Internasional, 2 Kebiasaan Internasional, dan 3 Prinsip Hukum Umum. b. Sumber hukum subsider tambahan: 1 Keputusan Pengadilan