Penilaian Acuan Norma Pan

422

2. Penilaian

Untuk dapat melakukan penilaian harus dilakukan lebih dahulu pengukuran dengan alat tes. Hasil pengukuran dapat menggambarkan derajat kualitas, kurilitas, dan eksistensi keadaan yang diukur. Namun demikian hasil pengukuran ini belum memiliki makna bila belum dibandingkan dengan suatu acuan atau bahan pembanding. Proses membandingkan inilah yang disebut sebagai proses penilaian dan merupakan hasil pengukuran.

a. Penilaian Acuan Norma Pan

Pada acuan ini hasil belajar tiap peserta didik dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya. Pembanding yang dipakai adalah nilai rata-rata dan simpangan baku. PAN menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada jurca normal, hasil-hasil perhitungan dipakai sebagai acuan penilaian, memiliki sifat relatif sesuai dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan pada saat itu. Penggunaan sistem PAN pemberian makna skor yang diperoleh peserta didik tidak memakai kompetensi sebagai pedoman, sehingga batas lulusnya tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan kelompoknya. Sistem PAN akan lebih baik digunakan, bila syarat-syarat yang mendasari kurva normal dipenuhi, yaitu : 1. Skor terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai dengan pancaran kurva normal. 2. Jumlah siswa yang dinilai lebih dari 50 orang. Pemberian nilai berdasarkan PAN Agar diperoleh nilai bagi setiap siswa pada sistem PAN dengan tepat, dalam arti dapat menentukan status siswa dalam kelompoknya, maka skor mentah yang sudah diperoleh dari skoring diubah menjadi nilai dengan skala nilai tertentu skala 1 – 4, skala A-E atau skala 1 – 10 Sebagai contoh di bawah ini ditampilkan cara mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10 dengan pendekatan PAN. Untuk keperluan ini perlu ditempuh langkah-langkah penyusunan skor ke dalam tabel kerja, yaitu sebagai berikut : 1 Menentukan dulu banyaknya kelas interval, dengan jalan : a Mencari range R dengan mengurangi skor maksimum dengan skor minimum. b Bagilah range dalam interval-interval yang sama sedemikian rupa, sehingga jumlah kelas interval antara 6-15 atau 11-19. Rumus mencari kelas interval R 1 i + c Cara lain untuk mencari besarnya kelas interval dapat digunakan rumus starges, sebagai berikut : k = 1 + 3,3 log n 2 Mengisi kolom 2 interval yang dimulai dari skor minimum berturut-turut dengan interval yang telah ditemukan dan sejumlah kelas yang telah ditentukan pada langkah pertama. 3 Membuat taily pada kolom 3 dan mentabulasikan tiap-tiap skor ke dalam kelasnya. 4 Mengisi angka taily ke dalam kolom 4 lajur frekuensi = f 423 5 Menentukan defiasi pada lajur dan dengan menetapkan mean dugaan M pada kelas tertentu kelas yang paling besar frekuensinya selanjutnya meletakkan angka deviasi secara berurutan dari nol ke atas dan ke bawah ke atas diberi tanda plus +, ke bawah minus -. 6 Mengisi lajur fd dengan mengalikan lajur februari dan dijumlahkan 7 Mengisi lajur fd 2 , kemudian dijumlahkan. Contoh : Umpama seorang guru memperoleh skor mentah dari hasil ujian ekonomi di kelas II A 2 SMA yang berjumlah 50 siswa, yaitu sebagai berikut : 16 64 87 36 65 42 43 54 47 51 77 55 68 42 40 47 42 46 45 50 20 57 28 37 44 51 40 39 39 71 28 39 21 48 46 37 41 43 49 57 29 44 34 50 45 35 44 52 56 45 Untuk mengolah skor mentah tersebut menjadi nilai 1-10 berdasarkan PAN adalah sebagai berikut : Skor maksimum = 87 Skor minimum = 7 Range minimum = 87 – 7 – 80 8 Banyaknya kelas interval : R 80 1 1 11 i 8 + = + = Jadi interval i = 8 interval = 11 TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Kelas Interval Tally f d fd fd 2 1 87 – 94 | 1 +6 6 36 2 79 – 86 - +5 3 71 – 78 || 2 +4 8 32 4 63 – 70 ||| 3 +3 9 27 5 55 – 62 |||| 4 +2 8 16 6 47 – 54 |||| |||| | 11 +1 11 11 7 39 – 46 |||| |||| |||| ||| 18 8 31 – 38 |||| 4 -1 -4 4 9 23 – 30 ||| 3 -2 -6 12 10 15 – 22 ||| 3 -4 -9 27 11 7 – 14 | 1 -4 -4 16 N = 50 +19 ∑ fd 181 ∑ fd 2 Mean M = M 1 + fd i N Σ       = 42,5 + 8 19 50       = 42,5 + 5,04 = 45,54 M 1 Mean dugaan diperoleh dari nilai tengah dari kelas interval 39 – 46, yaitu : 424 M 1 = 39 46 85 2 2 + = = 42,5 Deviasi standar DS dapat dihitung sebagai berikut : DS = 2 2 i fd fd N N Σ Σ   −     DS = 2 8 181 19 50 50   −     = 8 3, 62 0,1444 − = 8 3, 5756 = 8 x 1,89 = 15,12 dibulatkan = 15 Setelah semua ditemukan mean dan DS Mean = 45,54 dan DS = 15, langkah selanjutnya ialah mengubah skor mentah ke dalam nilai 1 – 10 dengan menggunakan rumus, batas bawah masing-masing nilai dalam skala 1 – 10 yaitu sebagai berikut : M + 2,25 DS = batas bawah nilai 10 M + 1,75 DS = batas bawah nilai 9 M + 1,25 DS = batas bawah nilai 8 M + 0,75 DS = batas bawah nilai 7 M + 0,25 DS = batas bawah nilai 6 M – 0,25 DS = batas bawah nilai 5 M – 0,75 DS = batas bawah nilai 4 M – 1,25 DS = batas bawah nilai 3 M – 1,75 DS = batas bawah nilai 2 M – 2,25 DS = batas bawah nilai 1 Hasil perhitungan : 45,54 + 2,25 x 15 = 79,29 dibulatkan = 79 nilai 10 45,54 + 1,75 x 15 = 71,29 dibulatkan = 72 nilai 9 45,54 + 1,25 x 15 = 64,29 dibulatkan = 64 nilai 8 45,54 + 0,75 x 15 = 56,79 dibulatkan = 57 nilai 7 45,54 + 0,25 x 15 = 49,29 dibulatkan = 49 nilai 6 45,54 – 0,25 x 15 = 41,79 dibulatkan = 42 nilai 5 45,54 – 0,75 x 15 = 34,29 dibulatkan = 34 nilai 4 45,54 – 1,25 x 15 = 26,79 dibulatkan = 27 nilai 3 45,54 – 1,75 x 15 = 19,29 dibulatkan = 19 nilai 2 45,54 – 2,25 x 15 = 11,79 dibulatkan = 12 nilai 1

b. Pendekatan Acuan Patokan PAP