330 Model pembelajaran menggambarkan tingkat terluas dari praktek pendidikan
dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktivitas peserta
didik untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran topik konten. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Bruce dan koleganya Joyce, Weil dan Showers, 1992. Atas dasar pemikirannya dalam Winataputra 2005: 3, yang dimaksud model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Lebih lanjut Ismail 2003 menyebutkan bahwa istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode
tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Dalam setiap model terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Menurut arti secara leksikal, strategi pembelajaran adalah rencana
atau kebijakan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian strategi pembelajaran mengacu kepada pendekatan yang dapat dipakai oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dikelompokkan menjadi strategi langsung direct, strategi tidak langsung indirect, strategi
interaktif interactive, strategi melalui pengalaman experiential, dan strategi mandiri independent.
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas di mana guru dan peserta didik terlibat
selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode
berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan
dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Selain memiliki keragaman model, strategi, dan metode pembelajaran, guru juga perlu memilki keterampilan-keterampilan pembelajaran Keterampilan
merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. Di dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi, pembelajaran
langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan. Dalam keterampilan- keterampilan pembelajaran ini juga mencakup kegiatan perencanaan yang
dikembangkan guru, struktur dan fokus pembelajaran, serta pengelolaan pembelajaran.
b. Peranan Guru dalam Pembelajaran
Guru adalah
jabatan profesional
dengan cirri
memerlukan persiapanpendidikan khusus, menuntut kecakapan sesuai persyaratan dari pihak
yang berwenang, serta mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau negara. Menurut UU Pendidikan RI No.20 Thn 2003 Guru adalah tenaga pendidik dengan
tugas utama di bidang profesi adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih. Di bidang kemanusiaan sebagai orang tua kedua, dan di bidang kemasyarakatan
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Tugas sebagai fasilitator relatif lebih berat dibandingkan hanya sebagai transmiter
pembelajaran. Guru sebagai fasilitator akan memiliki konsekuensi langsung sebagai perancang, model, pelatih, dan pembimbing. Di samping sebagai
331 fasilitator, secara lebih spesifik peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai
expert learners, sebagai manager, dan sebagai mediator. Sebagai expert learners, guru diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang materi pembelajaran,
menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik, menyediakan masalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran, mengubah strategi
ketika peserta didik sulit mencapai tujuan, berusaha mencapai tujuan kognitif, metakognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
Sebagai manager, guru berkewajiban memonitor hasil belajar para peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi mereka, memonitor disiplin kelas dan
hubungan interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan waktu dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, guru berperan sebagai expert teacher yang
memberi keputusan mengenai isi, menseleksi proses-proses kognitif untuk mengaktifkan pengetahuan awal dan pengelompokan peserta didik.
Sebagai mediator, guru memandu mengetengahi antar peserta didik, membantu para peserta didik memformulasikan pertanyaan atau mengkonstruksi
representasi visual dari suatu masalah, memandu para peserta didik mengembangkan sikap positif terhadap belajar, pemusatan perhatian, mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan awal, dan menjelaskan cara mengaitkan gagasan-gagasan para peserta didik, pemodelan proses berpikir dengan
menunjukkan kepada peserta didik ikut berpikir kritis. Terkait dengan desain pembelajaran, peran guru adalah menciptakan dan memahami sintaks
pembelajaran. Penciptaan sintaks pembelajaran yang berlandaskan pemahaman akan mempermudah implementasi pembelajaran oleh guru lain atau oleh peserta
didik itu sendiri. Sintaks pembelajaran adalah langkah-langkah operasional yang dijabarkan berdasarkan teori desain pembelajaran. Sintaks pembelajaran yang
berlandaskan paham konstruktivistik acap kali mengalami adaptasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menjadi penting untuk menyempurnakan sintaks yang rekursif,
fleksibel, dan dinamis.
Tugas sebagai fasilitator relatif lebih berat dibandingkan hanya sebagai transmiter pembelajaran. Guru sebagai fasilitator akan memiliki konsekuensi
langsung sebagai perancang, model, pelatih, dan pembimbing. Di samping sebagai fasilitator, secara lebih spesifik peranan guru dalam pembelajaran adalah
sebagai expert learners, sebagai manager, dan sebagai mediator. Sebagai expert learners, guru diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang materi
pembelajaran, menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik, menyediakan masalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran,
merubah strategi ketika peserta didik sulit mencapai tujuan, berusaha mencapai tujuan kognitif, metakognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
Sebagai manager, guru berkewajiban memonitor hasil belajar para peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi mereka, memonitor disiplin kelas dan
hubungan interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan waktu dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, guru berperan sebagai expert teacher yang
memberi keputusan mengenai isi, menseleksi proses-proses kognitif untuk mengaktifkan pengetahuan awal dan pengelompokan peserta didik. Sebagai
mediator, guru memandu mengetengahi antar peserta didik, membantu para peserta didik memformulasikan pertanyaan atau mengkonstruksi representasi
visual dari suatu masalah, memandu para peserta didik mengembangkan sikap positif terhadap belajar, pemusatan perhatian, mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan awal, dan menjelaskan bagaimana mengaitkan gagasan-gagasan para peserta didik, pemodelan proses berpikir dengan menunjukkan kepada
peserta didik ikut berpikir kritis.
Di samping penguasaan materi, guru juga dituntut memiliki keragaman model atau strategi pembelajaran, karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat
332 digunakan untuk mencapai tujuan belajar dari topik-topik yang beragam. Apabila
konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para guru, maka upaya mendesain pembelajaran bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang menantang.
c. Model-model Pembelajaran