417 jawaban yang lebih benar jumlahnya pada siswa lower group, dan sedikit pada
upper group. Pilihan jawaban a, tidak efektif, karena daya pembedanya rendah. Pilihan b sebagai distraktor tidak efektif, sebab menarik jawaban lebih banyak
dari siswa upper gorup. Kejadian semacam ini disebabkan karena distraktor b membingungkan. Option c sama sekali tidak efektif, karena tidak dapat menarik
jawaban seorangpun, sebab dapat mengundang jawaban oleh siswa upper group yang lebih sedikit.
C. Latihan
Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang, kemudian susunlah sebuah kisi-kisi instrumen untuk menilai penguasaan peserta didik terhadap salah
satu kompetensi dasar mata pelajaran IPS SMPMTs yang dilengkapi dengan instrumennya. Setelah selesai presentasikan hasil pekerjaan saudara sesama
kelompok yang lain.
D. Lembar Kegiatan 1.
Alat dan Bacaan
a. Satu set buku teks pelajaran Ekonomi b. Standar isi kurikulum Mata pelajaran Ekonomi
2. Prasyarat
Peserta pelatihan telah memiliki pengalamn menjadi guru mata pelajaran
Ekonomi selama 5 tahun.
3. Langkah Kegiatan
a. Rumuskan kompetensi dasar berdasarkan standar kompetensi dari kurikulum
b. Rumuskan indikator-indikator setiap kompetensi dasar. c. Tentukan teknik penilaian untuk pengukuran indikator-indikator, serta
tentukan jenis dan bentuk instrumen yang akan digunakan untuk kegiatan pengukuran melalui tabel kisi-kisi instrumen.
d. Tuliskan susunan instrumen menurut penilaian sesuai dengan susunan yang ada pada tabel kisi-kisi.
4. Hasil
a. Tabel kisi-kisi instrumen penilaian. b. Seperangkat instrumen penilaian dalam bentuk tes tertulis serta non tes
lembar pengamatan, kuesioner, skala sikap
E. Rangkuman
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik,
penilaian dan kegiatan belajar mengajar serta pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Salah satu ciri kurikulum berbasis kompetensi yaitu menerapkan pembelajaran kontekstual yaitu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
membantu peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksible dapat diterapkan
atau ditranfer dari satu permasalahankonteks ke permaslahankonteks lainnya Setiap kompetensi yang tercantum dalam kurikulum menggambarkan kemampuan
yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, sehubungan dengan hal itu maka
untuk mengukur kompetensi tersebut tidak cukup hanya dengan teknik tes, akan tetapi penggunaan teknik non-tes akan menjadikan penilaian lebih valid dan
komprehensif.
418 Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik yang
berkaitan dengan aspek kognitif menggunakan logika untuk memahami konsep- konsep secara utuh, sedangkan teknik non-tes digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik berkaitan dengan aspek sikap dan keterampilan yaitu kemampuan mengaplikasikan konsep ke dalam kehidupan nyata sehari-hari dari
peserta didik
Penyusunan kisi-kisi instrumen sebagai upaya guru dalam melaksanakan dan mewujudkan penilaian pembelajaran yang valid dan komprehensif. Setiap
instrumen mempunyai kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik
secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seorang
peserta didik. Selain itu intrepretasi hasil tes bersifat tidak mutlak karena peserta didik terus berkembang sesuai pengalaman belajar yang dialaminya.
Penilaian yang sahih dan komprehensif dapat dicapai dalam pembelajaran bilamana guru selaku aktor pengelola pembelajaran di kelas mampu menyusun
instrumen penilaian secara sistematis. Upaya tersebut bisa diwujudkan dengan mempersiapkan instrumen penilaian melalui tabel kisi-kisi instrumen.
Setiap instrumen memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga dalam menyusun
instrumen hendaknya
memperhatikan pada
kaidah-kaidah penulisannya. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas perlu dilakukan
analisis instrumen tentang validitas instrumen, reliabilitas instrumen, sedangkan instrumen tes, khususnya tes pilihan ganda ditambahkan analisis tentang tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas distraktor.
419
BAB IV. KEGIATAN BELAJAR 3 SKORING DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI
A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi dasar
Peserta pelatihan memiliki ketrampilan dalam menentukan capaian kompetensi peserta didik melalui skoring dan pendekatan penilaian yang sesuai.
2. Indikator a. Terampil menerapkan teknik skoring terhadap hasil pengukuran
pembelajaran. b. Terampil menilai hasil belajar peserta didik melalui pendekatan yang sesuai
B. Uraian Materi : Skoring dan Penilaian Pembelajaran Ekonomi 1. Skoring
Setelah pengukuran kemampuan peserta didik melalui berbagai instrumen, tugas guru selanjutnya adalah mengadakan koreksi terhadap hasil
isian instrumen yang telah dikenakan pada sasaran yang diukur dalam hal ini aktivitas belajar peserta didik. Setiap jenis tes apakah essay atau obyektif
memiliki teknik skoring masing-masing, berikut ini diungkapkan teknis atau cara dalam skoring pada masing-masing jenis instrumen.
a. Skoring pada tes essay
1 Lakukan skoring terhadap jawaban-jawaban soal essay dalam hubungannya dengan hasil belajar yang sedang diukur.
2 Untuk soal-soal essay dengan jawaban terbatas restricted response questions, berilah skor dengan point method; gunakan pedoman
jawaban sebagai guide atau petunjuk. Tulislah lebih dulu pedoman jawabannya untuk tiap soal, dan tentukan skor yang dikenakan kepada
tiap soal atau bagian soal dengan weighting atau pembabatan.
3 Untuk soal-soal essay dengan jawaban terbuka extended response questions, skorlah dengan rating method; gunakan kriteria tertentu
sebagai guide. Untuk itu bisa dilakukan dengan mengklarifikasikan jawaban-jawaban ke dalam 5 tingkat, yang selanjutnya diberi skor 0, 1,
2, 3, 4 atau A, B, C, D dan F.
4 Berikan skor atas jawaban-jawaban soal demi soal, dan bukan siswa demi siswa. Dengan demikian dapat dihindarkan terjadinya halo effect.
5 Berikan skor jawaban-jawaban soal essay tanpa mengetahui identitas siswa yang mengerjakan itu.
6 Bilamana mungkin, mintalah dua atau tiga orang guru lain yang mengetahui masalah itu untuk menilai tiap jawaban. Ini diperlukan untuk
mencek reliabilitas skoring terhadap jawaban-jawaban essay itu. b. Skoring pada tes obyektif
1 Fill in completion tes isian dan melengkapi Setiap isian yang dijawab benar diberi skor satu. Rumus skoring yang
digunakan adalah sebagai berikut. S = skor
R = jumlah isian yang dijawab betul right Contoh :
Misalkan sebuah tes berbentuk fill-in terdiri dari 30 isian. Ahmad mengerjakan tes tersebut 23 isian dijawab betul, 5 isian salah dan 2
isian tidak dijawab. Maka skor Ahmad = 30 – 7 – 23
2 True-false tes tes benar-salah Setiap item yang dijawab betul diberi skor satu. Rumus yang
dipergunakan : S = R