186 4. Kita dapat mengandalkan teknologi untuk masalah pemesanan ulang reordering
dan pemesanan pembelian purchase order. Dengan demikian penghematan waktu dan tenaga dapat diterapkan. Contohnya, suatu perangkat lunak terintegrasi
akan secara otomatis memunculkan nama pemasok dan alamat dalam suatu form isian di komputer, yang pernah dibuat ke suatu pemasok sehingga kita tidak perlu
mengisi ulang form tsbt.
5. Dengan menggunakan teknologi, kecepatan pemrosesan transaksi pada kasir dapat ditingkatkan sehingga antrian yang umumnya terjadi pada kasir dapat
dikurangi. Antrian yang sering terjadi biasanya disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan kasir untuk memasukkan data berupa kode barang ke cash register
jika belum digunakan mesin scanner barcode. Konsumen yang tergesa-gesa, umumnya akan milih mengembalikan barang dan meninggalkan toko daripada
harus menunggu.
6. Kita dapat membuat laporan keuangan melalui data yang diperoleh secara akurat sehingga dapat terlihat apakah toko yang dikelola untung atau rugi, dan jika terjadi
kerugian dan sekaligus akan dapat diketahui sebabnya. 7. Teknologi dapat membantu pengontrolan barang dalam gudang. Kita dapat
mengetahui barang-barang yang dijual dan juga barangbarang yang sudah mendekati kadaluarsa.
8. Kita dapat membuat tingkatan pada 100 barang-barang yang paling banyak terjual. Sehingga pengelola toko mudah melakukan pemesanan kembali terhadap barang
tersebut. 9. Kita dapat selalu berhubungan dengan konsumen. Dengan mengetahui nama,
alamat dan nomor hp, maka setiap saat pengelola dapat berhubungan langsung dengan konsumen, misal ada promosi khusus maka pengelola dapat
informasikanke konsumen. 10. Kita dapat membuat tingkatan untuk 100 konsumen yang sering berbelanja ke toko
kita. Dengan demikian dapat dibuat suatu promosi khusus untuk konsumen atau pelanggan yang setia ke toko kita.
C. Latihan Soal 1. Sebut dan terangkan karakteristik dari jenis-;jenis Layout suatu ritel
2. Sebutkan perangkat keras yang biasa digunakan dalam mengoperasikan suatu
ritel 3. Apa beda antara UPC dengan EDI dalam operasional bisnis ritel?
4. Langkah-langkah apakah yang dilakukan pebinis ritel dalam menganlisis penjualannya dapat menghasilkan keuntungan yang optimal?
187
BAB 5. KEGIATAN BELAJAR 4
PENJUALAN JASA A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
1. Standar Kompetensi
Menyiapkan proses penjualan Jasa
2. Kompetensi Dasar
a. Menjelaskan Pengertian Penjualan Jasa b. Menganlisis Karakteristik Jasa
c. Menyiapkan Penerapan Bauran Pemasaran Jasa d. Menyiapkan Pengukuran Kualitas Jasa dan kepuasan pelanggan
B. Uraian Materi 1. Pengertian Penjualan Jasa
Kotler 1995: 15 mendifinisikan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari
barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dengan demikian manajemen
pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang mencakup barang jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya dengan memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.
Namun demikian secara khusus pemasaran jasa service marketing tidak sama dengan pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Disamping itu proses produksi jasa tidak
selalu dikaitkan dengan produksi fisik.
2. Karakteristik Jasa
Sebelum mengetahui karakteristik jasa terlebih dahulu kita ketahui apa perbedaan antara “Barang” dan “Jasa”. Menurut Lovelock 1991: 7-8 terdapat tujuh
hal yang membedakan pemasaran barang dan jasa, meliputi: 1. Nature of the product, yaitu produk digambarkan sebuah obyek, alat, atau benda,
sedang jasa adalah perbuatan, penampilan atau usaha. 2. Greater involvement of customer, yaitu konsumen aktif terlibat dalam proses
produksi misalnya: a konsumen mengambil mengembalikan barang sendiri, b saat pijat konsumen memberikan informasi daerah yang sakit atau yang enak.
3. People as part of the product, yaitu konsumen terlibat dalam produksi penggunaan jasa dan tidak hanya berhubungan dengan instruktur, pelatih, atau tukang
pijat, tetapi dengan orang lain konsultan, dokter olahraga dan lain-lain. 4. Greater difficults in maintaining quality control standart, yaitu pada jasa sulit
distandarisasikan, tetapi pada barang dapat distandarisasi. 5. Absense of inventories, yaitu jasa merupakan performance yang tidak dapat
disimpan seperti barang. 6. Importance of time factor, yaitu faktor waktu untuk jasa sangat penting, misalnya
konsumen diberitahu berapa lama untuk menunggu sampai jasa dapat dinikmati. Hal ini berbeda dengan barang yang mempunyai stok persediaan.
7. Different distribution channel, yaitu pada jasa saluran distribusi bervariasi misalnya dengan saluran elektronik, adapun pada barang distribusi mengggunakan
saluran fisik.
Adapun Stanton William. J 1991: 220 mendifinisikan tersendiri bahwa pada
hakekatnya jasa bersifat tak teraba intangible, yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain. Untuk