413 5
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu mendengarkan usul-usul ke dua orang tuaku
6 Bekerjasama dengan orang lain berbeda suku
lebih baik dihindarkan. Keterangan :
SS = sangat setuju; S = setuju; TP = tidak berpendapat ragu- ragu; TS = tidak setuju; STS = sangat tidak setuju
Instrumen penilaian minat belajar
Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa obyek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap obyek tersebut crites,
1969:29. Minat juga merupakan kemampuan untuk memberikan stimulus yang mendorong seseorang untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan berdasarkan
pengalaman yang sebenarnya Crow and Crow, 1984:248. Berdasarkan kedua pernyataan ini, maka minat merupakan pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan
Skiner, 1974:337 dan dapat membangkitkan gairah sesseorang serta melahirkan kesediaannya untuk menggunakan waktu, ruang, energy dalam memenuhi
kesukaannya Raths, et al.,1996:69. Siswa yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran perhatiannya akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat
untuk terlibat secara aktif dalam pelajaran tersebut. Oleh karena itu definisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat
membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Kisi-ksi dan soalnya
adalah sebagai berikut :
NO DIMENSI
INDIKATOR NOMOR SOAL
1 Kesukaan
Gairah 8, 13
Inisiatif 16, 17
2 Ketertarikan
Responsif 10, 15, 20
Keseleraan 2, 6, 9
3 Perhatian
Konsentrasi 7, 19
Ketelitian 3, 10
4 Keterlibatan
Kemauan 4, 5
Keuletan 1, 18
Kerja keras 12, 14
Keterangan : nomor yang bergaris bawah adalah untuk pernyataan positif
Contoh instrumen seperti berikut ini. NO
PERNYATAAN SS
S KK
J TP
1 …
2 Saya segera mengerjakan PR sebelum datang
pekerjaan yang lain 7
Saya asyik dengan pikiran sendiri ketika guru menerangkan di kelas
16 Saya suka membaca buku ekonomi
20 …
Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang, J =
jarang, TP = tidak pernah
g. Item Analisis Analisis Soal
Tujuan khusus item analysis adalah untuk mencari soalan tes mana yang baik dan mana yang tidak baik. Selanjutnya dengan mengetahui soal-soal yang
tidak baik dapat diambil langkah-langkah perbaikan terhadap soal-soal tersebut.
414 Dengan membuat item analysis, sedikitnya kita dapat mengetahui tiga hal
penting yang dapat diperoleh dari tiap soal, yaitu : a. Sampai dimana tingkat kesukaran soal itu difficulty level of antara item
b. Apakah soal itu mempunyai daya pembeda discriminating power, sehingga dapat membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok
siswa yang bodoh. c. Apakah semu alternatif jawaban optimis menarik jawaban-jawaban ataukah
tidak.
1 TarafTingkat Kesukaran Soal
Untuk mengetahui taraf kesukaran soal diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1 Mengelompokkan siswa dalam tiga kelompok. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada rangking skor yang diperoleh dalam kelompok
tersebutketiga kelompok yang dimaksud tersebut. 2 Kelompok pandai atau upper group 25 dari ranking bagian atas.
3 Kelompok kurang atau group 25 dari ranking bagian tengah. 4 Kelompok sedang atau middle group 50 ranking bagian tengah.
Yang diperlukan dalam analisis soal selanjutnya ialah kelompok pandai upper group dan kelompok kurang lower group; sedangkan kelompok
sedang middle group kita biarkan. 1 Menghitung jumlah siswa dalam kelompok pandai dan kelompok kurang
yang menjawab soal tersebut dengan betul. 2 Menentukan taraf kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
U L
TK T
+ =
Keterangan : TK = tingkattaraf kesukaran soal
U = jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai upper group yang
menjawab benar untuk setiap soal L
= jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang lower group yang menjawab benar untuk setiap soal
T = jumlah siswa dari upper gropu dan lower group
Contoh : Dalam tabulasi dari suatu item item no 1 diketahui dari 10 orang kelompok
pandai yang dapat menjawab benar 9 orang dan 10 orang kelompok kurang yang dapat menjawab benar 4 orang. Maka tingkat kerusakan soal tersebut
adalah sebagai berikut :
TK = U
L 9 4
T 20
+ +
=
= 0,65 3 Menentukan kriteria bagi soal yang baik dan tidak baik, yaitu sebagai
berikut : a Untuk soal yang berbentuk true-false
TK ≤
0,16 dikategorikan soal yang sukar TK
≥ 0,84 dikategorikan soal yang mudah
b Untuk soal yang berbentuk multiple choice 3 option TK
≤ 0,21 dikategorikan soal yang sukar
TK ≥
0,79 dikategorikan soal yang mudah c Untuk soal multiple choice 4 option
TK ≤
0,24 dikategorikan soal yang sukar TK
≥ 0,76 dikategorikan soal yang mudah
415
2 Daya Pembeda Soal
Yang dimaksud daya pembeda suatu soal ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok upper group
dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok lower group. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghitung indeks daya
pembeda suatu soal, sama dengan yang dilakukan pada saat menghitung tingkat kesukaran soal, baik dalam hal menentukan kelompok pandai upper
group dan lower group, maupun dalam menghitung jumlah siswa pada tiap-tiap kelompok yang menjawab benar dari suatu soal tersebut.
Untuk menghitung indek daya pembeda soal dapat digunakan dengan dua cara, yaitu :
1 Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1 2
U L
DP T
−
Keterangan : DP = indek daya pembeda soal
U = jumlah siswa kelompok upper group yang menjawab benar dari soal
itu L
= jumlah siswa kelompok lower group yang menjawab benar dari soal itu
T = jumlah siswa upper group dan lower group
Contoh : Dari suatu soal dikerjakan oleh 20 orang masing-masing 10 orang
termasuk upper group dan 10 orang lower group. Jumlah siswa upper group yang menjawab soal tersebut dengan benar sebanyak 9 orang dan
jumlah siswa lower group yang menjawab benar sebanyak 4 orang, berapa indek daya pembeda soal tersebut
DP =
1 2
U L
T
−
= 9 4
5 0, 5
10 10
− = =
2 Dengan menggunakan “Tabel koefisien biserial” Untuk menentukan r bis melalui “Table Normalized Coefficient” dari J.C
Flanagan lihat tabel adalah sebagai berikut : a Mencari proporsi dari jumlah siswa yang menjawab benar baik pada
upper group maupun lower group. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 Proporsi jumlah siswa kelompok upper group yang menjawab benar.
PU = RU
NU x 100
Keterangan : PU = proporsipersentase jumlah siswa upper group yang
menjawab benar. RU = jumlah siswa upper group yang menjawab benar
NU = jumlah siswa upper group 27 dari seluruh siswa 2 Proporsipersentase jumlah siswa kelompok lower group yang
menjawab benar PL =
RL NL
x 100
416 Keterangan :
PL = proporsipersentase jumlah siswa lower group yang menjawab benar.
RL = jumlah siswa lower group yang menjawab benar NL = jumlah siswa lower group 27 dari seluruh siswa
b Memasukkan hasil perhitungan PU dan PL dalam tabel, dengan cara menarik garis pada lajur Proportion of correct respone in the upper
group 27 percent” ke bawah sesuai dengan besarnya PU yang diperoleh melalui perhitungan, dan selanjutnya menarik garis ke kanan pada baris
“Proportion of correct respone in the lower group 27 percent” sesuai dengan besarnya PL yang diperoleh melalui perhitungan. Hasil
perpotongan dari garis pada lajur dan baris pada tabel tersebut akan ditemukan angka yang menunjukkan besarnya indek daya beda dari
soal yang bersangkutan koefisien biserial r-bis. Apabila titik potong antara dua garis pada lajur dan baris menunjukkan pada tempat kosong,
berarti r bis indek daya beda soal negatif.
Contoh : Dari soal 2.a di muka diketahui dari kelompok upper group yang menjawab
benar 9 orang dan kelompok lower group yang menjawab benar 4 orang. Maka dapat dihitung hal sebagai berikut :
PU = RU
NU x 100
= 9
10 x 100 = 90
PL = RL
NL x 100
= 4
10 x 100 = 40
Dari hasil perhitungan tersebut kita masukkan pada tabel, dimana angka 90 pada bagian “Proportion of correct responein the upper group 27 percent”
terletak pada lajur ketiga dari kanan untuk PL 40. Pada bagian “Proportion of correct respone in the lower group 27 percent” angka 40 tidak ditemukan,
untuk itu kita ambil angka 42 sebagai angka yang paling dekat dengan PL = 40. Perpotongan antara lajur 90 dan baris 42 terletak pada angka 54.
Ini berarti r bis soal tersebut adalah 0,54.
Kriteria untuk soal dilihat dari indeks daya beda Soal yang indeks daya beda lebih besar dari 0,20. DB = 0,20 dikategorikan
sebagai soal yang baik.
3 Efektivitas Distraktor Pengecah
Seberapa jauh option dapat memenuhi fungsinya dapat diketahui dengan cara memperhatikan jumlah pemilih untuk tiap pilihan jawaban, baik
oleh siswa upper group maupun lower group. Berikut ini disajikan satu contoh soal yang mempunyai 4 option.
Pilihan jawaban a
b c
d Jumlah
Jawaban upper group 5
4 1
10 Jawaban lower group
3 3
4 10
Jumlah 8
7 5
20 Jawaban betul untuk soal di atas adalah a pilihan jawaban option, b, c dan d
sebagai distraktor. Pada umumnya distraktor yang baik dapat mengudang
417 jawaban yang lebih benar jumlahnya pada siswa lower group, dan sedikit pada
upper group. Pilihan jawaban a, tidak efektif, karena daya pembedanya rendah. Pilihan b sebagai distraktor tidak efektif, sebab menarik jawaban lebih banyak
dari siswa upper gorup. Kejadian semacam ini disebabkan karena distraktor b membingungkan. Option c sama sekali tidak efektif, karena tidak dapat menarik
jawaban seorangpun, sebab dapat mengundang jawaban oleh siswa upper group yang lebih sedikit.
C. Latihan
Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang, kemudian susunlah sebuah kisi-kisi instrumen untuk menilai penguasaan peserta didik terhadap salah
satu kompetensi dasar mata pelajaran IPS SMPMTs yang dilengkapi dengan instrumennya. Setelah selesai presentasikan hasil pekerjaan saudara sesama
kelompok yang lain.
D. Lembar Kegiatan 1.
Alat dan Bacaan
a. Satu set buku teks pelajaran Ekonomi b. Standar isi kurikulum Mata pelajaran Ekonomi
2. Prasyarat
Peserta pelatihan telah memiliki pengalamn menjadi guru mata pelajaran
Ekonomi selama 5 tahun.
3. Langkah Kegiatan
a. Rumuskan kompetensi dasar berdasarkan standar kompetensi dari kurikulum
b. Rumuskan indikator-indikator setiap kompetensi dasar. c. Tentukan teknik penilaian untuk pengukuran indikator-indikator, serta
tentukan jenis dan bentuk instrumen yang akan digunakan untuk kegiatan pengukuran melalui tabel kisi-kisi instrumen.
d. Tuliskan susunan instrumen menurut penilaian sesuai dengan susunan yang ada pada tabel kisi-kisi.
4. Hasil
a. Tabel kisi-kisi instrumen penilaian. b. Seperangkat instrumen penilaian dalam bentuk tes tertulis serta non tes
lembar pengamatan, kuesioner, skala sikap
E. Rangkuman
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik,
penilaian dan kegiatan belajar mengajar serta pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Salah satu ciri kurikulum berbasis kompetensi yaitu menerapkan pembelajaran kontekstual yaitu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
membantu peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksible dapat diterapkan
atau ditranfer dari satu permasalahankonteks ke permaslahankonteks lainnya Setiap kompetensi yang tercantum dalam kurikulum menggambarkan kemampuan
yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, sehubungan dengan hal itu maka
untuk mengukur kompetensi tersebut tidak cukup hanya dengan teknik tes, akan tetapi penggunaan teknik non-tes akan menjadikan penilaian lebih valid dan
komprehensif.