383
BAB II KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DASAR, JENIS DAN TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi dan indikator
Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar 1 diharapkan peserta dapat memahami konsep dasar penilaian pembelajaran, yang selanjutnya dapat
menerapkan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran dari mata pelajaran yang diampu terhadap siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Konsep dasar
penilaian pembelajaran berbasis kompetensi meliputi : pengertian, fungsi atau tujuan, prinsip-prinsip penilaian pembelajaran dan teknik pengukuran baik pada
ranah kognitif afektif dan psikomotorik.
B. Uraian Materi 1. Pengertian AssesmenPenilaian Pembelajaran
Berbagai pengertian Assesmen dikemukakan oleh beberapa pakar diantaranya pengertian Assesmen menurut Suharsimi Arikunto 2003
Melakukan Assesmen meliputi dua langkah yaitu 1 Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif,
dan 2 Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Pengukuran bersifat kuantitatif, sedangkan pengukuran
bersifat kualitatif.
Pengertian Assesmen menurut Wrightstone dalam Ngalim Purwanto 1984 Assesmen Pendidikan merupakan penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum, sedangkan Mehrens Lehmann 1978 menyatakan
bahwa Assesmen pembelajaran adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.
Sejalan dengan pengertian di atas Wayan Nurkancna mengatakan bahwa Assesmen pendidikan adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segalasesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dunia pendidikan.
Dari bebagai pengertian Assesmenpenilaian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa minimal ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Kegiatan penilaianAssesmen tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai karena tujuan-tujuan pembelajaran
tersebut merupakan acuan dan kriteria pokok dalam pelaksanaan Assesmen pembelajaran.
2. Kegiatan penilaian pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis artinya bahwa Assesmen pembelajaran merupakan suatu kegitan yang
terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Dikatakan sebagai suatu proses karena Assesmen pembelajaran karena kegiatan Assesmen
dilakukan mulai dari awal, selama kegiatan berlangsung, dan pada akhir kegiatan.
3. Dalam kegiatan penilaianAssesmen pembelajaran diperlukan berbagai informasi baik menyangkut hasil pengukuran ulangan, sikap, perilaku
siswa, tugas-tugas dan informasi lainnya yang dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan dalam Assesmen pembelajaran.
2. Fungsi Penilaian dalam pendidikan Fungsi Penilaian dalam bidang pendidikan dan pembelajaran mempunyai
fungsi sebagai berikut :
384 a. Untuk mengetahui taraf kesiapan dari peserta didik untuk menempuh
suatu pendidikan tertentu. b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses
pendidikanpembelajaran atau pencapaian kompetensi yang diharapkan. c. Untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar dapat dilanjutkan dengan
bahan atau materi selanjutnya, ataukah harus mengulang kembali pada kegiatan belajar tersebut.
d. Untuk keperluan bimbingan dan konseling. Hasil Assesmen dapat dijadikan informasi atau data bagi guru pembimbing dalam membuat
diagnosa siswa, untuk mengetahui dalam hal apa siswa memerlukan bimbingan, sebagai dasar menagani kasu-kasus tertentu siswa, serta
sebagai acuan dalam melayani kebutuhan siswa dalam bimbingan karir.
e. Untuk menentukan kelulusan peserta didik pada jenjang pendidikannya. f. Untuk keperluan pengembangan kurikulum dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini materi kurikulumyang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat
perlu diganti dengan materi yang lebih sesuai.
3. Prinsip-prinsip Penialian Pembelajaran
Untuk dapat melakukan penilaian pembelajaran secara efektif, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip Assesmen pembelajaran yang dapat
dijadikan dasar dalam pengembilan keputusan. Adapun prinsip-prinsip tersebut terdiri dari prinsip umum dan prinsip-prinsip Assesmen lainnya yaitu :
a. Prinsip umum dalam kegiatan Assesmen pembelajaran yaitu adanya
triangulasi atau hubungan yang erat antara 3 komponen yaitu hubungan erat antara :
1 Tujuan pembelajaran 2 Kegiatan Pembelajaran
3 Assesmenpenilaian
Tujuan a b
Kegiatan Pembelajaran Assesmenpenilaian
c
a Hubungan antara tujuan dengan Kegiatan pembelajaran; kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan pembelajaran mengacu pada tujuan dan
langkah dari tujuan dilanjutkan pemikirannya ke kegiatan pembelajaran
b Hubungan antara tujuan dengan Assesmen; Assesmen adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauhmana tujuan sudah tercapai,
selain itu langkah dalam menyusun alat Assesmen mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c Hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan Assesmen; menunjukan bahwa Assesmen harus mengacu pada kegiatan pembelajaran, di sisi lain
dan Assesmen merupakan pengukur kegiatan pembelajaran. Adapun
prinsi-prinsip lain
yang perlu
diperhatikan dari
penialianAssesmen pembelajaran di antaranya :
385 a. Mendidik ; mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan
pencapaian belajar peserta didik sehingga hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi peserta didik untuk lebih giat
belajar. b. Terbuka; prosedur dan kriteria penilaian serta dasar pengambilan
keputusan diketahui oleh pihak yang terkait. c. Menyeluruh; penilaian meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan
dinilai, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan dan psikomotor yang direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak.
d. Terpadu; menilai apapun yeng dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar, artinya penilaian tidak hanya pada akhir kegiatan atau pada salah
satu pokok bahasan tetapi bersifat menyeluruh atau komprehensif e. Obyektif; tidak terpengaruh oleh pertimbangan subyektif penilai.
f. Sistematis; penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur dan terarah.
g. Berkesinambungan; penilaian dilakukan secara terus menerus sepanjang berlangsungnyakegiatan pembelajaran.
h. Adil; tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, bahasa, warna kulit dan
jender. i. Menggunakan acuan atau kriteria tertentu dalam menentukan prestasi
peserta didik.
4. Jenis dan Teknik Penilaian Pembelajaran a. Jenis Penilaian; jenis penilaian pembelajaran yang dilakukan dapat
dibedakan dalam :
1 Penialain formatif; berasal dari arti kata form yang merupakan dasar
dari istilah formatif, maka penilaian formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk setelah, mengikuti
suatu program tertentu, misalnya telah mengikuti pembelajaran satu kompetensi dasar Hasil penilaian formatif dapat bermakna sebagai
reinforcemet, feedback dan sebagai alat diagnosis pembelajaran.
2 Penilain Sumatif; berbeda dengan penilaian formatif, penilaian
sumatif merupakan adalah penilaian terhadap peserta didik setelah mengikuti atau berakhirnya pemberian beberapa program atau
sebuah program yang lebih besar, misalnya penilaian yang dilakukan untuk satu standar kompetensi. Penilaian sumatif dapat bermakna
sebagai penialian prediksi dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelaskelulusan pesert didik.
3 Penilaian diagnostik; adalah penilaian yang digunakan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dihadapi peserta didik, sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan
tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
4 Penilaian penempatan; penilaian yang dilakukan untuk terhadap
pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan dalam progrsm prembelajaran ysng sesuai, misalnya untuk kepentingan penjurusan.
b. Teknik Penilaian Pembelajaran
Dalam melaksanakan penialian pembelajaran dikenal dua cara atau teknik yaitu teknik non-tes dan tes.
1 Teknik non-tes ; yang termasuk teknik non-tes adalah skala
bertingkat rating scale, questionair,daftar cocok check list, wawancara interview, pengamatan observation, riwayat hidup
386
2 Tenik tes; pengertian tes adalah alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Pengertian lain yang
dikemukakan oleh Webster Collegiate, pengertian tes adalah seperangkat pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sebuah tes
dapat dikatakan sebagai alat atau teknik penialaian pembelajaran yang baik apabila memilki syarat-syarat sebagi tes yang baik yaitu
memiliki :
a Validitas; artinya tes dapat tepat mengukur apa yang harus diukur, misalnya untuk mengukur partisipasi siswa diukur dengan tingkat kehadiran, tingkat
perhatian dan ketepatan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan bukan dengan nilai yang diperoleh waktu ulangan, sebab nilai
ulangan hanya menggambarkan prestasi dan bukan menggambarkan partisipasi.
b Realibilitas; tes yang reliabel adalah tes yang hasilnya relatif tetap
walaupun dilakukan berkali-kali. c
Obyektivitas; tes dikatakan obyektif apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi.
d Praktikabilitas; tes dikatakan praktis jika mudah pelaksanaan dan pemeriksaannya serta mudah pengadministrasiannya
e Ekonomis; tes yang ekonomis adalah tes yang pelaksanaanya tidak membutuhkan, biaya, tenaga besaar dan waktu yang lama.
Teknik tes yang biasanya digunakan dalam penialian pembelajaran meliputi : a
Tes tertulis; adalah tes di mana soal-soal dan jawaban yang harus dijawab oleh peserta didik secara tertulis. Tes tertulis ini biasanya
dikelompokan menjadi 2 bentuk tes tertulis yaitu : 1 Tes obyektif, bentuknya benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan
isian pendek. 2
Tes subyektif; pada umumnya berbentuk uraian esai yaitu sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata. Dalam menyususn instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut yaitu : a
Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diujikan; b materi harus sesuai dengan kegiatan
pembelajaran; c Konstruksi tes harus sesuai dengan ranah tujuan; d Bahasa dalam soal harus menggunakan kalimat yang tidak
ambigus.
b Tes lisan, yaitu tes yang pelaksanaannya berbeda dengan tes tertulis,
karena dilakukan dengan mengadakan secara langsung tanya jawab antara guru dan peserta didik. Dibandingkan dengan tes tertulis, bentuk
tes ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya : tingkat subyektivitas penilai dan waktu pelaksanaannya relatif lama, sedangkan kelebihannya
adalah secara langsung dapat menilai beberapa unsur baik kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa, maupun sikap dan
kepribadiannya. Selain itu peserta didik yang belum memahami pertanyaan tes, dapat langsung meminta penjelasan dari penilai.
Kelebihan lainnya adalah peserta didik dapat lengsung mengetahui hasil tes.
c Tes perbuatan, yaitu tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk
lisan atau tertulis dan pelaksanaannya dinyatakan dengan perbuatan atau
387 penampilan. Pelaksanaan tes perbuatan pada umumnya memerlukan
sebuah format pengamatan atau penilaian yang dibuat sedmikian rupa sehingga penilai dapat dapat menuliskan angka penialian pada tempat
yang sudah disediakan.
C. Latihan Buatlah kelompok kecil sebnyak 3 orang dan susun rancangan instrumen
penilaian untuk menilai penguasaan siswa terhadap satu kompetensi dasar pada mata pelajaran IPSEkonomi di SMPMTs, dengan langkah-langkah menentukan :
1. Rumuskan indikator-indikator yang ada dalam kompetensi dasar tersebut ke dalam tujuan pembelajaran
2. Tentukan jenis penilaian pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
3. Tentukan teknik penilaian yang tepat untuk tujuan pembelajaran tersebut. 4. Kemukakan alasan atau dasar pertimbangan dalam menentukan jenis dan
teknik penilaian yang ditetapkan.
D. Rangkuman
Kegiatan penilaian tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai karena tujuan-tujuan pembelajaran tersebut merupakan acuan
dan kriteria pokok dalam pelaksanaan Assesmen pembelajaran. Kegiatan penilaian pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis
artinya bahwa Assesmenpenilaian pembelajaran merupakan suatu kegitan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Dikatakan sebagai suatu
proses karena Assesmen pembelajaran karena kegiatan Assesmen dilakukan mulai dari awal, selama kegiatan berlangsung, dan pada akhir kegiatan.
Dalam kegiatan penilaian pembelajaran diperlukan berbagai informasi baik menyangkut hasil pengukuran ulangan, sikap, perilaku siswa, tugas-tugas dan
informasi lainnya yang dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan dalam Assesmen pembelajaran.
Untuk melaksanakan penilaian pembelajaran yang baik, hendaknya penilaian dilakukan atas dasar prinsip-prinsip penilaian, jenis dan teknik penilaian yang tepat
dan memenuhi persyaratan sebuah tes yang baik yaitu memilki validitas, reliabilitas, obyektif, praktis dan ekonomis.
388
BAB III KEGIATAN BELAJAR 2 PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI
A. Kompetensi dan Indikator 1. Kopetensi Pembelajaran
Memahami konsep penilaian pembelajaran berbasis kompetensi, prinsip dasar dan komponen-komponennya.
2. Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta mampu : a. Menyimpulkan pengertian kompetensi
b. Menyimpulkan Kurikulum berbasis kompetensi c. Menyimpulkan konsep pembelajaran kontekstual
d. Menjelaskan konsep sistem penilaian pembelajaran Berbasis Kompetensi f. Menjelaskan dan menyebutkan prinsip dasar penilaian pembelajaran
berbasis kompetensi g. Menggambarkan
alur pengembangan
perangkat Sistem
penilaian pembelajaran berbasis kompetensi
h. Mengenal jenis-jenis teknik penilaian dalam Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi
B. Uraian Materi 1.
Pengertian kompetensi dan kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan maupun nilai-nilai yang dikuasai seseorang atau peserta didik yang direfleksikan dalam bentuk
kemampuan bertidak secara tepat. Jika seseorang memiliki kemampuan berpikir dan bertindak secara tepat dan benar, maka orang tersebut
mencerminkan orang yang berkompeten.
Istilah kemampuan dalam pengertian kompetensi di atas dapat dipahami dalam dua aspek yaitu : a Aspek yang tampak; kompetensi dalam
aspek yang tampak ini disebut performance yaitu penampilan dalam bentuk tingka laku yang dapat didemonstrasikan sehingga dapat diamati, dilihat dan
dirasakan. Melalui pengamatan dapat dibedakan kompetensi seorang dukun pijet dengan seorang dokter, walaupun keduanya dalam satu bidang yaitu
kesehatan. Akan tetapi tanpa harus belajar ilmu kedokteran seseorang mengetahui bahwa dokter lebih kompeten dari pada tukang pijet dalam hal
penyembuhan seorang pasien; b Kompetensi yang tidak tampak disebut juga dengan istilah kompetensi dalam aspek rasional. Kompetensi dalam
aspek ini tidak bisa diamati karena tidak tampil dalam perilaku empiris. Seorang dokter yang sedang tidak praktek dan tidak menggunakan atribut
profesinya, tidak diketahui bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan terapi kesehatan. Kemampuan rasional ini dalam taksonomi
Bloom dikenal sebagai kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif berhubungan dengan kemampuan melakukan, afektif berhubungan dengan
sosial-emosional dan psikomotorik berhubungan dengan keterampilan.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta
didik, penilaian dan kegiatan belajar mengajar serta pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Orientasi kurikulum berbasis kompetensi tergantung pada dua hal yaitu : 1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
seperangkat pengalaman belajar yang bermakna. 2. Keberagaman yang dimanifestasikan sesuai kebutuhan