321 sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa
dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting. j Belajar yang paling
berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman
dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
Implikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran: guru sebagai fasilitator, siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri, tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar, dan materi-materi pembelajaran lebih
bersifat pembentukan kepribadian.
6. Menentukan Tingkat Penguasaan Kompetensi Peserta Didik
Untuk menentukan tingkat penguasaan kompetensi peserta didik dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar KKB yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Guru mata pelajaran menentukan KKM
dengan menggunakan mekanisme sebagai berikut: a Menetapkan KKM setiap indikator pencapaian dengan menggunakan kriteria analisis yaitu kompleksitas,
daya dukung dan intake peserta didik; b Menetapkan KKM setiap Kompetensi Dasar KD yang merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam KD
tersebut; c Menetapkan KKM setiap Standar Kompetensi SK yang merupakan rata-rata KKM KD yang terdapat dalam SK tersebut; dan d menetapkan KKM mata
pelajaran yang merupakan rata-rata dari semua KKM SK yang terdapat dalam satu tahun pembelajaran dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar LHB atau rapor
Direktorat Pembinaan SMA, 2010: 26.
7. Kesulitan Belajar Peserta Didik
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terdapat karakterisktik peserta didik yang beraneka ragam. Ada peserta didik yang dapat menempuh kegiatan
belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula peserta didik yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai
kesulitan. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam usaha mencapai hasil
belajar Mulyati, 2010: 7-8. Hambatan ini dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar
yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar peserta didik mencakup pengertian yang luas, diantaranya : a learning disorder; b learning disfunction; c underachiever; d slow learner,
dan e learning disabilities Sudrajat, 2008. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena
timbulnya respons yang bertentangan. Learning Disfunction merupakan gejala proses belajar yang dilakukan peserta didik tidak berfungsi dengan baik, meskipun
sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Under Achiever, peserta didik
sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Slow Learner atau lambat belajar
adalah peserta didik yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok peserta didik lain yang memiliki
taraf potensi intelektual yang sama. Learning Disabilities atau ketidakmampuan
322 belajar, peserta didik tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil
belajar di bawah potensi intelektualnya. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam
pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif. Beberapa
perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar Mulyati, 2010: 8, antara lain : a Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya. b Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa
yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah. c Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dari waktu yang disediakan. d Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan
sebagainya. e Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di
luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan f Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.
8. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik