325 dilaksanakan secara klasikal, sehingga secara serentak guru menghadapi peserta
didik dengan gaya yang berbeda-beda, maka dianjurkan menggunakan multi metode yang relevan.
10. Hakekat Paikem PAIKEM adalah singkatan dari P: Pembelajaran, A: Aktif, I: Inovatif, K; Kreatif,
E: Efektif, dan M: Menyenangkan. PAIKEM didasarkan pada alasan-alasan berikut: a. Tuntutan Perundang-undangan
Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 40 ayat 2 menyatakan:
“Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban: a menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, b
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, c memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan:
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik”.
Amanat yang terkandung dalam undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas, yaitu kegiatan pembelajaran harus dirancang agar mengaktifkan
peserta didik, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Untuk dapat melaksanakan amanat tersebut, guru seharusnya
mengubah paradigma guru mengajar di kelas menjadi guru yang membelajarkan peserta didik.
b. Asumsi dasar belajar: Peserta Didik yang membangun konsep
Belajar dalam konteks PAIKEM dimaknai sebagai proses aktif membangun pengetahuan atau membangun makna dan didasari pandangan konstruktivisme.
Pandangan kontruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau
kemampuan hanya bisa diperoleh atau dikuasai oleh seseorang apabila orang itu secara aktif mengkontruksi pengetahuan atau kemampuan itu di dalam
pikirannya. Konstruktivisme terbagi dalam dua bagian, yaitu konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis. Konstruktivisme psikologis bertolak
dari perkembangan psikologis anak dalam membangun pengetahuannya, sedangkan konstruktivisme sosiologis lebih bertolak dari pandangan bahwa
masyarakat yang membangun pengetahuan.
Dalam implementasi pembelajaran, Piaget menekankan pembelajaran melalui penemuan, pengalaman-pengalaman nyata dan memanipulasi langsung
alat, bahan atau media belajar yang lain. Guru mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang luas.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif bukan merupakan akumulasi dari kepingan informasi yang terpisah, namun lebih merupakan pengkonstruksian
suatu kerangka mental oleh peserta didik untuk memahami lingkungan mereka, sehingga peserta didik bebas membangun pemahaman mereka sendiri.
Pendekatan konstruktivitis dalam pengajaran lebih menekankan pemberian sejumlah bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap awal pembelajaran
dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada peserta didik tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya Slavin, 1994. Bantuan
326 tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke
dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta didik itu belajar mandiri. Pendekatan
konstruktivitis dalam pengajaran juga lebih menekankan proses pengajaran secara top-down dari pada bottom-up. Top-down berarti bahwa peserta didik
mulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan dan kemudian peserta didik memecahkan atau menemukan dengan bimbingan guru keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan. Slavin, 1994. Konsekuensinya, Vygotsky Slavin, 1997 menyarankan agar dalam pembelajaran digunakan model
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan.
Kata pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan pada PAIKEM dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran harus lebih berpusat pada peserta didik daripada berpusat pada guru. Untuk itu,
guru harus merancang kegiatan yang dapat dilakukan peserta didik berupa kegiatan berpikir minds-on dan berbuat hands-on. Melalui kegiatan yang
dilakukan diharapkan peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru,
atau menghasilkan suatu hasil karya.
2 Inovatif dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi positif yang lebih baik. Learning is fun merupakan kunci
yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika peserta didik sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi peserta didik yang pasif
di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
kemampuan penglihatan,
auditory atau
kemampuan mendengar, dan kinestetik.
3 Kreatif dimaksudkan dalam proses pembelajaran perlu mengembangkan kreativitas peserta didik, karena pada dasarnya mereka memiliki rasa ingin
tahu dan penuh dengan imajinasi. Selain itu, pembelajaran hendaknya dapat mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi untuk mencari berbagai
alternatif cara untuk memecahkan masalah. Untuk itu guru diharapkan juga dapat menciptakan kegiatan belajar yang kreatif dan beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik.
4 Efektif dimaksudkan setelah proses pembelajaran berlangsung dapat ditunjukkan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah kompetensi yang harus dicapai. 5 Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya “time on task” tinggi.
Secara garis besar PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: 1 Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2 Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenang-kan, dan cocok bagi peserta didik.
327 3 Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ 4 Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok. 5 Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pebelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan
yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar KBM
Guru merancang dan mengelola KBM yang
mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam
pembelajaran Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang
beragam, misalnya:
a.
Percobaan
b.
Diskusi kelompok
c.
Memecahkan masalah
d.
Mencari informasi
e.
Menulis laporanceritapuisi
f.
Berkunjung keluar kelas Guru menggunakan alat
bantu dan sumber yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
a.
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
b.
Gambar
c.
Studi kasus
d.
Nara sumber
e.
Lingkungan Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan Peserta didik:
a.
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
b.
Mengumpulkan datajawaban dan mengolahnya sendiri
c.
Menarik kesimpulan
d.
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri.
e.
Menulis laporan hasil karya dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara
lisan atau tulisan Melalui:
a.
Diskusi
b.
Lebih banyak pertanyaan terbuka
c.
Hasil karya yang merupakan anak sendiri Guru menyesuaikan bahan
dan kegiatan belajar dengan kemampuan peserta didik
a. Peserta didik dikelompokkan sesuai dengan kemampuan untuk kegiatan tertentu
b. Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
c. Peserta didik diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman peserta
didik sehari-hari. a. Peserta didik menceritakan atau memanfaatkan
pengalamannya sendiri. b.Peserta didik menerapkan hal yang dipelajari dalam
kegiatan sehari-hari
328 Menilai KBM dan kemajuan
belajar peserta didik secara terus-menerus
a. Guru memantau kerja peserta didik. b.Guru memberikan umpan balik.
Untuk mewujudkan kelas yang bernuansa PAIKEM, diperlukan dukungan dari berbagai faktor termasuk penataan ruang kelas. Gambar 1 menunjukkan contoh
bentuk penataan kelas yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Sekali lagi, tidak ada bentuk yang paling baik. Semua baik bila digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan kondisi nyata di kelas, yaitu jumlah peserta didik, bentuk meja kursi dan perabotan yang lain akan menjadi pertimbangan dalam menata kelas.
GAMBAR 1 PENATAAN KELAS
329
11. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI PAIKEM a. Kerangka Kerja Pengajaran