Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan: Nama Penghargaan:

Laporan Tahunan 2016 122 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

123

Growing Together with New Expanding Opportunities 19 22 20 23 21 24

19. Nama Penghargaan:

The Champion of Bandung WOW Service Excellence Awards BUKU III acara: Markplus WOW Service Excellent Award Penyelenggara: Markplus.Inc tanggal: 8 September 2016

20. Nama Penghargaan:

The Best Bank in Digital Services Kategori BPD Aset 50-100 T acara: Indonesia Banking Award 2016 Penyelenggara: Tempo Media Group dan Indonesia Banking School tanggal: 7 September 2016

21. Nama Penghargaan:

The Best Bank in Productivity Kategori Bank Konvensional Swasta acara: Indonesia Banking Award 2016 Penyelenggara: Tempo Media Group dan Indonesia Banking School tanggal: 7 September 2016

22. Nama Penghargaan:

The Best Bank in Retail Banking Services Kategori BPD Aset di atas 30 T acara: Indonesia Banking Award 2016 Penyelenggara: Tempo Media Group dan Indonesia Banking School tanggal: 7 September 2016

23. Nama Penghargaan:

The Most Efficient Bank Kategori BPD Aset di Atas 30 T acara: Indonesia Banking Award 2016 Penyelenggara: Tempo Media Group dan Indonesia Banking School tanggal: 7 September 2016

24. Nama Penghargaan:

Peringkat 1 BPD BUKU III acara: Anugerah Perbankan Indonesia 2016 Penyelenggara: Majalah Economic Review, Perbanas Institute, NBO, PT. Daya Makara UI, Indonesia-Asia Institute, Thomas, IdeKu Group, Sinergi Daya Prima tanggal: 13 Oktober 2016 PENGHARGAAN aWaRD

25. Nama Penghargaan:

Best Performance Bank BUKU III acara: Bisnis Indonesia Banking Award 2016 Penyelenggara: Bisnis Indonesia tanggal: 19 Oktober 2016

26. Nama Penghargaan:

TOP 50 Companies in Indonesia acara: Best of The Best Awards 2016 Penyelenggara: Forbes Indonesia Magazine tanggal: 20 Oktober 2016

27. Nama Penghargaan:

TOP 50 Public Listed Companies acara: 8th IICD Corporate Governance Conference and Award Penyelenggara: Indonesian Institute for Corporate Directorship IICD tanggal: 7 November 2016

28. Nama Penghargaan:

Kategori Bank BUKU III acara: OJK Sustainable Finance Award 2016 Penyelenggara: OtoritasJasaKeuangan OJK tanggal: 1 Desember 2016

29. Nama Penghargaan:

Peringkat 1 KategoriBPDBUMD acara: Majalah Economic Review Indonesia Good Corporate Governance Award-II-2016 Penyelenggara: Majalah Economic Review, Indonesia-Asia Institute, IdeKu Group, SinergiDaya Prima tanggal: 7 Desember 2016

30. Nama Penghargaan:

Best Digital, Most Efficient and Best Performance acara: Majalah Warta Ekonomi Best Banking Brand 2016 Penyelenggara: Majalah Warta Ekonomi dan Tim Riset Warta Ekonomi tanggal: 16 Desember 2016

31. Nama Penghargaan:

Trusted Companies 2016 acara: Corporate Governance Perception Index Award Penyelenggara: The Indonesian Institute of Corporate Governance dan Majalah SWA tanggal: 19 Desember 2016 26 27 28 25 29 30 31 PENGHARGAAN aWaRD Laporan Tahunan 2016 124 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

125

Growing Together with New Expanding Opportunities NAMA DAN ALAMAT ENTITAS ANAK DANATAU KANTOR WILAYAH DAN CABANG name anD aDDRess of suBsiDiaRies anDoR Regional anD BRanCh offiCes NAMA LEMbAGA ALAMAT ENTITAS ANAK Bank bjb SYarIah Jl. Braga no. 135 – Bandung pT Bpr Karya utama Jabar Jl. raya Jalancagak no. 151 - Subang 41281 pT Bpr Intan Jabar Jl. pramuka no. 30a Garut ENTITAS ASOSIASI pD Bpr LpK Serang Jl. Maulana hasanudin no. 148 - Serang pD Bpr LpK Malingping Jln. raden abas no. 05 Kab. Lebak Banten pD Bpr LpK Warunggunung Jl. raya rangkasbitung - pandeglang KM 10 pD Bpr LpK Cipanas Jl. raya Cipanas KM 33 Kec. Cipanas Kab. Lebak pD Bpr Berkah Jl. Mayor Widagdo Kel. Kabayan Kec. pandeglang pD Bpr LpK Leuwiliang Jl. raya leuwiliang no. 60 Bogor 16640 pD Bpr LpK Citeureup Jl. alternatif puspa nagara no. 101 - Bogor pD Bpr LpK pancoran Mas Jl. raya Bojong Gede - Citaya, no. 5B Ds. rawa panjang Kec. Bojong Gede Kab. Bogor 16320 pD Bpr LpK Sawangan Jl. Muhammad Toha no. 78 parungpanjang, Kabupaten Bogor pD Bpr LpK parungpanjang Jl. Cilaku no.5 Desa Cikaruya Warungkondang Cianjur pT Bpr CIanJur JaBar Jl. raya arahan no. 358 Indramayu pD Bpr LpK arahan Kidul Jl. raya Kroya no. 9 Kroya Kab. Indramayu pD Bpr LpK Kroya Jl. raya Sukaurip no. 30 Kec. Balongan pD Bpr LpK Balongan Jl. raya panyingkiran Kidul no. 202 Cantigi Kab. Indramayu pD Bpr LpK Cantigi Kulon Jl. raya Sukra no. 02, Kec. Sukra, Kab. Indramayu pD Bpr LpK Sukra Jl. Margomulya no. 99 Bongas Kab. Indramayu pD Bpr LpK Bongas Jl. Siliwangi no. 3 panyingkiran Kabupaten Majalengka pD Bpr LpK panyingkiran Jl. raya Barat no. 42 Cigasong Majalengka pD Bpr LpK Bekasikranji harapan Baru II C9-7, Bekasi pD Bpr LpK Cipatujah Jl. raya Cipatujah no. 293 Cipatujah, Tasikmalaya pD Bpr LpK Cimerak Jl. raya Ciparanti no. 149 Ciamis pD Bpr Kerta raharja Jl. raya serang KM 15 no.1 Cikupa Tangerang pT asuransi Bangun askrida pusat niaga cempaka Mas M I36, Jl. Letjen Soeprapto - Jakarta KaNtOr WILaYaH DaN KaNtOr CaBaNG KANTOR WILAyAH Kantor Wilayah I Jl. ahmad Yani no.414 Kota Bandung Kantor Wilayah II Gd. arthaloka Lt. 9 Jl. Jend Sudirman Kav. 2, Jakarta Kantor Wilayah III Jl.Sultan agung no.3 Blok pon, Kel. Sumber Kec. Sumber Kantor Wilayah IV Jl. Veteran no. 6 Kota Serang Kantor Wilayah V ruko Bukit Darmo office park 1. JL. raya Darmo Boulevard Blok. 01 no.28 KANTOR CAbANG Kantor Cabang Denpasar Teuku umar no. 47 Denpasar Kantor Cabang Semarang Jl.ahmad Yani no.174 Semarang Kantor Cabang Surakarta Jl. Slamet riyadi no.135-137 Surakarta Kantor Cabang Tegal Jl.MayJen Sutoyo no.32 Tegal Kantor Cabang Surabaya Jl.raya Darmo no.87 Surabaya Kantor Cabang Banjarmasin Jl. ahmad Yani Km 3, rT 2 Kel. Kebun Bunga, Kec. Banjarmasin timur Kota Banjarmasin Kantor Cabang Balikpapan Jl. Jend. Sudirman no.15 Balikpapan Kantor Cabang Makassar Jl. Jend. Sudirman no. 54B Makassar KANTOR OUTLET bjb PRECIOUS bjb precious Bandung Jl. Teuku umar no.14 Bandung- 40132 bjb precious rasuna Said Gedung palma one Jl. hr rasuna Said, Kav.X-2 no.4 GL Jakarta Selatan 12950 bjb precious Serang Jl. Veteran no.6 Serang Banten bjb precious Cirebon Jl. Siliwangi no.30 Cirebon 45123 bjb precious Tasikmalaya Jl. Mayor utarya no.30 Tasikmalaya 46113 bjb precious Bogor Jl. Kapten Muslihat no.11-13 Bogor 16121 bjb precious Bekasi Jl. Ir. h. Juanda no.126 Bekasi bjb precious Kelapa Gading rukan MoI Blok C-8 Jl. Boulevard Kelapa Gading Jakarta utara bjb precious Tangerang The Modern Golf Shop houses no.9 kel. Kelapa indah, Kec. Tangerang, Kota Tangerang - 15111 bjb precious Semarang Jl. ahmad Yani no.149 Semarang Jawa Tengah bjb precious Surabaya office park I Blok B1 no.28 Jl. Bukit Darmo Boulevard pakuwon Surabaya UNIT SENTRA UMKM Wilayah Bandung raya Jl. Ir. h. Juanda no. 191, Kec. Coblong, Kota Bandung Telp Fax Wilayah Banten Jl. Veteran no. 6, Serang - 42117, prov. Banten Telp Fax Wilayah priangan Timur Jl. Mayor utarya no. 30 Kota Tasikmalaya Telp Fax Wilayah Cirebon Jl. Siliwangi no. 30, Kota Cirebon Telp Fax Wilayah pakuan Komp. perkantoran pemda Kab. Bogor, Jl. Tegar Beriman, Cibinong, Kab. Bogor Telp Fax Wilayah Karawang Jl. Kertabumi no.2 Kab. Karawang Telp Fax WEEKEND bANKING Weekend Banking Cabang Buah Batu Jl. Buahbatu no.254, Kota Bandung Weekend Banking Kas Mobil Weekend Banking pVJ pusat perbelanjaan paris Van Java pVJ, Glamour Level unit no. GL-B-12, Jl. Sukajadi no. 137-139, Kota Bandung Weekend Banking KCp Martadinata Jl. Laksamana Laut raden edi Martadinata no. 106, Kota Bandung Weekend Banking h.Z Mustofa Jl. KhZ Mustofa no. 150, Kota Tasikmalaya Weekend Banking KC Serang Jl. Veteran no. 6, Kota Serang Weekend Banking KCp Gunungsari Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo no.12a, rT 0206, Kel. pekiringan, Kec. Kesambi, Kota Cirebon Weekend Banking KCp Surya Jl. Surya Kencana no.321, Kel.Babakan pasar, Kec. Kota Bogor Tengah-Kota Bogor Weekend Banking KCp Gedung Sate Jl. Cilamaya no.5 Kota Bandung Weekend Banking Kantor Kas BIp Jl.Merdeka no.56 Bandung Kantor Kas CiWalk Jl.Cihampelas no.160 Blok FF 0203 Lt.1 Bandung Kantor Kas ITC BSD Jl.pahlawan Seribu Kec.Serpong utara Kota Tangerang NAMA DAN ALAMAT ENTITAS ANAK DANATAU KANTOR WILAYAH DAN CABANG name anD aDDRess of suBsiDiaRies anDoR Regional anD BRanCh offiCes Laporan Tahunan 2016 126 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

127

Growing Together with New Expanding Opportunities AKSES INFORMASI infoRmaTion anD aCCess BJB telah menyediakan akses informasi bagi Pemegang Saham dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut melalui: Divisi Corporate Secretary Menara bank bjb Jl. Naripan No. 12-14, Bandung Telp: 022-4234868 hunting Fax: 022-4206099 Website www.bankbjb.co.id Call Center: bjb call 14049 Twitter: infobankbjb Facebook: bankbjb official Instagram: bankbjb Selain itu, informasi mengenai perkembangan saham dan permodalan BJB juga dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. INfOrMaSI PaDa WEBSItE PErUSaHaaN Dengan diberlakukannya peraturan OJK No.8POJK.042015 tentang situs web emiten atau perusahaan publik, maka BJB telah melengkapi website perusahaan dengan beberapa informasi penting seperti Informasi mengenai pemegang saham, struktur grup perusahaan, analisis kinerja keuangan, laporan keuangan 5 tahun terakhir serta profil Dewan Komisaris dan Direksi. Selain itu, Informasi-informasi yang disajikan dalam website senantiasa diperbaharui secara berkala. AKSES INFORMASI infoRmaTion anD aCCess Analisis Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan managemenT DisCussion anD analysis on ComPany PeRfoRmanCe Di tengah kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, Bank bjb dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. namun demikian, tidak menyurutkan kami untuk terus melakukan perbaikan di segala bidang. in the mid of slightly non-conducive global economy, Bank bjb was faced with signiicantly tough challenges. This, however, did not lessen our spirit to continue to improve in all aspects. Revitalization and developments were made among others in information technology, Laporan Tahunan 2016 130 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016 131 Growing Together with New Expanding Opportunities Berdasarkan perbandingan kinerja bank bjb dibandingkan dengan rata- rata industri perbankan, pada periode 2016, Bank bjb berhasil mencetak pertumbuhan Aset, Kredit, dan DPK masing-masing 15,36, 15,43, dan 16,10.. Pertumbuhan tersebut berada jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional Bank Umum. Pertumbuhan Aset, Kredit, dan DPK pada periode 2016 industri perbankan tercatat masing-masing sebesar 10,40, 7,85 dan 9,60. Pendapatan bunga yang berhasil dicapai oleh bank bjb sebesar 5,88 berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yaitu sebesar 5,39. Hal ini menunjukkan pengelolaan Bank selama tahun 2016 sudah sangat efektif Based on Banks bjb’s performance comparison to the average banking industry, in the period of 2016, the bank bjb’s Asset, Credits, and DPK was scored growth respectively by 15.36, 15:43 and 16.10. Such growth was above the national banking industry Commercial Bank growth. Banking industry’s Assets, Credit, and DPK growth in the period of 2016 was recorded respectively by 10.40, 7.85 and 9.60. Interest income achieved by the bank bjb by 5.88 was above the average of the national banking industry that is equal to 5.39 in the year of 2016.It shows that the Bank’s management during year 2016 has been very effective. PErEKONOMIaN GLOBaL Perekonomian global di 2016 masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa yang berdampak signifikan pada ekonomi dunia dan tidak sejalannya hasil pemilu Amerika Serikat yang dianggap tidak sejalan dengan ekspektasi pasar. Pasar keuangan global bereaksi negatif terhadap hasil pemilu tersebut. Di samping itu, ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate FRR dan perekonomian China yang belum sepenuhnya pulih juga menyebabkan perekonomian global masih dalam kondisi tidak pasti. International Monetary Fund IMF mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia, dari posisi 3,2 pada publikasi April menjadi 3,1 pada rilis Juli 2016. Koreksi pertumbuhan ke bawah tersebut, salah satunya dipengaruhi keputusan Inggris untuk ke luar dari Uni Eropa. IMF juga mengoreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menjadi 1,8 dari posisi 1,9, karena memiliki integrasi yang tinggi dengan ekonomi Inggris. Bank Dunia bahkan lebih pesimis terhadap kondisi global dengan memproyeksi pertumbuhan dunia 2016 hanya akan berkisar 2,4. Sementara itu, perekonomian negara maju diperkirakan hanya tumbuh 1,7. Secara umum, perkembangan sektor keuangan global mengalami fluktuasi sepanjang 2016. Salah satu indikator perkembangan sektor keuangan suatu negara adalah perkembangan bursa sahamnya. Jika melihat kinerja sejumlah bursa saham sepanjang tahun 2016 year to date, maka terdapat beberapa bursa saham yang mengalami koreksi dan juga ada yang menunjukkan kinerja yang positif. Sepanjang tahun 2016, bursa saham yang mengalami koreksi adalah bursa saham Nikkei, Shanghai, dan Euronext. Koreksi yang terjadi di negara- negara tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Pada kasus Nikkei, koreksi terjadi akibat sejumlah faktor seperti perlambatan ekonomi yang terus melanda Jepang serta gempa di Kumamoto yang membuat sejumlah pabrik otomotif dan elektronik menghentikan produksinya. Sedangkan pada bursa saham Shanghai, koreksi disebabkan oleh kinerja domestik yang masih belum membaik. Kondisi ini diperparah dengan keputusan Moody’s yang menurunkan outlook rating China pada bulan Maret 2016 dari stabil menjadi negatif. Pada saat yang bersamaan, sejumlah bursa saham menunjukkan kinerja positif. Bursa Efek Indonesia BEI menjadi salah satu bursa dengan kinerja paling baik sepanjang tahun 2016 dimana secara year to date mengalami peningkatan sebesar TINJAUAN INDUSTRI inDusTRial RevieW TINJAUAN INDUSTRI inDusTRial RevieW GLOBaL ECONOMY Global economic in 2016 was challenged with lots of uncertainities as affected by many factors. Among others, Britain’s decision in leaving European Union which has resulted in significant impact to the global economic, in addition to the presidential election result in United States which was considered not in line with market expectation. Global money market reacted negatively towards the election result. Besides, the uncertain Fed Fund Rate FFR rise and China’s economic which has not fully recovered has also contributed to the uncertainity in global economic condition. International Monetary Fund IMF corrected the world economic growth, from 3.2 in April publication to 3.1 on July 2016 release. The correction to a lower growth was among others affected by UK’s decision to leave European Union. IMF also corrected the growth of developed countries from 1.8 to 1.9 due to high integration with UK’s economic. The World Bank was even more pessimistic towards global condition by projecting world 2016 growth only around 2.4. In the meantime, the economic of developed countries were estimated to grow only at 1.7. In general, global financial sector fluctuated during 2016. One of the indicators of a country’s financial sector growth is the growth of its stock exchange. If we observe the performance of certain stock exchange during 2016 year to date, there were several corrected stock exchange and some that display positive performance. Those that were corrected during 2016 are Nikkei, Shanghai and Euronext stock exchange. Correction occurred in those countries was induced by numbers of factors. In Nikkei’s case, correction incurred was triggered by numbers of factors such as economic slowdown in Japan and earthquake in Kumamoto which caused several automotive and electronic manufacturing companies stopped their production. While in Shanghai stock exchange, the correction was triggered by domestic non performance which shows no improvement. This condition was worsened by the Moody’s decision which in the end lowering down China’s outlook rating in March 2016 from stable to negative. At the same time, some stock exchanges showed positive performance. Indonesian Stock Exchange BEI was one of the stock exchange that showed best performance during 2016 where its year to date performance rised to 18.9 The same Laporan Tahunan 2016 132 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

133

Growing Together with New Expanding Opportunities 18,9. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah bursa saham lainnya seperti Dow Jones dan SandP 500 yang juga mengalami peningkatan. Bursa saham Inggris yang awalnya dikhawatirkan mengalami koreksi akibat hasil referendum yang secara mengejutkan memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa ternyata hanya memberikan dampak sesaat dan kinerja tahun berjalan menunjukkan kinerja yang positif. Indikator lainnya dalam menilai perkembangan sektor keuangan global adalah perkembangan nilai tukar dari sejumlah mata uang negara-negara di dunia terhadap US Dollar. Sama halnya dengan perkembangan bursa saham, perkembangan nilai tukar mata uang juga dipengaruhi oleh faktor global maupun faktor domestik. Sejumlah mata uang sempat mengalami fluktuasi yang dalam ketika Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Ketidakpastian ekonomi Inggris dan Uni Eropa membuat sejumlah investor memutuskan untuk memindahkan asetnya dari mata uang GBP menjadi USD dan Yen. Hal ini membuat USD dan Yen mengalami penguatan pada beberapa waktu setelah keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa. Di saat yang bersama, GBP mengalami depresiasi di mana nilai tukarnya terhadap USD mengalami depresiasi yang sangat tajam dan mencapai level 1,3225 atau paling rendah dalam 31 tahun tearkhir. Selain faktor Brexit, nilai tukar mata uang negara-negara di dunia juga dipengaruhi oleh rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga Fed Fund Rate. Hal ini membuat sejumlah mata uang mengalami depresiasi sepanjang tahun 2016. Hanya beberapa mata uang saja yang mengalami apresiasi ytd seperti Peso Filipina, Yuan Cina, dan Dollar Australia. Sedangkan sejumlah mata uang seperti Lira Brasil, Yen Jepang, dan Poundsterling mengalami depresiasi yang sangat dalam, lebih dari 10 dibandingkan awal tahun 2016. Disarikan dari: Proyeksi Ekonomi Indonesia 2017, Menguji Ketangguhan Ekonomi Indonesia, INDEF PErEKONOMIaN INDONESIa Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di tahun 2016 mengalami peningkatan, namun tidak signifikan. Perekonomian Indonesia di tahun 2016 tumbuh 5,02 lebih tinggi dibanding capaian tahun 2015 sebesar 4,88. Peningkatan yang kurang signifikan ini disebabkan oleh tren perlambatan pada sektor tradable yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kurang berkualitas. Kinerja sektor eksternal Indonesia juga masih terus mengalami tren perlambatan dan penurunan kualitas. Permintaan impor barang jadi mengalami kenaikan yang signifikan sementara permintaan impor bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan dalam proses produksi terus menurun yang menggambarkan rendahnya daya serap dan produktivitas industri. Tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah berlangsung sejak 2011 tidak mengalami perbaikan yang signifikan hingga 2016. Pada Triwulan I tahun 2016 ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,94, triwulan II 5,18, dan triwulan III 5,02. Perbaikan pertumbuhan pada triwulan II, ternyata tidak berlanjut pada triwulan III 2016 yang hanya tercatat sebesar 5,2. Masih lambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang belum pulih. Daya beli masyarakat masih lemah sebagai konsekuensi dari menurunnya pendapatan dan inflasi bahan makanan yang masih cukup tinggi. Memang, inflasi umum cenderung menurun tetapi inflasi pada barang bergejolak volatile food masih tetap tinggi. Pasalnya rata-rata porsi pengeluaran komoditas pangan mencapai sekitar 70 dari total pengeluaran. Wajar jika pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak bergerak, bahkan cenderung stagnan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Indeks Kepercayaan Konsumen IKK yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Pada 2015 IKK cenderung stagnan pada angka 110 padahal ada pemicu penurunan harga BBM pada awal tahun. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen masyarakat masih belum optimis dengan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sehingga memutuskan untuk mengerem konsumsi. Pada triwulan I 2016, pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 4,94, hanya meningkat sedikit menjadi 5,04 pada triwulan II dan kembali turun menjadi 5,01 di triwulan III. Di sisi lain, kinerja sektor perdagangan terus mengalami tren penurunan semenjak tahun 2011. Walaupun mencatat nilai surplus dalam empat tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia dinilai masih belum berkualitas dikarenakan surplus disebabkan oleh penurunan nilai impor yang lebih drastis dibandingkan pertumbuhan kinerja ekspor. Sepanjang tahun 2016, surplus neraca perdagangan terus melandai disebabkan oleh kinerja ekspor yang terus menurun. Nilai total ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2016 mencapai US117,09 miliar atau menurun 8,04 dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Ekspor non-migas tercatat mencapai nilai US106,37 miliar atau turun 4,65. Negara tujuan terbesar untuk ekspor non-migas adalah Tiongkok, TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN INDUSTRI inDusTRial RevieW inDusTRial RevieW condition happened in some other stock exchange such as Dow Jones and SandP 500 which experienced a rise as well. UK stock exchange which was initially feared to be corrected due to the referendum that surprisingly decided for UK to leave European Union turned out to give only a temporary impact and the year to date performance showed a positive result. Other indicator in assessing the growth of global financial sector is the growth of currency exchange of certain countries against US Dollar. Similar with stock exchange, currency exchange growth is also influenced by both global and domestic factor. Numbers of currencies experienced severe fluctuation when UK decided to leave European Union. The uncertainity of UK European Union has resulted in precipitated assets movement by numbers of investors from GBP to USD and Yen. This strengthened USD and Yen currency after UK’s decision to leave European Union. At the same time, GBP was depreciated and its exchange rate took a serious depreciation against USD that it dropped to the level of 1.3225 or at the lowest in the last 31 years. Apart from Brexit factor, currency exchange of the countries around the world was also affected by the Fed’s plan to raise Fed Fund Rate. As a result, numbers of currencies were depreciated during 2016. Only few currencies were appreciated ytd such as Philipina Peso, China Yuan, Australian Dollar. While other currencies such as Brazil Lira, Japan Yen, and Poundsterling were deeply depreciated, more than 10 compared to early of 2016. Summarized from: Indonesian 2017 Economic Projection, Examining Indonesia’s Economic Resilience, INDEF INDONESIa ECONOMY Indonesia Economic Growth in 2016 experiences acceleration, although insignificant. Indonesia Economic in 2016 grew 5.02 higher compared to achievement in 2015 at 4.88 This insignificant rise is caused by slowing down trend in tradable which shows that Indonesia’s economic growth still lacks of quality. Indonesia excternal sector performance continues to show the trend of slowing down and decrease in quality. Import demand has rised significantly while raw material and supporting material import demand needed in production process keeps on decreasing which reflects the low absorption in industrial productivity. The deceleration of Indonesia economic growth which has been ongoing since 2011 does not show any significant improvement until 2016. In the 1st quarter of 2016, Indonesia Economic only grew at 4.94, 5.18 in the 2nd quarter and 5.02 in the third quarter. Growth improvement in 2nd quarter was not carried to the 3rd quarter which only recorded 5.2. The slow economic growth in 2016 was affected by unrecovered household consumption. People’s buying power is still weak as a consequence to the declining income and high inflation on food staples. Indeed, general inflation tend to lower down but the inflation on volatile food is still high. The truth is average portion of food commodity spendings can reach about 70 from total spendings. It is understandable if the household consumption stays static, and even tend to be stagnant. This is confirmed by Consumer Trust Index IKK issued by Bank Indonesia. In 2015 IKK tend to be stagnant at 110 although there was a trigger of fuel price reduction at the first few month of the years. This shows that the consumer the society were not optimistic about the future economic condition, so that they decided to be modest on their spending. The society consumption growth on the 1st quarter of 2016 was at 4.94, only increased a little at 5.04 on the 2nd quarter and decreased again at 5.01 on the 3rd quarter. On the other side, trade sector performance kept on decreasing since 2011. Eventhough it recorded surplus for the last four years, Indonesia trade balance was considered not having the quality as the surplus was caused by a more drastic decrease import value compared to the export performance growth. During 2016, the trade balance surplus continued on slightly decreasing as a result of continuously decrease in the export performance. Total Indonesia export value for the period of January and October 2016 reached US117.09 billion or decreasing 8.04 compard to the same period in 2015. Non oil and gas export listed to reach US106.37 billion or decreased 4.65. The biggest export destination country for non oil and gas is China, United Laporan Tahunan 2016 134 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

135

Growing Together with New Expanding Opportunities Amerika Serikat, dan Jepang. Secara sektoral, ekspor non- migas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2016 turun 2,59 yoy. Sementara ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,30, serta ekspor hasil pertanian turun 13,81. Dari sisi impor, secara kumulatif nilai impor Januari–Oktober 2016 hanya mencapai US110,17 miliar atau turun 7,50yoy. Disarikan dari: Proyeksi Ekonomi Indonesia 2017, Menguji Ketangguhan Ekonomi Indonesia, INDEF Tabel Perkembangan Ekspor-Impor barang Indonesia dalam miliar US Uraian 2015 Tren 2011- 2015 jan-Okt Perubahan 20162015 2015 2016 ekspor 150,37 -6,59 127,33 117,09 -8,04 Migas 18,57 15,77 10,73 -31,96 -32,66 non-Migas 131,79 111,55 106,37 -4,64 -6,09 Impor 142,70 -4,96 119,1 110,17 -7,50 Migas 24,61 21,17 15,3 -27,73 -29,19 non-Migas 118,08 97,92 94,86 -3,13 -4,1 neraca 7,67 8,23 6,93 -15,80 Migas -6,04 -5,4 -4,57 -15,37 -19,25 non-Migas 13,71 13,62 11,5 -15,57 -20,56 Angka Sementara Sumber: Kementrian Perdagangan 2016 Realisasi investasi Januari-September 2016 mencapai Rp453,4 triliun, atau meningkat 13,4 yoy. Pada periode yang sama tahun 2015 investasi sebesar Rp400 triliun. Realisasi tersebut telah mencapai 76 dari target investasi 2016 sebesar Rp594,8 triliun. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN selama Januari-September 2016 meningkat 18,8 atau dengan nilai Rp158,2 triliun. Sementara realisasi investasi Penanaman Modal Asing PMA naik 10,6 atau dengan nilai Rp295,2 triliun. Menuju penghujung tahun, pergerakan inflasi menunjukkan kecenderungan meningkat. Secara umum inflasi Januari- Oktober 2016 berada pada level 2,11 year to dateytd. Namun, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 2,16, inflasi umum tahun ini cenderung lebih rendah. Tiga kali deflasi dan stagnasi perkembangan daya beli merupakan faktor penyumbang inflasi umum sepanjang tahun 2016. Trend inflasi umum yang cenderung melandai sepanjang tahun 2016 membuat otoritas moneter yakin bahwa inflasi akhir tahun ini akan berada di batas bawah target. Namun demikian, jika dilihat berdasarkan disagregasinya, kondisi inflasi barang bergejolak volatile food masih tinggi dan rentan. Hingga Oktober 2016, tercatat inflasi volatile berada pada level 7,54 yoy. Bahkan pada Maret dan April, komponen inflasi ini melejit hingga hampir 9,60 yoy. Tabel Perkembangan Inflasi 2016 dalam bulan Inflasi Umum Kontribusi Inflasi Komponen yoy mtm yoy Core Administrasi Volatile Januari 0,51 4,14 3,62 3,48 6,77 Februari -0,09 4,42 3,59 3,98 7,87 Maret 0,19 4,45 3,50 2,76 9,59 april -0,45 3,6 3,41 -0,84 9,44 Mei 0,24 3,33 3,41 -0,95 8,15 Juni 0,66 3,45 3,49 -0,50 8,12 Juli 0,69 3,21 3,49 -0,85 7,14 agustus -0,02 2,79 3,32 -0,91 5,28 September 0,22 3,07 3,21 -0,38 6,51 oktober 0,14 3,31 3,08 0,17 7,54 Kondisi inflasi volatile yang sangat tinggi merefleksikan ketidaksanggupan pemerintah dalam mengendalikan harga- harga bahan pokok. Hal ini memicu daya beli masyarakat menjadi lemah. Di saat yang bersamaan, permintaan demand pun ikut melemah dan menghasilkan kondisi ”seolah-olah” inflasi umum rendah. Rendahnya inflasi yang dikarenakan penurunan daya beli masyarakat bukan merupakan kondisi yang ideal bahkan jauh dari kata ideal. Pemerintah dan Bank Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah agar memberikan perhatian khusus pada komponen yang rentan dengan inflasi. Daerah-daerah penyumbang inflasi juga tentu perlu peran-peran khusus pemerintah daerah dan treatment dari pusat. Tak hanya itu, kewaspadaan harus terus didorong mengingat potensi dari dampak perubahan iklim climate change serta momen Natal dan Tahun Baru dipenghujung tahun dapat mengancam tingkat kestabilan harga baik di tingkat konsumen maupun pedagang. Secara umum, nilai tukar rupiah mengalami tren menguat selama tahun 2016. Namun beberapa fenomena sempat menekan rupiah untuk beberapa kesempatan. Di awal tahun, rupiah sempat berada di posisi yang masih rentan Rp13.900 USD akibat badai krisis nilai tukar tahun 2015. Seperti yang diprediksi oleh beberapa kalangan, rupiah berpotensi kembali melemah seiring dengan berbagai ketidakpastian kondisi global. Penguatan rupiah pada bulan Februari–April disebabkan oleh beberapa moment, seperti: Pertama, masuknya kembali sejumlah besar investasi asing dan testimoni dari Janet Yellen yang pada saat itu sempat ragu untuk menaikkan tingkat FFR. Kedua, risiko pasar global yang cukup rentan yang akhirnya mendorong dana-dana mulai mengalir kembali ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia. Ketiga, pemotongan suku bunga acuan BI ke 7 ternyata cukup mampu menjadi daya tarik untuk pasar saham dan obligasi di mata investor asing. Keempat, hasil rilis BPS menunjukkan penguatan indikator ekonomi nasional. TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN INDUSTRI inDusTRial RevieW inDusTRial RevieW States, and Japan. Sectorally, non oil and gas export industry in january-october 2016 decreased 2.59 yoy. Meanwhile mining product export decreased 14,30, and agriculture export decreased 13,81. From import side, January-October 2016 import value cummulatively only reached US110.17 billion or decreased 7.5 yoy. Summarized from: Indonesian 2017 Economic Projection, Examining Indonesia’s Economic Resilience, INDEF Table of Indonesia Goods Import-Export Growth in billion US Temporary numbers Source: Trade Ministry 2016 Investment realization in January-September 2016 reached IDR453.4 trillion, or increased 13,4 yoy. In the same 2015 investment was at IDR400 trillion. The realizathoh has reached 75 of 2016 investment target at IDR594.8 trillion. Domestic investment PMDN realization during January-September 2016 increased 18.8 or with the value of IDR158.2 trillion. Meanwhile, realization of Foreign Investment PMA increased 10.6 or at the value of IDR295.2 trillion. Heading towards end of the year, inflation movement shows the tendency of increment. Generally, inflation in January- October 2016 was at the level of 2.11 year to dateytd. However, compared to the same period of last year 2.16 general inflation current year tend to be lower. Three times deflation and buying power stagnant was the contribution factor of general inflation during 2016. General inflation trend which tend to slowly decreased during 2016 has convinced the monetary authority that the inflation at the end of this year will be at the lower level of the target. However, looking at the disaggregation, inflation condition of volatile food is still high and vulnerable. Until October 2016, volatile inflation is recorded at the level of 7.54 yoy even on March and April, the inflation component has jumped to almost 9.60 yoy. Table of 2016 Inflation Develpment in The extremely high volatile inflation condition reflects the government’s inability to control staples prices. This has triggered low buying power. At the same time, demand is weakening and resulting in a condition “as if” the general inflation is low. The low inflation which is caused by decrease in people’s buying power is not an ideal condition, and even far from being ideal. The Government and Bank Indonesia still have a lot of homework to provide special attention to components that are vulnerable to inflation. Inflation contribution areas will need specific roles and treatment from the local government as well as from the central government. Not only that, cautions must be encouraged considering potential impact of the climate change and Christmas and New Year event at the end of the year may threaten prices stability both in the consumer and the traders level. Generally, currency exchange experienced strenghening trend in 2016. However, some phenomenons in several chances depressed rupiah. At the beginning of the year, rupiah was at a vulnerable position of IDR13.900USD as impacted by the exchange value crisis in 2015. As predicted by numbers of groups, rupiah is potentially weakening inline with various uncertain global condition. Rupiah strengthen in Febraury-April as a result of series of moments, such as : First, investment from numbers of foreign investors and a testimony from Janet Yellen which at that moment had doubts to increase FFR level. Secondly, the vulnerable global market risk which will finally encourage funds flowing in back to the market of developing countries including Indonesia. Thirdly, reduction in BI reference interest rate to 7 was proven to be an attracting power to the stock and bonds market for foreign investors. Forth, the BPS release shows strengthening national economic indicator. Laporan Tahunan 2016 136 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

137

Growing Together with New Expanding Opportunities Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar 14200 14000 13800 13600 13400 13200 13000 12800 12600 12400 Sumber Source ; Bank Indonesia, 2016 4-Jan-16 14-Jan-16 26-Jan-16 5-F eb-16 18-F eb-16 1-Mar -16 14-Mar -16 24-Mar -16 6-apr -16 18-apr -16 28-apr -16 12-M ei-16 24-M ei-16 3- Jun-16 15- Jun-16 27- Jun-16 13- Jul-16 25- Jul-16 4- a gust -16 16- a gust -16 29- a gust -16 8- Sep-16 21- Sep-16 3 -okt -16 13 -okt -16 25-okt -16 4-no v-16 13931 13029 13231 13118 13335 13695 Realisasi penerimaan dalam negeri hingga September 2016 menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Per September 2016, realisasi penerimaan dalam negeri mencapai Rp1.080 triliun atau 60,6 dibandingkan target yang sudah ditetapkan dalam APBNP 2016. Dari sisi persentase, realisasi tersebut berada di atas realisasi tahun 2015 sebesar 56,3. Jika melihat secara lebih detail, realisasi sejumlah komponen penerimaan dalam negeri pada tahun 2016 menunjukkan persentase yang lebih baik dibandingkan tahun 2015. Hanya komponen cukai dan Pajak Penghasilan PPh Migas yang dari sisi persentase realisasinya tidak sebaik tahun lalu. Menurunnya realisasi PPh Migas sudah diperkirakan karena harga komoditas minyak dan gas di pasar global belum kembali ke posisi di tahun 2015. Realisasi Penerimaan Dalam Negeri Per September 2016 Uraian Description APbNP Realisasi 2016 Realization 2016 Realisasi 2015 Realization 2015 jumlah Total Persen Percentage Persen Percentage pajak penghasilan Migas 36,3 24,7 67,8 80,2 pajak penghasilan non-Migas 819,5 476,6 58,2 56,8 ppn 474,2 270,2 57 47,1 pBB 17,7 15,6 88,3 49,6 Cukai 148,1 78,6 53,1 61 pajak Lainnya 7,4 5,5 73,8 32,8 pajak perdagangan Internasional 35,9 25,1 69,9 52,1 penerimaan perpajakan 1.538,2 896,3 58,2 53,8 pnBp 245,1 184,5 75,3 70 penerimaan Dalam negeri 1.784,2 1.080,7 60,6 56,3 KONDISI INDUStrI PErBaNKaN Stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga ditopang oleh tingginya ketahanan sistem perbankan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Selain itu, rasio kecukupan modal yang memadai masih mampu memelihara industri perbankan secara keseluruhan. Namun demikian, pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2016 melambat. Pertumbuhan kredit pada Desember 2016 tercatat sebesar 7,85 yoy atau lebih rendah dibandingkan 10,27 yoy pada Desember 2015. Perlambatan Kredit ini sejalan dengan masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada permintaan kredit. Di sisi lain, DPK mengalami peningkatan pertumbuhan. DPK tumbuh 9,60 yoy pada Desember 2016, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2015 yang sebesar 7,3 yoy. Selama tahun 2016, pertumbuhan DPK banyak ditopang oleh pertumbuhan Tabungan, Giro, dan Simpanan berjangka. Pertumbuhan ini berasal dari giro yang tumbuh sebesar 23,11. Berdasarkan jenis mata uang, DPK rupiah tumbuh stabil sebesar 11,63 sementara DPK valas mengalami pertumbuhan negatif di sepanjang 2016. Di tengah terbatasnya pertumbuhan ekonomi, ketahanan industri perbankan tetap kuat, didukung oleh risiko kredit yang terjaga dan rasio kecukupan modal yang kuat. Pada Desember 2016, rasio kecukupan modal Capital Adequacy RatioCAR masih tinggi, yaitu sebesar 22,93, jauh di atas ketentuan minimum 8. Kondisi ini mencerminkan daya tahan perbankan yang masih cukup tinggi dalam mengatasi tekanan dan gejolak di perekonomian. Sementara itu, rasio kredit bermasalah Non Performing LoanNPL tetap rendah dan berada di kisaran 2,03. Sumber: Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Desember 2016 dan Statistik Perbankan Indonesia, Vol. 15, No. 1, Desember 2016 POSISI bANK DI INDUSTRI Berdasarkan perbandingan kinerja bank bjb dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan, pada periode 2016, bank bjb berhasil mencetak pertumbuhan Aset, Kredit, dan DPK masing-masing sebesar 15,36, 15.43, dan 16,10. Pertumbuhan tersebut berada di atas pertumbuhan industri perbankan nasional Bank Umum. Pertumbuhan Aset, Kredit, dan DPK pada periode 2016 industri perbankan tercatat masing- masing sebesar 10,40, 7,85, dan 9,60. Pendapatan bunga yang berhasil dicapai oleh bank bjb sebesar 5,88 berada di TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN INDUSTRI inDusTRial RevieW inDusTRial RevieW The Development of Rupiah Exchange Value against Dollar Realization of domestic receipts until September 2016 shows improvement compared to last year. per September 2016, realization of domestic receipts reached IDR1.080 trillion or 60.6 compared to target set in the 2016 national budget APBN. Form percentage side, such realization is above 2015 realization which was at 56.3. In a more detailed point of view, realization of certain domestic receipt components in 2016 shows a better percentage compared to 2015. Only excise and Oil Gas income tax PPh component which from the percentage side, its realization was not as good as compared to last year. The decrease in Migas income tax was expected as price of oil and gas commodity in the global market has not returned to its position in 2015. Realization of Domestic Receipts as of September 2016 bANKING INDUSTRy CONDITIONS Indonesia’s financial system stability is maintained, supported by the high resilience of the banking system, which remains strong with well maintained credit, liquidity and market risks. In addition, adequate capital adequacy ratio has been maintained overall in the banking industry. However, credit growth slowed throughout 2016 and in December 2016 was recorded at 7.85 yoy, lower than 10.27 yoy in December 2015. The credit slowdown was in line with the economic growth’s still limited impact on credit demand. On the other side, deposit growth increased. DPK grew 9.60 yoy in December 2016, higher than in December 2015, which amounted to 7.3 yoy. During 2016, deposit growth was supported by Savings, Current Accounts and Savings deposits growth, with demand deposits growing by 23.11. Based on currency type, stable rupiah deposits grew by 11.63, while foreign currency deposits growth was negative throughout 2016. In the midst of limited economic growth, the banking industry resilience remained strong, supported by subdued credit risk and strong capital adequacy ratios. In December 2016, Capital Adequacy Ratio CAR was still high at 22.93, well above the minimum requirement of 8. This condition reflects the high banking resilience to overcome the pressure and turmoil in the economy. Meanwhile, Non Performing Loans NPL remained low at 2.03. Source: Bank Indonesia Monetary Policy, December 2016 and Indonesian Banking Statistics, Vol. 15, No. 1, December 2016 BaNKS’S POSItION IN INDUStrY Based on bjb bank’s performance comparison against average banking industry, in 2016 period, bjb bank managed to record Asset, Loan, DPK growt at XXX, XXX, dan XXX respectively. Such growth is abovebelow the banking industry growth Public Bank. The growth of Asset, Loan DPK for the period of 2016 in banking industry is recorded at 10.40, 7.85, and 9.60 respectively. Interest income achieved by bjb bank at XXX is abovebelow average national banking industry which is at 5.39 in 2016. Laporan Tahunan 2016 138 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016 139 Growing Together with New Expanding Opportunities atas rata-rata industri perbankan nasional yaitu sebesar 5,39 di tahun 2016. Sebagai perbandingan kinerja bank bjb terhadap perbankan nasional, berikut ini merupakan rincian kinerja pertumbuhan Bank dan perbandingan rasio Bank dengan rata-rata industri Perbankan. Tabel Kinerja Pertumbuhan bank dibanding rata-rata Industri Kinerja Performance 2016 2016 bank bjb bjb bank Industri Perbankan banking Industry aset Asset 15.36 10.40 Kredit 15.43 7.85 DpK 16.10 9.60 Laba 16.49 2.96 pendapatan Bunga 5.88 5.39 Beban Bunga 9.96 0.11 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Vol. 15, No. 1, Desember 2016 Tabel Perbandingan Rasio bank dibanding rata-rata Industri Kinerja Tahun 2016 bank Industri Perbankan roa 2.22 2.23 Bopo 82.70 82.22 nIM 7.40 6.83 LDr 86.70 90.70 npL 1.69 2.03 CaSa ratio 46.6 55.33 Car 18.43 22.93 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Vol. 15, No. 1, Desember 2016 As a comparison to bjb bank performance against national banking, the following is a detailed performance of Bank Growth and Bank ratio comparison against average banking industry Table of bank Growth Performance compared to average industry Source: Indonesia Banking Statistics, Vol. 15, No. 1, December 2016 Table of bank Ratio comparison against average industry Source: Indonesia Banking Statistics, Vol. 15, No. 1, December 2016 Laporan Tahunan 2016 140 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016 141 Growing Together with New Expanding Opportunities TINJAUAN OPERASIONAL oPeRaTional RevieW StratEGI PENGEMBaNGaN BISNIS 2016 Keberhasilan bank bjb di 2016 merupakan hasil dari kebijakan stratejik yang tepat dan efektivitas pelaksanaan strategi oleh manajemen. Uraian strategi perusahaan yang telah dilaksanakan di 2016 adalah sebagai berikut. A. Peningkatan Komposisi DPK 1. Pertumbuhan DPK yang Optimal • Peningkatan komposisi CASA melalui program above the line dan below the line, fitur produk, peningkatan fitur layanan ATM, kartu debit nasional internasional, fitur transfer dan payments • Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga melalui peningkatan infrastruktur teknologi dan kerja sama business to government, business to business dan business to human • Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan CASA khususnya tabungan berbasis IT Virtual Account, Mobile Banking, dan lain-lain • Strengthening program promosi melalui redeem point, activities, events dan community marketing • Peningkatan pertumbuhan dana pihak ketiga melalui peningkatan layanan serta kerjasama strategis aliansi strategis baik dengan BUMN, BUMD maupun institusi lainnya • Melakukan dan mengembangkan kerja sama bisnis dengan nasabah dan prospek potensial nasabah institusi • Melakukan relokasi dana pihak ketiga yang disesuaikan dengan domisili dari sumber dana tersebut 2. Peningkatan Kualitas Layanan • Sustainability program pengembangan budaya layanan untuk mendorong kinerja bisnis bank • Pengembangan branchless banking untuk mempermudah layanan jasa transaksi perbankan • Pengembangan dan penambahan layanan transaksi e-banking • Pengembangan pangsa pasar dan peningkatan usage layanan transaksi e-banking • Perluasan jaringan kantor dengan pemilihan lokasi yang disesuaikan dengan pangsa pasar untuk mengoptimalkan layanan • Peningkatan kualitas layanan di semua level, baik mencakup aspek people maupun standarisasi aspek fisik Premises diseluruh outlet bank bjb B. Peningkatan Pertumbuhan Penyaluran Kredit yang Berkualitas Quality Growth 1. Pertumbuhan kredit yang optimal dalam rangka peningkatan Market Share Kredit • Memperkuat risk management di bidang kredit dan administrasi kredit dan bisnis legal untuk men- support pencapaian ekspansi kredit • Mempertahankan dan memperluas market share kredit berpenghasilan tetap KGB serta peningkatan pangsa pasar kredit pensiunan purna bhakti sebagai champion product • Peningkatan portofolio kredit kelolaan dengan fokus penyaluran pada sektor perusahaan pembiayaan, BUMNBUMD strategis dan badan usaha yang telah go public dan dikenal luas melalui skema pembiayaan bilateral, club deal maupun sindikasi • Diversifikasi portofolio melalui pemberian fasilitas kredit pada sektor usaha diluar KMK konstruksi dengan pendekatan collateral base lending dan penyaluran kredit kepada debitur yang terafiliasi dengan debitur segmen korporasi • Peningkatan penyaluran kredit sektor produktif terutama untuk skala usaha mikro, kecil, menengah termasuk penyaluran kredit kepada BPR dan LKM dengan tetap memperhatikan prinsip kehati – hatian • Re-branding waroeng bjb menjadi Sahabat Usaha Untuk Layanan UMKM dengan filosofi berdaya dan berbudaya • Penetapan asset security lending approach dalam menyalurkan kredit UMKM • Peningkatan pertumbuhan portofolio KPR melalui asset buy KPR • Peluncuran kredit kendaraan bermotor bagi internal bjb • Memperluas dan meningkatkan penyaluran kredit program baik secara langsung maupun melalui lembaga linkage dengan pola executing serta mengoptimalkan fungsi bank selaku penata usaha kredit program pola channeling • Melakukan relokasi asset produktif terutama kredit yang disesuaikan dengan domisili sumber kredit tersebut berada untuk mempermudah pelayanan dan monitoring 2. Penyelamatan dan penyelesaian kredit dilakukan dengan upaya-upaya: • Penyelamatan kredit restructure, reschedule, recondition • Penyelesaian kredit dengan cara meningkatkan penagihan dan fokus pada perbaikan NPL dengan TINJAUAN OPERASIONAL oPeRaTional RevieW 2016 BUSINESS DEVELOPMENt StratEGY bjb bank’s success in 2016 is a result of accurate strategic policy and effectivity in the implementation of management strategy. The description of Company’s strategy implemented in 2016 are as follows. A. Improvement in DPK Composition 1. Optimum DPK Growth • CASA composition improvement through above the line and below the line program, product feature, improvement in ATM services feature, national international debit card, transfer and payments feature. • Improvement in third party fund raising through technology infrastructure improvement and cooperation of business to government, business to business and business to human. • Development of CASA improvement supporting infrastructure especially IT based deposits virtual Account, Mobile Banking, etc • Promotion programs strengthening through redeem point, activities, events and community marketing. • Improvement in third party fund growth through services improvement and strategic cooperation strategic alliance with State Owned Enterprises BUMN and Regionally Owned Enterprises BUMD or through other institutions. • To conduct and develop business cooperation with customer and potential prospect of institutional customer. • To relocate third party fund which is adjusted according to domicile of the fund source 2. Improvement in Quality of Services • Sustainability of service culture development program to boost bank’s business performance • Development of branchless banking to simplify banking transaction service. • Development and Enhancement of e-banking transaction service • Development of market share and improvement of e-banking transaction service usage • Office network expansion through a location selected according to the market share to optimize the service. • Improvement in service quality in all level, involving both peole aspects and physical aspect standardization premisesin all bjb bank outlet B. Improvement of Growth in Quality Loan provision 1. Optimum loan growth in the event of loan market share improvement • To strengthen risk management in loan factor and loan administriation and legal business to support loan expansion achievement. • To maintain and expand loan market share with permanent income KGB and improvement of retirees market share post service as the champion product • Improvement in the managed loan portfolio by focusing in the provision to financing company sector, strategic BUMNBUMD and other business entities which has already go public or well known through bilateral financing scheme, club deal or syndication. • Portfolio diversification through credit facility provision to the business sector other than KMK construction through collateral base lending approach and loan provision to debtor affiliated with corporation segment debtor. • Improvement in loan provision of productive sectors, especially for micro, small and medium businesses UMKM including loan provision to BPR and LKM with due observance to principle of prudence. • Re-branding of waroeng bjb to be Business Friend for UMKM Services under the philosophy of empowerment and cultural • Determination of asset security lending approach in providing UMKM loan • Improvement in mortgage loan KPR growth portfolion thorugh KPR asset buy. • Automotive loan launcing for bjb internally. • To expand and improve loan provision program either directly or through linkage institution with executing patter and to optimize bank’s function as the loan business manager channlingpattern program. • to relocate productive assets primarily the loans adjusting to the domicile of the loan source to simplify the service and monitoring. 2. Loan redemption and settlement conducted through the following efforts: • Loan redemption restructuring, rescheduling, reconditioning • Loan settlement thorugh improvement of collection and focus on the improvement of NPL by applying Laporan Tahunan 2016 142 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

143

Growing Together with New Expanding Opportunities penerapan early warning system dan upaya percepatan eksekusi agunan melalui lelang KPKNL balai lelang swastapenjualan sukarela, hapus buku, klaim asuransi, lawyer dan instansi yang berwenang • Mempertahankan kualitas kredit a. Pengelolaan Non Performing Loan melalui pemantauan kolektibilitas pada setiap unit bisnis pengelola kredit b. Meningkatkan kualitas kajian terhadap risiko kredit sebagai upaya untuk mengendalikan risiko kredit C. Peningkatan fee based income untuk mendukung pencapaian target laba bank 1. Peningkatan pendapatan transaksi treasury dan International Banking, melalui: • Peningkatan volume transaksi melalui transaksi sales nasabah • Enhancement yield instrument treasury dengan tetap memperhatikan risiko pasar • Peningkatan transaksi remittance, trade finance and service • Penambahan agen remitansi baru di luar negeri dan kerjasama dengan instansi-instansi serta organisasi yang mendukung peningkatan transaksi trade dan remitansi • Peningkatan hubungan koresponden secara kuantitas maupun kualitas melalui pengembangan kerjasama existing maupun kerjasama yang baru tercipta 2. Pengembangan jasa transaksi perbankan • Peningkatan fee based melalui peningkatan transaksi payment, transfer, tarik tunai dan lain-lain • Peningkatan layanan produk Wealth Management dan Bancassurance • Peningkatan penjualan kartu kredit bank bjb D. Penguatan Permodalan Bank 1. Penguatan permodalan melalui skema penambahan modal baik melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD maupun tanpa hak memesan efek terlebih dahulu PMTHMETD 2. Melakukan Revaluasi Aset E. Pengembangan Bidang Penunjang untuk mendukung bisnis bank yang tumbuh berkesinambungan 1. Perencanaan dan Change Management • Berperan aktif dalam memantau, meneliti, dan TINJAUAN OPERASIONAL oPeRaTional RevieW memberikan informasi mengenai perkembangan bisnis perbankan terkini yang meliputi strategi bank wide dan strategi cabang, melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait • Penyempurnaan struktur organisasi untuk mendukung proses bisnis yang lebih baik dan optimalisasi fungsi dari setiap unit kerja dan penyeragaman nomenklatur • Melakukan pengawasan proyek untuk medukung terciptanya efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan proyekprogram kerja sehingga dapat tepat waktu • Penerapan implementasi nilai-nilai budaya perusahaan yang mendorong proses perubahan efisien dan efektif 2. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia • Penyusunan capacity planning secara tepat akurat dalam mendukung pengembangan bisnis bank melalui identifikasi kebutuhan struktur organisasi, ekspansi bisnis dan kebutuhan jaringan kantor • Peningkatan performance management system • Proses pelaksanaan rekrutmen yang lebih berkualitas • Peningkatan tata kelola pendidikan dan latihan untuk terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas • Pengembangan program pendidikan dan latihan secara terstruktur dan berkesinambungan • Peningkatan daya dukung sumber daya manusia, sarana dan prasarana diklat 3. Teknologi Informasi dan General Affairs • Memperkuat infrastruktur teknologi informasi sebagai supply chain bank untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan kecepatan dalam bertransaksi bagi nasabah dengan biaya kompetitif di seluruh channel • Peningkatan performance, penambahan kapasitas core banking application dan network infrastruktur • Mendukung unit kerja dan support lainnya dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana kerja 4. Penerapan Manajemen Risiko, Credit Risk, Pelaksanaan Kepatuhan dan Hukum • Mengembangkan budaya sadar risiko Risk Culture • Mengidentifikasi ketentuan terkait kebijakan dan prosedur manajemen risiko terintegrasi • Memperkuat good corporate governance serta mengoptimalkan pendampingan hukum dan bantuan hukum bagi segenap organisasi bank bjb TINJAUAN OPERASIONAL oPeRaTional RevieW early warning system and the effort to accelerate collateral execution through KPKNL auctionprivate auction institutionvoluntary sales, write off, insurance claim, lawyer and competent authorities. • To maintain loan quality a. Management of Non Performing Loan through collectibility monitoring on each business unit managing the loan b. To improve the assessment quality of loan risk as an effor to control loan risk C. Improvement in fee based income to support bank profit achievement 1. Improvement in treasury and international banking treasury income through: • Improvement of transaction volume through customer sales transaction • Enhancement yield instrument treasury with due observance to market risk • Improvement in remitance, trade finance and service transaction. • Addition to new overseas remittance agency and cooperation with institutions and organizations supporting the trade and remittance transactions. • Improvement in correspondence relationship both in quantity and quality through existing or newly created cooperation development 2. Development in banking transaction service • Improvement of fee based through payment transaction, transfer, cash withdrawal improvement etc. • Improvement of Wealth Management dan Bancassurance product service. • Improvement in bjb bank’s credit card sales. D. Bank Capitalization Strengthening 1. Capitalization strengthening through add up capital scheme either through pre-emptive rights HMETD or non pre-emptive rights PMTHMETD 2. To conduct Assets Revaluation E. Development of supporting sector to support the continuous growth of bank’s business 1. Planning and Change Management • To actively take part in monitoring, observing and providing information in relation to the upated banking business development which include bank wide strategy and branch strategy, through intelligence business research together with related business units. • Perfection of organization structure to support a better busines process and optimizing the function of each working unit and nomenclature uniformize. • To conduct project supervision to support the establishment of effectiveness and efficiency of work projectprogram implementation so the work project will be completed in timely manner. • Implementation of the Company’s cultural value that will encourage the process of effeciency and effectiveness 2. Development and Improvement of Human Resources • Precise and accurate Capacity planning in supporting the bank business development through identification of organization structure, business expansion and office network requirement. • Improvement in performance management system • Quality recruitment process • Improvement in the education and training governance to establish qualified human resources. • Development of structural and continuous education and training program • Improvement in the human resource support and education and training facilities 3. Information Techology and General Affairs • To strengthen the information technology infrastructure as supply chain bank to provide comfort, security and fast transaction for the customer with competitive cost in all channel. • Performance improvement, enhancement in core banking application capacity and network infrastructure. • To support other work and support unit by providing work facilities 4. Implementation of Risk Management, Credit Risk, Compliance and Law Implementation • To develope Risk Culture • To identify provisions related to the policy and integrated risk management procedure • To strengthen good corporate governance and to optimize legal counselling and assistance and to optimise legal counselling and assistance to the entire bjb organization Laporan Tahunan 2016 144 Semakin Berkembang Bersama Peluang Baru yang Membentang Annual Report 2016

145

Growing Together with New Expanding Opportunities • Menunjang pertumbuhan bisnis bank bjb, terutama dalam hal memitigasi risiko hukum • Meningkatkan mutu kajian risiko kredit dan pengendalian risiko kredit 5. Peningkatan Kinerja Anak Perusahaan • Melakukan pemenuhan terhadap kewajiban penyertaan modal kepada perusahaan anak dan non anak • Melakukan penjajakan untuk penyertaan modal pada perusahaan baru yang bergerak dilembaga keuangan bank maupun non bank • Melakukan inisiasi terhadap pengembangan dan sinergi sistem IT antara bank bjb dengan anak perusahaan atau non anak perusahaan, untuk mempersiapkan infrastruktur bank bjb sebagai konglomerasi keuangan dan penerapan manajemen risiko terintegrasi • Kerjasama host to host dengan bank bjb Syariah 6. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal • Meningkatkan Internal Audit sebagai Strategic Business Partner dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB • Memberikan assurance atas terciptanya ketaatan perusahaan terhadap ketentuan intern dan kepatuhan bank terhadap ketentuan ekstern 7. Pengendalian Keuangan dan Operasional • Peningkatan transparansi pelaporan keuangan dan pelaksanaan program efisiensi operasional yang berkelanjutan • Melakukan optimalisasi terhadap sistem informasi akuntansi • Penyempurnaan Cost Center dan pengembangan analisa kinerja keuangan • Pengembangan sistem pembayaran non tunai yang meliputi SKNBI e-Channel BI RTGS e-Channel dan MPN e-Channel • Pengembangan dan penerapan Fund Transfer Pricing FTP secara menyeluruh sehingga dapat memberikan penilaian yang sesuai dengan performa masing-masing unit bisnis 8. Hubungan dengan Investor dan Promosi • Menunjuk spokesperson sebagai juru bicara bank bjb dalam rangka memperkuat reputasi perusahaan • Pelaksanaan gathering dan promosi yang tersentralisasi dan terkordinasi • Membangun sarana komunikasi dengan para investor dan media • Memperkokoh brand image bank bjb TINJAUAN OPERASIONAL oPeRaTional RevieW aSPEK PEMaSaraN StratEGI PEMaSaraN

1. PrODUK PINJaMaN