Pemodelan Sistem Analisis Sistem

53 Non linieritas adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas proses pengubahan yang tidak berbanding lurus. Pembelajaran adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas kemampuan sistem untuk menciptakan keluaran berdasarkan proses sebelumnya. Emergensi adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas pemunculan realitas baru yang tidak terduga dalam sistem. Ko-evolusi adalah perilaku hasil penyederhanaan dari kompleksitas perilaku mikro yang dapat mempengaruhi perilaku makro biasanya memerlukan waktu tunda. Kegiatan yang penting yaitu menginterpretasi diagram lingkar kedalam kotak gelap black box. Para analis harus mampu mengkonstruksi diagram kotak sehingga identifikasi sistem dapat menghasilkan spesifikasi yang terinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan proses kontrol. Identifikasi sistem ditentukan dan ditandai oleh adanya determinasi kriteria jalannya sistem yang akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Kriterianya meliputi penentuan output yang diharapkan dari sistem dan perhitungan rasio biaya dan manfaat.

2.9.3 Pemodelan Sistem

Menurut Muhammadi et al. 2001 perilaku dinamis bersumber dari keunikan struktur model, yang dapat dikenali dari hasil simulasi model, sehingga sangat penting untuk memahami perilaku model hasil simulasi berdasarkan penelusuran terhadap struktur model. Simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Tujuan simulasi adalah untuk memahami proses, membuat analisis dan peramalan perilaku proses tersebut di masa depan. Tahapan simulasi adalah : 1 Penyusunan konsep Gejala atau proses yang akan ditirukan perlu dipahami yaitu dengan menentukan unsur-unsur yang berperan dalam gejala atau proses tersebut. Berdasarkan unsur-unsur dan keterkaitannya, dapat disusun gagasan atau konsep mengenai gejala atau proses yang akan disimulasikan. 2 Pembuatan model Gagasan tersebut selanjutnya dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar atau rumus. Model adalah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Model dapat dikelompokkan sebagai model kualitatif, kuantitatif dan model ikonik. 54 Model kualitatif adalah model yang berbentuk gambar, diagram, atau matriks yang menyatakan hubungan antar unsur. Dalam model ini tidak digunakan rumus-rumus matematik, statistik atau komputer. Model kuantitatif adalah model yang berbentuk rumus-rumus matematik, statistik atau komputer. Model ikonik adalah model yang memiliki bentuk fisik sama dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat diperbesar atau diperkecil, sehingga dapat dilakukan percobaan untuk mengetahui perilaku gejala atau proses yang ditirukan. 3 Simulasi Simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan model yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut : 1 Simulasi model kualitatif dilakukan dengan menelusuri dan mengadakan analisis hubungan sebab akibat antar unsur dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk mengetahui perilaku gejala atau proses. 2 Simulasi model kuantitatif dilakukan dengan memasukkan data kedalam model, dimana perhitungan dilakukan untuk mengetahui perilaku gejala atau proses. 3 Simulasi Model ikonik dilakukan dengan mengadakan percobaan secara fisik dengan menggunakan model tersebut untuk mengetahui perilaku model dalam kondisi yang berbeda. Perilaku model ini dianggap menirukan gejala atau proses yang diamati. 4 Validasi hasil simulasi Validasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan proses atau gejala yang ditirukan. Model dinyatakan baik apabila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang ditirukan kecil. Hasil simulasi digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta mengetahui kecenderungannya di masa mendatang. Pemahaman ini berguna untuk memperoleh solusi yang terbaik mengenai masalah yang dihadapi dalam manajemen dan memperkirakan kecenderungan keadaan di masa mendatang. Pendekatan sistem menurut Marimin 2004 memiliki keunggulan yaitu : 1. Sangat diperlukan karena semakin dirasakan interdependensinya dari berbagai bagian dalam mencapai tujuan sistem 2. Dapat memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan dapat menggunakan peralatan yang multidisiplin dan komprehensif 55 3. Dapat mengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan serta dapat mengarahkan permasalahan secara menyeluruh 4. Sangat menonjolkan tujuan yang ingin dicapai dan tidak terikat pada prosedur koordinasi atau pengawasan dan pengendalian itu sendir 5. Berguna sebagai cara berpikir dalam suatu kerangka analisis yang dapat memberi pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Kelemahan dari pendekatan sistem adalah : 1. Menambah kompleksitas analisis yang kadang pendekatan sistem mengakibatkan kebingungan terutama bagi peneliti atau pemakai pemula 2. Tidak bisa memberikan resep yang langsung bisa diterapkan karena harus melakukan pengolahan lebih jauh lagi 3. Menghendaki seseorang untuk bersikap kritis dan mempunyai kemampuan diagnostik yang dapat memahami setiap permasalahan dalam kaitannya dengan lingkungan yang dihadapi. Doppelt 1987 mengatakan bahwa suatu rancangan sistem yang kompleks sangat tergantung pada partisipasi dan kontribusi banyak orang.

2.9.4 Teknik Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja