Tahapan Implementasi Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Dalam penyiapan dana perlu dipertimbangkan sumbernya apakah berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang melalui dana dekonsentrasi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD atau bantuan dari pihak lain Grants. 3 Penetapan Standard Operational Procedure Pelaksanaan program pembangunan pertanian terpadu melibatkan banyak instansi dan kelembagaan sehingga perlu ditetapkan prosedur pelaksanaannya Standard Operational Procedure. Dalam hal ini perlu ditetapkan instansi apa melaksanakan kegiatan apa, dan bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut agar dapat dicapai agropolitan yang lestari. 4 Pelaksanaan Program Program pembangunan pertanian terpadu mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh berbagai instansi sehingga diperlukan koordinasi yang baik sehingga dapat dihindari terjadinya tumpang tindih kegiatan, misalnya : - Dinas Pekerjaaan Umum, menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengelolaan USDT berkelanjutan - Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur melaksanakan kegiatan penyiapan bibit wortel unggul, dan input lainnya - Dinas Peternakan menyediakan bibit ayam bukan ras Buras dan pemanfaatan kotorannya - Dinas Perkebunan menyediakan bibit tanaman kopi dan input lainnya - Dinas Kehutanan melakukan pembinaan pemanfaatan hutan secara bijaksana, termasuk didalamnya pembuatanrehabilitasi teras - Balai Penyuluhan Pertanian melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang bagaimana melakukan pengelolaan USDT secara berkelanjutan - Aparat pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten melakukan kegiatan sesuai tanggung jawabnya yaitu mengatur kehidupan masyarakat agar tidak merusak hutan, memotivasi, menarik pajak dll. 5 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan kegiatan oleh berbagai instansi perlu dimonitor dengan panduan yang jelas dan pada waktu yang ditetapkan baik rutin maupun insidental. Pelaksanaan kegiatan juga perlu dievaluasi pada tingkat pelaksanaannyaprosesnya dengan metode on going-evaluation atau tingkat keberhasilannya dengan metode evaluasi dampak. 6 Rencana Tindak lanjut Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang diperoleh, selanjutnya dianalisis untuk menetapkan rencana tindak lanjut RTL.

10.5.3 Syarat Perlu dan Syarat Cukup Implementasi Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Model pengelolaan USDT berkelanjutan dikawasan agropolitan didukung oleh variabel-variabel penting yang sangat berperan mendukung terselenggaranya pengelolaan USDT berkelanjutan, yaitu : 1 Aspek Sosial dan kelembagaan Aspek sosial kelembagaan yang penting adalah partisipasi masyarakat Pertanian dalam pengelolaan USDT berkelanjutan dan jumlah anggota kelompok tani. 2 Aspek teknis Aspek teknis yang penting adalah teknik pembuatan teras yang baik belum dikuasai oleh petani. 3 Aspek Lingkungan Aspek lingkungan yang penting adalah erosi yang terjadi pada lahan usahatani sayuran dataran tinggi di kawasan agropolitan. 4 Aspek Ekonomi Aspek ekonomi yang penting adalah usahataninya belum terpadu dengan sektor lain, dan masih mengandalkan produksi sayuran, belum ada upaya mengolah hasil sayuran menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakakan bahwa syarat perlu untuk berhasilnya pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan adalah adanya rehabilitasi teras pada lahan usahatani sayuran agar dapat dihindari terjadinya penurunan produksi sayuran karena kurang suburnya lahan usahatani. Syarat cukup untuk berhasilnya pengelolaan USDT berkelanjutan di kawasan agropolitan adalah dilaksanakannya rehabilitasi teras pada lahan usahatani sayuran agar produksi sayuran stabil ditambah dengan pelaksanaan program pertanian terpadu karena kurang suburnya lahan usahatani.

10.5.4 Kelembagaan dalam Pengelolaan USDT Berkelanjutan

Salah satu aspek penting yang mendukung keberhasilan implementasi pengelolaan USDT berkelanjutan adalah kelembagaanorganisasi. Kelembagaan yang menangani pengelolaan USDT berkelanjutan melibatkan banyak pihak sehingga diperlukan kepemimpinan yang kuat, dalam hal ini selayaknya dipegang oleh Bupati sebagai penanggung jawabnya. Ketua I dan II adalah yaitu Asisten Daerah bidang perekonomian dan pembangunan dan Ketua Bappeda, sedangkan Sekretaris I dan II dapat dipegang oleh salah satu dinas yang ada yaitu Dinas Pertanian yang menangani teknis pertanian, atau Dinas Kehutanan yang menangani rehabilitasi teras dan Kepala Bagian dari kantor Sekretariat Daerah . Masing-masing dinas yang ada di kabupaten Cianjur dan terkait dengan pengelolaan lahan berkelanjutan dimasukkan ke dalam Tim Teknis, sedangkan Dinas terkait lainnya dimasukkan kedalam Tim teknis penunjang. Kelembagaan yang kuat dan didukung oleh berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, disertai dukungan dana yang memadai untuk melaksanakan program pembangunan pertanian terpadu akan dapat menghasilkan agropolitan yang lestari yaitu, suatu kota pertanian yang hidup dan berkembang oleh subsistem agribisnis sayuran dataran tinggi.